"Ehem.. Ngelamun aja sih.."
Nadine tersadar dari lamunan begitu seseorang menyapanya. Dia tersenyum pada orang yang sudah duduk di hadapannya. Jantung Angga pun berdebar hebat saat senyum Nadine menyerang cowok itu.
(Ught! Jantung gue..!)
Cowok itu menyodorkan selembar kertas untuk Nadine yang heran saat melihat isinya.
"Jangan ketawa ya.. Aku tahu ini sedikit kuno." ucap Angga dengan wajah yang mulai memerah.
"Ini klasik kok."
"Kamu bisa datang kan?"
"Hhmm.. Aku lihat dulu ya.."
Nadine membaca kertas itu yang ternyata sebuah undangan ulang tahun dari Angga.
"So?"
"Sabtu besok ya.."
"Iya, bisa kan?"
"Sabtu besok kayaknya ada something yang harus aku kerjain deh."
"Please.. Gak usah bawa kado juga gak apa-apa kok. Yang penting kamu datang."
Binar mata Angga sungguh penuh harap karena tanpa Nadine ketahui, cowok itu telah menyiapkan sesuatu di pesta ulang tahunnya besok.
"Oke.. Tapi mungkin agak telat gak apa-apa ya?"
"It's okay.. Yang penting kamu bisa datang. Aku tunggu!"
Angga pun pergi dengan wajah berseri. Setidaknya perjuangannya untuk mendapat perhatian dari Nadine ada sedikit kemajuan.
"Ah.. Dia itu emang gak bisa nyembunyiin perasaan ya.." gumam Nadine setelah Angga pergi.
Nadine melipat undangan dari Angga dan memasukkannya ke tas. Dia lalu melihat ke arah jendela. Ekspresinya berubah saat melihat sosok yang berjalan santai di lapangan basket.
"Ngapain dia di sini?"
**
"Jadi.. Kamu yakin mau ngambil jurusan tehnik?"
"Iya pak."
"Hhmm.. Kamu bilang kamu juga bekerja. Apa kamu bisa membagi waktu mengingat jurusan tehnik bukan jurusan yang mudah dan butuh konsentrasi lebih?"
"Bisa pak."
Sang dekan fakultas tehnik bernama Pak David itupun menimbang-nimbang beberapa saat. Dia memperhatikan raut wajah Evan yang sepertinya sungguh-sungguh ingin belajar di fakultas tehnik.
"Oke. Saya lihat gak ada keraguan di wajah kamu. Selamat bergabung di fakultas tehnik. Kamu bisa mulai hari ini juga."
Pak David menjabat tangan Evan yang tentu disambut senyum di wajah cowok tampan itu. Dia lalu mengucapkan terima kasih dan menuju kelasnya di fakultas tehnik.
Tok tok..
Kriett..
"Nah teman-teman, yang lagi dibicarain akhirnya datang. Perkenalkan ini teman baru kita, Evan."
Semua mata memandang ke arah Evan yang berdiri di depan ruangan. Wajahnya yang maskulin dengan sorot mata tajam seketika menarik perhatian kaum hawa yang mulai berbisik-bisik mengagumi makhluk ciptaan Tuhan itu. Sedangkan para cowok tentu reaksi mereka lebih kalem.
Evan berusaha bersikap setenang mungkin, namun tak di pungkiri dia benar-benar grogi. Suasana kampus baginya sangat berbeda jika dibandingkan dengan suasana saat di SMA dulu.
Dia pun menarik napas panjang sebelum memperkenalkan dirinya di hadapan mahasiswa lain.
"Ehhmm.. Guys.. Perkenalin gue.."
Evan menyapukan pandangannya ke seisi ruangan sampai di suatu titik dia menyadari bahwa seseorang yang begitu dikenalnya tengah memandangnya sambil tersenyum.
Mata Evan dan Nadine bertemu. Dalam sekejap rasa was-was di dalam diri Evan menghilang saat melihat Nadine.
Mata coklat terang itu seakan memberikan ketenangan untuk Evan dan dia pun hanya bisa terpesona karena sorot mata menyilaukan milik Nadine.
"Van? Lo gak apa-apa?" tanya Bayu, sang ketua jurusan sambil menepuk bahu Evan.
"Oh sorry.. Gue agak nge-blank. Gue Evan, mohon kerjasamanya."
Bayu lalu memberi sepatah dua patah kata sebelum mempersilahkan Evan untuk duduk di kursi yang kosong dan satu-satunya kursi yang tersisa ada di sebelah Nadine.
(Kebetulan yang menyenangkan..)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments