PART 6

"Nas... Anas.." ucap Adira mulai meracau.

Pertapa Tua terus memperhatikan reaksi dan gerakan Adira hingga Adira mulai membuka matanya setengah jam kemudian.

Adira masih duduk di bawah air terjun, merasakan derasnya aliran air menghantam kepalanya.

"Aduu..." ucap Adira merasa kesakitan.

"Akek, kok Dila di cini?" tanya Adira heran.

"Kamu habis digigit ular, jadi Kakek obati," jawab Pertapa Tua sambil membantu Adira menjauhi air terjun.

"Ayi! Ayi mana?" tanya Adira saat kesadarannya mulai kembali.

Ayi yang sedari tadi setia menunggu Adira, langsung mengeluarkan suara dan melompat ke pundak Adira, lalu memeluknya. Ayi pun mulai menangis karena rasa takut kehilangan akan teman satu-satunya di hutan ini.

"Ayi celamat! Ayi celamat!" ucap Adira senang sambil balik memeluk tubuh kecil Ayi.

"Kemari Dira," panggil Pertapa Tua yang sudah berada di pinggir danau.

Adira pun segera melayang menuju ke pinggir danau. Ia kaget karena tubuhnya terasa lebih ringan dan lebih kuat dari biasanya.

"Hmm, merasa ada yang beda?" tanya Pertapa Tua tersenyum.

"Lingan. Dila adi lingan dan uat!" ucap Adira melompat-lompat, memastikan kekuatannya.

"Hahaha. Itu karena kamu habis minum darah dan makan jantung dari ular sakti," ucap Pertapa Tua.

Adira yang tak begitu paham maksud Pertapa Tua pun hanya tertawa dengan riang, lalu berlari mendekat.

Begitu sampai di dekat Pertapa Tua, Pertapa Tua langsung mengangkat Adira dan melemparkannya tinggi ke udara.

Adira segera bersalto dan melesat turun dengan bahagia.

"Agi! Agi!" ucapnya semangat.

Adira memang paling suka bermain lempar tinggi dengan Pertapa Tua, dan melesat cepat menyusuri hutan dengan Loreng.

Pertapa Tua pun kembali melempar Adira tinggi ke udara, dan Adira pun kembali mendarat dengan mulus.

Setiap lemparan yang dilakukan, Pertapa Tua menambahkan kecepatan dan ketinggian lemparannya, dan Adira selalu berhasil mendarat dengan mulus.

"Cucu Kakek semakin pintar!" ucap Pertapa Tua tertawa dengan bahagia.

"Ayo kita kembali ke rumah," ucap Pertapa Tua melayang sendirian menuju rumahnya.

"Akek.. Unggu Dila.." Adira yang masih belum tahu cara terbang melayang seperti Pertapa Tua pun berlari, melesat dengan cepat menembus hutan.

"Loleng, ayo alap lali!" ucap Adira kepada Loreng yang berlari di sebelahnya.

Loreng pun mengaum dengan kencang dan menambah kecepatannya. Sedangkan Ayi berpegangan dengan kencang di punggung Loreng. Ayi berteriak-teriak ketakutan karena kecepatan yang luar biasa itu.

"Hahaha! Ayi lemah!" teriak Adira mengejek Ayi.

Ayi yang tidak terima diejek pun segera melompat ke pepohonan dan berlari sendiri menuju ke rumah. Ayi melesat melompati satu pohon ke pohon lain dengan lincahnya.

"Uu!! Uu!!" Di tengah lompatannya, Ayi berteriak dengan bangga.

"Ayi ebat!" ucap Adira tertawa dengan senang.

###

"Hole! Dila menang!!" ucap Adira saat sudah sampai di rumah, lima detik lebih cepat daripada Loreng.

"Akek! Dila akilnya menang awan Loleng!" ucap Adira berlari menuju Pertapa Tua.

"Hahaha," Pertapa Tua tersenyum sambil mengelus jenggotnya. "Ayo duduk sini, tadi Kakek dapat makanan dari warga."

Adira dan Ayi pun duduk bersisian, menunggu Pertapa Tua membuka bungkusan makanan.

"Ini apa Kek?" tanya Adira yang baru pertama kali melihat roti.

"Ini namanya roti, terbuat dari gandum. Ayo dimakan," ucap Pertapa Tua memberikan bungkusan itu kepada Adira.

"Ini uat Akek," ucap Adira membelah rotinya menjadi empat dan memberikan satu potongan kepada Pertapa Tua, dan satu kepada Ayi.

Pertapa tua tersenyum menerima roti pemberian Adira, "Terima kasih."

Adira kemudian berjalan mendekati Loreng dan memberikan satu potong roti kepadanya. Loreng yang merupakan hewan pemakan daging, tentu saja tak mau diberi roti. Loreng pun melengos dan membuat Adira bingung.

"Dira, Loreng tidak makan roti," ucap Pertapa Tua mendekati Adira.

"Pergilah berburu," ucap Pertapa Tua yang dijawab dengan auman oleh Loreng, lalu ia melesat masuk ke dalam hutan.

"Dira, selesai makan kita belajar membaca dan menulis lagi ya," ucap Pertapa Tua.

"Acik! Baca buku celita!" ucap Adira dengan bahagia.

###

"Tuan.. Maaf.. Maafkan saya.. Ampuni saya.. Saya bersalah Tuan.. Maafkan saya.."

"Pak, Bapak.. Bangun, Pak!!" ucap bocah kecil berusia lima tahun itu sambil menggoyang-goyangkan tubuh ayahnya.

"Tuan!!" teriak Juki lalu ia membuka matanya.

Ia bangun terduduk dengan badan sudah penuh dengan keringat. Nafasnya tersengal-sengal. Pikirannya masih kacau karena mimpi yang dialaminya barusan.

Mimpi ini lagi... batinnya menangis sedih.

"Rendra.. Bapak nggak bisa hidup seperti ini, Nak.." ucap Juki memeluk anaknya dengan hati yang hancur.

Rasa bersalah yang tak terbendung, dosa yang tak bisa ditebus, membuatnya memimpikan kejadian itu hampir setiap malam.

Mau gila rasanya. Ledakan mobil yang dengan Tuan Bima, Nyonya Andini, dan Nona Adira yang masih ada di dalam mobil. Api besar membakar tubuh mereka.

Dimimpinya, mereka tak mati. Mereka keluar dengan tubuh penuh luka bakar dan berjalan mengejar dirinya.

Juki yang ketakutan, tak bisa kabur, kaki dan tangannya lemas tak bisa digerakkan.

Di belakang mereka, ada istrinya yang juga berjalan menatap nanar kepadanya. Dengan pisau masih menancap di perutnya, dan juga darah segar terus mengalir dari lubang itu.

"Bapak..." ucap Rendra menangis pilu melihat kondisi ayahnya.

Benar.. Aku masih punya Rendra.. Aku harus kuat demi anakku.. ucap Juki kembali pada kesadarannya.

Dipeluk dan diciumnya putranya itu. Satu-satunya harta yang ia miliki saat ini. Jika ia mati, siapa yang akan menanggung dosanya? Ia takut Tuhan malah akan menghukum putranya akibat dosa yang diperbuatnya.

Tidak. Ia tak mau putranya menanggung karmanya. Biarlah ia yang memikul semua ini sendiri. Aku masih kuat. Aku harus kuat. Berkali-kali ia mengulang kalimat itu untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Bapak.. Rendra juga kangen Ibu.." ucap Rendra pilu.

Jger!

Bagaikan tersambar petir, ia taj menyangka putranya yang masih kecil itu mengingat ibunya.

"Rendra.." Juki menatap Rendra dengan pedih.

"Rendra tau, ibu sudah tak ada.. Ibu sudah meninggal.." ucap Rendra menunduk sedih.

Juki tak tahu harus berbuat apa. Selama ini, ia selalu berkata 'Ibu pergi ke tempat yang jauh'. Ia tak menyangka putranya kini sudah mengerti maksud ucapannya itu.

"Kemarin, Ibunya teman Rendra juga dikubur di tanah.. Rio bilang, kalau sudah dikubur di tanah, artinya Ibu sudah meninggal, sudah tidak ada di dunia ini lagi.." ucapnya sambil menunduk.

"Rendra..." ucap Juki memeluk Rendra.

"Pak.. Apa ini karena Rendra.." tanya bocah kecil itu mulai menitikkan air mata.

"Apa maksudmu, Nak? Bukan.. Ibu meninggal karena kesalahan Bapak.. Rendra nggak salah.." ucap Juki ikut menangis bersama putra semata wayangnya.

"Waktu di hutan dulu, ada tiga orang pria datang menarik Ibu.. Ibu meminta Rendra untuk bersembunyi.. Mereka memukuli Ibu, tapi Rendra cuma bisa sembunyi.." ucap Rendra menangis tersedu-sedu.

Juki tak menyangka, putranya ternyata melihat waktu ibunya dibunuh. Dua tahun ia memendam ini sendirian. Seberapa besar kah ketakutannya selama ini.

Tuhan.. Tolong hukum saja hamba.. Jangan limpahkan kesalahan hamba kepada anak hamba.. batinnya meraung pilu.

"Waktu itu kamu masih kecil, Nak.. Bapak bersyukur kamu bersembunyi.. Terima kasih karena sudah selamat, Nak.." Juki memeluk Rendra dengan erat

Ia mencoba untuk menguatkan dirinya. Kalau ia tak kuat, bagaimana ia bisa menguatkan putranya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

akbr

akbr

kampretttt
w jadi ketagihan sama novel lu thor
good good👍👍👍😀

2021-07-10

0

Srikandi Hayaka

Srikandi Hayaka

7 Boomlike n 5 rate sdh mendarat Mamih...
Tetap jaga kesehatan n tetap semangat berkarya y Mih...!

2021-02-28

7

Faika Pertiwi

Faika Pertiwi

Adira harus semangat n brjuang utk jadi kuat demi kluargamu

2021-02-07

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1
3 PART 2
4 PART 3
5 PART 4
6 PART 5
7 PART 6
8 PART 7
9 PART 8
10 PART 9
11 PART 10
12 PART 11
13 PART 12
14 PART 13
15 PART 14
16 PART 15
17 PART 16
18 PART 17
19 PART 18
20 PART 19
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PENGUMUMAN (HIATUS)
107 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1
3
PART 2
4
PART 3
5
PART 4
6
PART 5
7
PART 6
8
PART 7
9
PART 8
10
PART 9
11
PART 10
12
PART 11
13
PART 12
14
PART 13
15
PART 14
16
PART 15
17
PART 16
18
PART 17
19
PART 18
20
PART 19
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PENGUMUMAN (HIATUS)
107
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!