"Hei.. Kok malah ngelamun sih.."
Nadine menggerakkan tangan di depan wajah Angga. Cowok itu pun segera mencari alasan agar tak dianggap aneh oleh sang pujaan hati.
"Sorry.. Tadi aku teringat kucing di rumah udah makan apa belum."
Angga pun cepat-cepat membungkam mulutnya setelah kalimat aneh itu meluncur begitu saja dari bibirnya.
(Gue ngomong apa sih?!)
"Gitu.. Mungkin kamu mau video call aja sama kucing kamu biar gak kepikiran?" ucap cewek cantik itu sambil menyodorkan handphone nya.
Inilah hal lain dari Nadine yang membuat Angga jatuh hati. Walaupun cantik, Nadine memiliki selera humor yang tinggi. Padahal kebanyakan cewek cantik akan lebih memilih menjaga image dengan bersikap dingin atau cuek.
"Kamu bisa aja.." ucap Angga sambil menggaruk kepalanya.
"So.. Kamu tadi mau ngomong apa?"
"Ehhmm.. Allright.. Gini, k-kamu cewek yang.. aku.."
Tak ada kalimat lanjutan dari Angga hingga membuat Nadine heran sekaligus bingung secara bersamaan.
"Iya aku cewek, sedangkan kamu cowok. Terus?"
Teman Angga, Romi yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka berdua dari balik rak buku pun menepuk dahi. Dia malu sendiri mendengar temannya mendadak gagap dan bicara tak jelas pada Nadine.
Karena Angga tak kunjung menyatakan cintanya, Romi menjadi tak sabar dan keluar dari persembunyiannya.
"Yo.. Gue cariin kemana-mana ternyata lo di sini Ga? Nih gue bawain buku yang mau lo pinjem."
Romi mengeluarkan sebuah buku yang sebenarnya hanya buku catatan biasa untuk menguatkan alasan dibalik kemunculannya itu. Dia berpura-pura kaget waktu melihat Nadine di sana.
"Oh! Hai Nad.. Kamu di sini juga? Lagi ngapain?"
Angga segera melirik tajam temannya itu. Sudah pasti Nadine berada di perpustakaan untuk membaca buku. Lalu mengapa Romi masih bertanya?
(Dih.. Nih anak malah memperburuk keadaan!)
Tanpa pikir panjang Angga merangkul atau lebih tepatnya melingkarkan lengannya di leher Romi dengan erat. Dia tersenyum aneh sambil memandang temannya yang merasa tercekik itu.
"Nice! Yuk buruan kita baca biar tahu isinya apaan. Aku cabut duluan ya Nad. Bye.."
Nadine tertawa lirih melihat perilaku Angga dan Romi. Setidaknya kehadiran mereka berdua telah membuat Nadine melupakan angan-angan nya untuk sementara.
Namun setelah keduanya pergi, cewek cantik itu teringat kembali dengan sesuatu yang mengganggu pikirannya beberapa hari belakangan ini.
(Kenapa kamu muncul lagi setelah aku berhasil melupakan kamu?)
Tak bisa dipungkiri, kemunculan Evan telah membangkitkan ingatan masa lalunya bersama cowok itu.
Dulu sekali ketika masih berada di bangku SMA, Evan dan Nadine memang sempat dekat. Mereka sudah mengenal cukup lama dan Evan selalu mampir ke kelas Nadine setiap hari.
Cowok tampan itu minta diajari pelajaran tertentu dan saat dia datang, Evan membawakan sesuatu untuk Nadine entah itu camilan atau hadiah-hadiah kecil.
Semua hal yang dilakukan Evan waktu itu rupanya diartikan Nadine sebagai cinta. Evan pun tak menampik saat cewek itu bertanya. Dia hanya tersenyum ketika menjawab pertanyaan itu.
Nadine mengira Evan pun juga mencintainya sampai dia mendengar percakapan antara Evan dengan teman-temannya secara tak sengaja.
"Lo jadian sama Nadine? Gue lihat lo berdua nempel terus setiap hari."
"Enggak lah.. Gue gak ada perasaan sama sekali sama dia. Itu semua pure karena dia pinter dan bisa bantuin gue dapatin nilai bagus."
Nadine memejamkan matanya. Kejadian itu menorehkan luka yang tak bisa dia ungkapkan. Dia pun memutuskan menghapus seluruh perasaannya untuk Evan tanpa sisa dan mulai menjauhi cowok itu.
Kini setelah sekian lama, cowok yang tak ingin dia temui malah muncul kembali dan Nadine tak menyukai hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments