"Nad, aku.."
Kring kring..
Bunyi handphone seketika menghentikan ucapan Evan. Dia mengecek siapa nama yang tertera di layar.
"Ya pak?"
"Kamu gak lupa kan hari ini ada jadwal latihan?"
"Eng..gak pak.." jawab Evan ragu.
Sang pelatih pun menghela napas. Di dengar dari intonasi suara Evan saja, dia tahu bahwa anak didiknya tak ingat jika hari ini adalah hari untuk memulai kembali latihan balap motor.
"Hah.. udah bapak duga kamu pasti lupa. Makanya jangan pacaran melulu! Buruan ke sirkuit!"
"Iya bapak.. Galak amat sih.. Lagian kan masih ntar malem pak latihannya.."
"Sstt.. Buruan!"
Tut tut..
Sang pelatih menutup telepon itu begitu saja tanpa memberikan kesempatan pada Evan untuk menyanggah lagi.
Evan lalu menatap Nadine yang sedang sibuk dengan jus sirsak yang baru di pesan nya. Sebenarnya ingin sekali Evan menghabiskan waktu lebih lama dengan cewek cantik itu.
Banyak hal yang ingin dia bicarakan, namun sepertinya waktu belum memihak pada Evan dan dia tahu Nadine masih belum memaafkan kejadian waktu mereka masih SMA dulu sepenuhnya.
"Aku harus pergi."
"Oke.."
Sebelum Evan pergi, dia memberikan sesuatu pada Nadine. Cewek itu memperhatikan kertas yang diberikan oleh Evan.
Alis cewek cantik itu berkerut. Dia tak mengerti kertas apa dan untuk apa kertas berwarna emas itu. Di atasnya hanya ada sebuah kata 'ZOLTAR' yang dicetak dengan huruf timbul.
"Ini.. apaan?" tanya Nadine bingung.
"Kalau kamu lagi senggang, bisa gak kamu datang ke gedung olahraga di jalan x akhir pekan ini? Itu kalau kamu mau sih.."
Nadine tak menjawab pertanyaan Evan dan terlihat jelas cowok itu kecewa dengan reaksi Nadine. Entah mengapa dia sangat berharap Nadine bersedia memenuhi undangannya.
Evan pun tersenyum kecil dan meninggalkan cafe siang itu.
"Van!"
Teriakan itu membuat Nadine kaget. Dari jauh Rico lari tergopoh-gopoh mengejar Evan namun tentu sia-sia karena Evan sudah menghilang dengan motornya.
"Yaelah.. Gue ditinggal lagi dong!"
**
Ping..
"Apaan sih nih anak.."
Nadine dengan malas melihat pesan di handphonenya. Terlihat Sasha mengirim foto ke delapan nya hari ini pada Nadine dan semuanya adalah fotonya dengan sang pacar.
Cewek cantik itu mengabaikan pesan dari Sasha. Namun beberapa saat kemudian benda kotak itu berbunyi lagi dan lagi hingga membuat Nadine kesal.
Akhirnya dia menyambar handphone nya untuk mengetik sesuatu yang menohok.
"Sekali lagi lo ngirim foto kencan lo hari ini sama cowok lo, gue samperin dan langsung gue cium cowok lo biar kecantol sama gue!"
Kring kring..
"Hhmm.."
"Jahat banget sih Nad.. Ya bisa beneran kecantol kalau lo yang nyium Nad! Lo pingin gue patah hati?!"
"Siapa suruh lo gangguin gue sama foto gak penting kayak gitu. Gue bukan emak lo, jadi kagak perlu laporan segala!"
"Maksud gue kan mulia Nad.."
"Mulia dari hongkong! Ganggu tau!"
"Ya.. setidaknya hati lo biar terketuk gitu buat nyari pacar biar gak diem di rumah terus kalau weekend kayak gini. Atau kemana gitu kek dari pada di rumah."
"Cckk.. bawel."
Nadine langsung menutup telepon itu. Di sisi lain Sasha hanya bisa mengomel tanpa henti yang membuat pacarnya keheranan dan memilih membungkam mulut cewek itu dengan sebuah permen.
Tanpa sengaja Nadine melihat kartu yang diberikan oleh Evan tempo hari. Dia lalu membolak balikkan kartu itu.
"Apa gue datengin aja kali ya? Gue penasaran juga kenapa dia nyuruh gue dateng ke sana."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments