PART 2

"Mama gimana, Raf?" tanya Adi sambil melepas sabuk pengamannya.

"Kondisi Mama masih sama, Pa. Sekarang sedang ada di kamar dengan Dokter Irvan. Sebenarnya ada apa, Pa?" tanya Rafa yang melihat kecemasan di wajah ayahnya.

"Huff..." Adi menghela nafas panjang sambil menegak sebotol air mineral.

"Tadi pagi Papa dapat kabar dari Pak Marwan, polisi kenalan Papa. Katanya tadi pagi dia menemukan bangkai mobil di dalam jurang, dugaan itu mobil yang dikendarai Bima. Tapi polisi masih belum bisa mengeluarkan bangkai mobil itu karena jurangnya terlalu dalam.." Adi memandang jendela pesawat dengan tatapan kosong, lalu melanjutkan penjelasannya.

"Dugaan Papa, ada orang yang menyebabkan kecelakaan ini.."

"Apa Arya sudah tahu, Pa?"

"Belum. Kamu jangan kasih tahu Arya dulu, Raf.Kakakmu itu tak bisa diandalkan. Sudah dua puluh enam tahun tapi masih saja suka main-main," ucap Adi menggeram. "Kalau dugaan Papa benar, tak hanya Bima, mereka pasti akan mencelakai keluarga kita lagi. Makanya Papa bawa Mama ke luar negri. Lagipula, tim medis di sana lebih handal."

"Kalau begitu, Rafa dan Dokter Irvan akan konsul kepada pihak rumah sakit di sana, supaya Mama bisa dirawat di luar rumah sakit saja. Rafa akan carikan rumah dan kerahkan beberapa orang untuk menjaga Mama di sana," ucap Rafa saat pesawat mulai mendarat.

Di lapangan terbang yang luas tersebut, sudah menunggu satu buah ambulance dan satu buah mobil van hitam. Rafa dan Dokter Ivan segera mendorong brankar Rahayu-Ibunda Rafa, menuju ke dalam ambulans, dan Adi segera berlari masuk ke dalam van.

###

"Pa, pemeriksaannya sudah selesai. Dokter bilang Mama boleh dirawat di rumah. Rafa sudah beli sebuah rumah di pinggiran kota, jauh dari pemukiman warga. Akan ada dua puluh orang penjaga, satu orang asisten, dua orang dokter termasuk Dokter Ivan, dan dua orang perawat yang akan menjaga Mama 24 jam di sana. Nanti Rafa juga akan tinggal di sana menjaga Mama," ucap Rafa menjelaskan.

"Hmm.. Tidak. Kamu pulanglah ke Indonesia. Untuk sementara, Papa yang akan tinggal di sini menjaga Mama." Adi beranjak berdiri dan bergegas masuk ke kamar rawat istrinya.

"Tuan Adi, Nyonya Rahayu sudah boleh dipindahkan. Kita bergerak sekarang?" tanya Dokter Irvan, dokter yang sudah dua generasi mengabdi sebagai dokter pribadi Keluarga Samudra.

"Ya, kita bergerak sekarang," ucap Adi memberikan kode kepada para perawat untuk memindahkan brankar Rahayu ke dalam Ambulans.

"Saat kamu tiba di Indonesia, segeralah hubungi Pak Kumar. Beliau menyimpan berkas-berkas penyelidikan Papa selama ini," ucap Adi merangkul putra bungsunya sebelum berpisah.

Mereka berangkulan cukup lama, hingga Adi melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam ambulans.

"Baik, Pa," ucap Rafa sambil menutup pintu belakang Ambulans.

###

"Oek.. Oek.."

Di dalam rumah kabin kecil di tengah hutan, Adira kecil menangis dengan kencangnya. Mengundang perhatian hewan-hewan disekitarnya. Hutan yang tadinya ramai dengan suara serangga, monyet, dan kelinci yang sedang bermain-main, tiba-tiba menjadi hening karena suara asing yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.

Beberapa hewan yang penasaran, datang mendekati sumber suara, tetapi mereka langsung kabur setelah melihat seekor harimau besar sedang berdiri dengan gagah di depan sebuah kabin.

Sang harimau yang sedang mondar mandir di depan pintu kabin itu segera masuk menghampiri bayi mungil yang sudah banjir air mata.

Perlahan, sang harimau merebahkan tubuhnya di sebelah Adira dan mendekatkan perutnya ke wajah Adira. Spontan, Adira langsung menyusu pada harimau besar tersebut.

"Pintar kamu Loreng," ucap Pertapa Tua yang baru pulang dari meditasinya.

"Roarr.." sang harimau mengaum merespon ucapan majikannya.

Mendengar suara raungan yang begitu besar dan mengintimidasi, Adira kecil bukannya takut tetapi malah tertawa. Pertapa Tua langsung mengangkat tubuh Adira, dan ikut tertawa.

"Hahaha, bocah pintar. Tak hanya pemberani, tubuhmu juga sangat kuat! Lihat tulang-tulangmu ini! Hahaha. Mulai sekarang, kau akan kujadikan muridku," ucapnya dengan senang.

Dengan lembut, Pertapa Tua meletakkan Adira ke atas tikar, membuat beberapa gerakan dengan telapak tangannya, lalu ia menekan kening Adira dengan kuat. Cahaya putih berkilauan keluar dari jari telunjuknya dan tertanam dalam kening Adira.

"Ini akan melindungimu, dan akan membuatku semakin kuat! Hahaha," ucap Pertapa Tua dengan senang.

"Loreng, kau temani Adira lagi ya. Aku akan kembali meditasi," ucap Pertapa Tua berjalan menuju ke sebuah gua.

Dengan patuh, Loreng mulai merebahkan tubuhnya dan duduk melingkari Adira. Adira kecil yang sedang aktif-aktifnya, meraih tubuh Loreng, dan mencoba untuk menegakkan tubuhnya.

"Uh.. Uh.." Berulang kali Adira berusaha untuk menegakkan tubuhnya. Loreng hanya diam memperhatikan Adira dan membiarkan tubuhnya dijadikan sebagai sanggaan.

Tak disangkal, setiap usaha pasti pernah gagal. Adira kecil terjatuh, sikunya membentur tanah dan ia kembali menangis.

Loreng yang melihat itu, mengubah posisinya menjadi duduk dan menjilati luka Adira, dan juga wajahnya. Seketika, Adira kegelian dan kembali tertawa. Luka disikutnya pun sudah tak sakit lagi, bahkan tak membekas sama-sekali.

"Hahaha. Loleng," ucapnya sambil tertawa

Loreng pun mendengkur dan mengusap-usapkan kepalanya pada tubuh kecil Adira.

Adira kecil pun kembali bertekad untuk bisa berjalan. Ia kembali meraih kaki depan Loreng, dan menjadikannya sebagai cagakan.

Dari matahari terbit hingga teriknya sudah sampai di ufuk, Adira akhirnya berhasil menyeimbangkan tubuhnya, meski masih bersangga pada kaki Loreng.

"Hahaha. Loleng!" ucap Adira dengan senang.

"Roar.." Loreng pun ikut mengaum melihat kebahagiaan di wajah bayi kecil di hadapannya.

Pertapa Tua yang baru pulang dari meditasinya, datang melihat Adira sudah bisa berdiri dibantu oleh Loreng

"Hahaha! Bocah pintar, bocah pintar!" ucap Pertapa Tua tertawa.

Pertapa tua kemudian mendekati Adira, menggendongnya, dan melemparkannya tinggi-tinggi ke udara. Merasa diajak bermain, Adira pun kembali tertawa.

"Hahaha, bocah kecil pemberani!" ucap Pertapa Tua kembali memuji Adira.

"Hahaha. Loleng!" ucap Adira kecil.

"Loleng? Wah.. Wah.. Kata pertama yang keluar dari mulutmu adalah nama macan tua itu?" ucap Pertapa Tua menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hahaha. Loleng!" ucap Adira kembali sambil menunjuk Loreng.

"Iya, iya.. itu Loreng," ucap Pertapa Tua tersenyum.

"Loreng, sudah saatnya Adira makan siang, tolong ya," ucap Pertapa Tua sambil menidurkan Adira di atas tikar.

Paham dengan maksud majikannya, Loreng pun kembali menyusui Adira hingga bayi kecil itu tertidur.

###

"Ma.. Maafin Papa.. Papa nggak bisa menjaga Bima.. Mama cepat bangun ya.. Papa rindu," ucapnya sambil membelai halus rambut istrinya itu.

Ditatapnya wajah putih pucat dengan bibir putih yang sudah pecah-pecah itu. Disekanya wajah Rahayu dengan kapas basah, menjaga kulit istrinya agar tetap terhidrasi.

Tok tok tok...

Terdengar suara ketukan dari pintu kamar besar tersebut. Adi pun meletakkan kapas di tangannya, dan meminta suster penjaga untuk membasuh badan istrinya.

"Silakan masuk," ucapnya sambil berjalan ke ambang pintu.

"Tuan Adi, makan siang sudah siap, lebih baik Tuan makan siang sekarang karena sudah jam dua," ucap Ethan, sang asisten.

"Hmm.. Baiklah.." ucapnya saat melihat arloji di pergelangan tangannya.

Sambil menikmati santapannya, Adi memeriksa ponselnya. Dilihatnya pesan dari Rafa:

'Pa, Rafa sudah dapat berkas dari Pak Kumar. Polisi juga sudah berhasil mengangkat bangkai mobil dari dalam jurang. Tetapi polisi tidak menemukan Bima maupun Andini. Bangkai mobilnya kosong, tetapi ditemukan tas berisi botol dan pakaian Adira yang hangus terbakar..'

'Sekarang Pak Kumar dan para polisi masih mencari keberadaan Bima. Semoga mereka semua selamat, Pa.'

Adi menutup ponsel lipatnya itu, lalu dimasukkannya kembali ke dalam saku jasnya.

"Bima, anakku ... Kamu di mana, Nak.."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

User Minor

User Minor

hadir

2023-02-07

0

Alva Arif

Alva Arif

lanjut terusssss

2022-05-23

0

Ssaeda Aditia

Ssaeda Aditia

6 bulan sdh bisa bicara ya thor

2022-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1
3 PART 2
4 PART 3
5 PART 4
6 PART 5
7 PART 6
8 PART 7
9 PART 8
10 PART 9
11 PART 10
12 PART 11
13 PART 12
14 PART 13
15 PART 14
16 PART 15
17 PART 16
18 PART 17
19 PART 18
20 PART 19
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PENGUMUMAN (HIATUS)
107 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1
3
PART 2
4
PART 3
5
PART 4
6
PART 5
7
PART 6
8
PART 7
9
PART 8
10
PART 9
11
PART 10
12
PART 11
13
PART 12
14
PART 13
15
PART 14
16
PART 15
17
PART 16
18
PART 17
19
PART 18
20
PART 19
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PENGUMUMAN (HIATUS)
107
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!