PART 8

Dari atas pohon, Adira masih terus memperhatikan kedua penebang ilegal itu. Ia kesal dengan tingkah mereka. Dari buku yang ia baca, mereka merupakan orang-orang jahat yang mau menebang hutan sembarangan.

Adira segera memetik buah apel didekatnya, lalu dilemparkannya kepada pria yang dipanggil Supri itu. Supri tentu saja terkejut merasakan kepalanya kejatuhan sesuatu.

"Aduh, apaan nih?!" teriaknya mengaduh kesakitan.

Kang Leman yang mendengar temannya berteriak pun menjadi semakin takut. "Sup, kita pulang aja yuk.." ucapnya sambil gemetaran.

"Takut amat sih, Kang. Tuh. cuma buah jatuh. Apes amat sih jatuhnya kena aku," ucapnya sambil menendang buah apel di bawah kakinya.

Adira pun semakin kesal akan tingkah Supri. Dengan ilmu meringankan tubuh, Adira melesat cepat ke arah Supri dan memukulnya, lalu ia kembali bersembunyi di atas pohon.

"Aw! Apaan tuh!" ucap Supri lagi-lagi mengaduh kesakitan.

Kang Leman yang tadi menangkap bayangan Adira yang terbang memukul Supri, segera berlari keluar dari hutan. "Setan.. Setan.."

Supri yang ditinggal sendirian di tengah hutan, nyalinya pun ikut menciut. "Kang! Tunggu!" ucapnya sambil berlari terbirit-birit menyusul temannya.

"Hahaha!" Adira yang melihat kedua pria yang tadinya bertingkah angkuh tetapi kini lari ketakutan, membuatnya tertawa terbahak-bahak.

Suara tawanya menggema dari atas pepohonan. Supri yang sempat mendengar suara tawa itu, semakin ketakutan. Tak dapat ditahan, cairan bening kekuningan mengalir menembus celananya. "Kang Leman! Tunggu aku, Kang!" teriaknya memanggil temannya.

"Uu!! Uu!!" Ayi ikut tertawa melihat pria itu terkencing-kencing.

"Mereka orang-orang jahat, Ayi. Kalau pohon-pohon di sini ditebang, kan kasihan hewan-hewan yang tinggal di sini," ucap Adira sambil mengelus kepala Ayi.

"Ayo pulang," ucap Adra kemudian berlari kembali ke gua, tempat Kakeknya sedang bermeditasi.

"Kakek.." ucap Adira menghampiri. Pertapa Tua.

"Apa yang barusan terjadi, Dira?" tanya Pertapa Tua yang merasakan ada kejadian di pinggir hutan.

"Tadi Dira main ke pinggir hutan, Kek. Terus Dira bertemu dengan orang-orang jahat. Mereka mau menebang pohon-pohon di hutan ini. Kan kasihan hewan-hewan yang tinggal di sini, Kek.." ucap Adira memajukan bibirnya dengan kesal.

"Hmm.. Lalu?" tanya Pertapa Tua lagi.

"Lalu Dira kerjain mereka sedikit deh.."

"Hmm.. Tindakanmu tak salah, tapi ingat, kekuatan dan ilmu yang Dira miliki itu jauh lebih tinggi daripada orang lain. Jadi jangan sampai Dira melukai orang tak bersalah. Mengerti?" ucap Pertapa Tua dengan bijak.

"Kakek akan keluar hutan, kamu baik-baik di sini dengan Loreng dan Ayi ya," ucap Pertapa Tua langsung melayang pergi.

"Hati-hati, Kek!" teriak Dira.

###

"Rendra," sapa Pertapa Tua saat melihat bocah kecil yang selalu tampak murung itu.

"Kakek," jawab Rendra dengan sopan.

"Bapakmu sudah di rumah?" tanya Pertapa Tua.

"Hari ini Bapak sengaja tidak bekerja Kek. Sekarang Bapak sedang menunggu Kakek di dalam," ucap Rendra kemudian membukakan pintu rumahnya.

"Silakan duduk, Tuan Pertapa," ucap Juki saat melihat kedatangan sang sesepuh.

Pertapa Tua duduk sambil menatap Juki dengan tajam.

"Juki, kamu masih belum bisa melepas bebanmu," ucap Pertapa Tua sambil mengelus jenggot panjangnya.

Mendengar itu, Juki pun terkejut. "A-Apa maksud Tuan?"

"Apakah kamu benar-benar menyesali perbuatanmu di masa lalu?" bukan menjawab, Pertapa Tua kembali melontarkan pertanyaan kepada Juki.

Juki yang memang tahu bahwa sesepuh dihadapannya terkenal sakti di desa itu pun mulai menitikkan air matanya.

"Tuan.. Saya benar-benar menyesal.. Saya tak tahu bagaimana saya harus menebus dosa saya.. Tolong bantu saya, Tuan.." ucap Juki sambil berlutut memohon.

Pertapa Tua menatap Juki dalam-dalam. "Minta maaflah. Akuilah kesalahanmu dan minta maaflah dengan benar, maka bebanmu akan menjadi lebih ringan.

"Rawatlah Adira dan bawa dia kembali ke keluarganya. Begitulah caramu menanggung kesalahanmu. Masalah dosamu diampuni atau tidak, Pencipta Langit dan Bumilah yang akan menilai ketulusan dan penyesalanmu."

"Adira..?" tanya Juki sambil mengingat-ingat nama itu.

"Adira Angkasa Samudra."

"No-Nona? Nona masih hidup? Nona selamat?" tanya Juki terbelalak kaget.

"Ya. Aku menyelamatkannya saat kecelakaan lima tahun yang lalu. Selama ini dia tinggal bersamaku, tapi tak lama lagi aku harus pergi meninggalkannya. Aku memintamu untuk mengembalikannya kepada keluarganya, apakah kamu sanggup Juki?" ucap Pertapa Tua menatap Juki dengan tajam.

Juki terdiam sejenak, berpikir apa yang harus ia lakukan.

Selama ini ia terus dihantui perasaan bersalah. Majikannya itu selalu memperlakukannya dengan baik. Tetapi karena dia diancam, anak istrinya diculik, mau tak mau ia mencelakai majikannya sekeluarga.

Mungkin ini saatnya ia menebus kesalahannya.

"Baik, Tuan. Saya berjanji akan mengantarkan Nona kembali ke keluarganya," ucap Juki.

"Baiklah, kalau begitu aku titipkan Dira kepadamu," ucap Pertapa Tua sambil berdiri.

"Baik Tuan."

"Dan kamu Rendra, jagalah Dira," ucap Pertapa Tua kepada Rendra yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Baik, Kakek."

Setelah menganyarkan Pertapa Tua keluar, Rendra pun masuk kembali ke dalam rumah. Dilihatnya ayahnya yang sedang termenung.

"Ada apa, Pak?" tanya Rendra pelan.

"Ren, tolong ambilkan kertas dan pena," ucap Juki.

Rendra segera masuk ke dalam kamarnya, lalu kembali membawakan selembar kertas dan sebuah pena. "Ini, Pak."

Juki langsung menerima kertas dan pena itu, dan menuliskan sesuatu di atas kertas tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam amplop. Di atasnya, Juki menuliskan sebuah alamat dan nama terang.

"Rendra, simpan surat ini baik-baik. Jika nanti terjadi sesuatu dengan Bapak, bawalah Adira ke alamat ini, dan temuilah Tuan Adiyaksa Samudra. Harus Tuan Adiyaksa sendiri. Jangan pernah menyerahkan Adira ke orang lain. Kamu mengerti kan?" ucap Juki menggenggam tangan Rendra dengan erat.

"Sebenarnya ada apa, Pak?" tanya Rendra penuh selidik.

"Rendra, demi menyelamatkanmu dan ibumu dulu, Bapak berbuat jahat kepada keluarga Adira. Dan sekarang saatnya Bapak menebus kesalahan Bapak. Bapak mohon, berjanjilah untuk menjaga Adira dan mengantarkannya kepada Tuan Adiyaksa Samudra. Beliau adalah kakeknya Adira," ucap Juki meneteskan air mata, kemudian ia menceritakan kepada Rendra apa yang terjadi lima tahun yang lalu.

"Baik, Pak.. Rendra janji. Rendra juga akan mencari orang yang telah membunuh Ibu.." ucap Rendra penuh amarah.

"Jangan, Nak.. Mereka bukan tandinganmu. Kamu cukup menjaga dan mengantarkan Adira kembali kepada Tuan Adiyaksa. Kamu paham?" ucap Juki penuh penekanan.

Tak menjawab, Rendra hanya memperhatikan nama dan alamat yang tertulis di pojokan amplop. Tuan Adiyaksa Samudra.

"Rendra!" ucap Juki.

"Baik, Pak.." jawab Rendra akhirnya.

"Nak, tugasmu hanya satu. Menjaga dan mengantarkan Adira, kamu mengerti? Kalau sampai kamu kenapa-kenapa karena ingin membalas dendam atas kematian ibumu, Bapak tak tahu harus berbuat apa. Kamh satu-satunya harta yang Bapak punya.. Tolong jangan gegabah, Nak.." ucap Juki memeluk Rendra dengan erat.

"Baik, Pak.. Maafkan Rendra. Rendra janji tak akan gegabah," ucap Rendra membalas pelukan ayahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Alva Arif

Alva Arif

mantap
terus kan

2022-05-24

0

Sumiati

Sumiati

mudah2n Adira selamat sampe rumh kakeknya

2021-08-29

0

Anik New

Anik New

next

2021-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1
3 PART 2
4 PART 3
5 PART 4
6 PART 5
7 PART 6
8 PART 7
9 PART 8
10 PART 9
11 PART 10
12 PART 11
13 PART 12
14 PART 13
15 PART 14
16 PART 15
17 PART 16
18 PART 17
19 PART 18
20 PART 19
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PENGUMUMAN (HIATUS)
107 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1
3
PART 2
4
PART 3
5
PART 4
6
PART 5
7
PART 6
8
PART 7
9
PART 8
10
PART 9
11
PART 10
12
PART 11
13
PART 12
14
PART 13
15
PART 14
16
PART 15
17
PART 16
18
PART 17
19
PART 18
20
PART 19
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PENGUMUMAN (HIATUS)
107
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!