Sambil membawa uang seribu rupiah di tangannya, Adira berlari menuju warung Bu Romlah.
"Tante," sapa Adira saat melihat Bu Romlah sedang mengangkat karung besar untuk persediaan warungnya.
"Eh Dira, kamu sudah makan?" tanyanya kepada gadis kecil itu.
"Sudah, Tante. Tante lagi apa?"
"Ini, tadi baru turun dari mobil. Jadi Tante harus bawa masuk ke dalam biar nggak hilang," ucap Bu Romlah menjelaskan.
"Dira bantu ya, Tante. Tante istirahat saja," ucap Adira langsung mengangkat karung itu
Bu Romlah yang tadinya hendak melarang pun mejadi ternganga saat melihat Adira mengangkat karung beras seberat 10 kg itu seperti tak merasakan beban apapun.
"Emm.. Tante, ini taruh mana?" tanya Adira saat sudah masuk ke dalam warung.
"Eh, taruh sini saja," ucap Bu Romlah masih terperangah.
Setelah meletakkan karung pertama, Adira pun segera keluar dan mengangkat karung-karung lainnya ke dalam warung.
"Wah, Dira.. Kamu hebat ya. Benar-benar cucu Kakek Sakti.." ucap Bu Romlah terkagum.
"Ini, minum dulu." Bu Romlah kembali dari dapur membawakan segelas es sirup.
Perlahan, Adira mencicipi air berwarna merah tersebut. Begitu merasakan manis dan dingin, Adira segera menghabiskan minuman itu.
"Wah.. Ini enak sekali, Tante!" ucap Adira dengan semangat.
"Dira suka?" tanya Bu Romlah tersenyum.
"Suka, Tante!" jawabnya senang.
"Kalau gitu, setiap Dira mau minum es sirup, Dira bisa datang kemari ya," ucap Bu Romlah sambil mengelus rambut Adira.
"Dira boleh minum ini setiap hari, Tante?" tanya Adira dengan mata berbinar.
"Hahaha. Boleh, boleh." Bu Romlah menjawab sambil tertawa.
"Ini Tante, Dira mau permen yang kemarin," ucap Adira memberikan uang seribuan yang didapatnya dari Nenek tadi.
"Dira mau permen loli lagi?" tanya Bu Romlah.
"Iya, kata Nenek, ini bisa ditukar dengan permen," ucap Dira menyodorkan uangnya kembali.
"Hahaha. Iya, bisa. Tapi uang itu Dira simpan saja ya, permennya Tante kasih saja," ucap Bu Romlah sambil mengambil beberapa buah permen dan beberapa makanan lainnya, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik.
"Nah, ini hadiah buat Dira karena sudah membatu Tante," ucap Bu Romlah memberikan kantong itu untuk Adira.
"Makasih, Tante," ucap Adira tersenyum senang.
###
Setelah berpamitan, Dira kemudian berlari kembali ke rumah.
Di tengah jalan, ia melihat tukang bakso yang kemarin didatanginnya bersama Rendra.
"Dira lapar.." gumam Adira saat mencium wangi bakso.
"Pak, baksonya satu ya," ucap Dira mengikuti perkataan Rendra saat memesan bakso.
Adira kemudian duduk dan menunggu pesanan baksonya jadi. Setelah bakso pesanannya datang, Dira segera menghabiskannya.
"Makasih ya Pak," ucap Dira hendak berlalu.
"Eh.. Neng tunggu dulu!" seru pedagang bakso.
"Nama aku Dira, bukan Neng," jawab Adira mengerucutkan bibirnya.
"Iya, Dira belum bayar baksonya," ucap pedagang bakso menatap Adira.
"Bayar itu apa?" tanya Dira membalas tatapan pedagang bakso.
Pedagang bakso pun terbelalak mendengar pertanyaan Adira. "Bayar itu, tukar makanan dengan uang."
"Tapi kemarin Dira makan dengan Kak Rendra nggak bayar," ucap Adira dengan polos.
"Den Rendra bayar kemarin. Dira aja nggak lihat," jawab pedagang bakso.
Mendengar itu, Dira segera memberikan uang yang dimilikinya.
"Ini uang," ucapnya tersenyum.
"Kurang Neng," ucap pedagang bakso sambil menatap selembar uang seribu rupiah yang disodorkan Dira.
"Dira, bukan Neng. Memang kurang berapa?" tanya Dira heran.
"Kurang tujuh ribu Dira. Kurang tujuh lembar lagi," ucap pedagang bakso menghela nafas panjang.
"Tapi Dira hanya punya itu.."
"Aduh Neng.. Kalau nggak punya uang, jangan makan bakso.." Pedagang bakso menggerutu dengan kesal.
"Tapi Dira lapar," sungut Dira.
"Kalau lapar makan di rumah, jangan jajan di luar," omel pedagangi itu lagi.
Di sisi lain, Juki sedang mencari Adira karena ia tak menemukan Adira saat pulang ke rumah satu jam yang lalu. Ia takut terjadi apa-apa dengan Adira. Dan benar saja, Juk melihat Adira sedang berbicara dengan tukang bakso yang terlihat kesal.
"Dira, paman mencarimu kemana-mana, nggak tahunya kamu di sini," ucap Juki lega sambil mendekatinya.
"Pak, ponakan Bapak makan bakso, bayarnya kurang," ucap pedagang begitu melihat Juki.
"Kurang berapa, Pak?" tanya Juki.
"Kurang tujuh ribu, Pak," ucap pedagang tersenyum. Akhirnya, dagangannya tak jadi rugi.
Setelah membayar, Juki segera menggandeng Adira kembali ke rumah.
"Dira, kalau mau beli bakso bilang Paman ya. Karena kalau mau beli barang atau mau jajan makanan, kita harus bayar dengan uang," ujar Juki tersenyum.
"Dira lapar Paman. Dira tidak tahu kalau mau makan harus bayar. Kalau di hutan, kalau Dira lapar Dira tinggal memetik buah, tidak usah bayar," jawab Dira.
"Di sini berbeda dengan di hutan sana, Nak. Di sini kalau mau sesuatu, harus ditukar dengan uang," jelas Juki dengan sabar
"Tinggal di sini repot ya, Paman.." ucap Adira dengan sedih.
Juki yang menyadari kalau Adira masih belum beradaptasi dengan lingkungan barunya pun segera menjelaskan dan mengajari Adira perbedaan desa dan hutan.
Juki mengeluarkan dompetnya dan mengajari Adira nominal-nominal uang tersebut, lalu memberitahukan Adira harga barang dan jajanan yang mungkin akan dibelinya nanti.
Tak disangka, Adira menyimak ajaran Juki dengan serius. Juki pun tersenyum karena Adira mau mendengarkannya.
"Dira, itu bungkusan apa?" tanya Juki teringat kanton plastik yang dibawa Adira sedari tadi.
"Ini dari Tante Romlah!" ucap Adira tersenyum senang mengingat ia mendapat permen.
"Tadi Dira membantu Tante mengangkat barang, lalu Dira dapat hadiah!" ucapnya sambil memberikan kantong itu kepada Juki.
Juki pun membuka kantong tersebut, dan melihat isinya. Ada mie instan, biskuit, dan beberapa buah permen. Juki pun mengeluarkan sebuah permen dan diberikan kepada Adira.
"Ini permen punya Dira," ucap Juki tersenyum. "Nanti malam, Paman akan masakkan mie ini ya."
"Mie," ucap Adira sambil menunjuk bungkusan mie instan berwarna hijau itu.
"Iya, ini namanya mie. Dira sekarang istirahat yuk. Paman juga mau istirahat," ucap Juki tersenyum.
Dira dan Ayi pun segera masuk ke dalam kamarnya, dan Juki juga masuk ke dalam kamarnya sendiri.
"Aku harus segera mengantar Dira.. Jika tidak, aku akan terus merasa bersalah" gumam Juki sambil memejamkan matanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...
...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...
...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...
...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...
...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...
...Terima kasih.❤...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ᰔᩚ 𝙼𝚊𝚖 𝚄𝚖𝚎𝚢𝚜 ♡ᰔᩚ
adira anak pintar pasti bisa cpt berapdptasi..
2021-01-19
6
Yeni Mistuti
lnjut thor
2021-01-18
2
Nurul
next ... lnjut thor ... wah akhir ny dira menjalani kehidupan yg sesungguh ny tdk sprt d hutan bikin dira tmbh pintar dong spy bs dgn cpt beradaptasi ny ... hehehe
2021-01-18
2