Dalam kondisi yang hampir pingsan, datang seseorang menghampiri Evan. Seorang cewek cantik yang kebetulan lewat di tempat itu melihat Evan dan berlari ke arah nya.
"Hei! Mas?! Ya ampun nih orang kenapa?!"
Dia mencoba membalikkan badan Evan. Sambil memayungi pemuda itu, dia menepuk pipi Evan dengan perlahan. Dia sontak terkejut saat melihat darah dan memar di wajah cowok itu.
Sang cewek pun kebingungan. Dia mencari mungkin ada orang lain yang lewat di sekitarnya, namun nihil. Di tengah hujan lebat seperti ini pasti orang-orang lebih suka menghangatkan diri di dalam rumah masing-masing.
Tanpa sengaja dia melihat motor besar terparkir beberapa meter darinya. Sebuah ide gila pun muncul. Cewek itu lalu meraba saku jaket dan celana Evan.
"Sorry mas.. aku gak maksud mesum lho ya.. Aha!"
Cewek itu menemukan kunci di salah satu sakunya. Dia lalu meninggalkan payung di atas kepala Evan dan berlari menuju motor.
"Nice!" ucapnya girang karena kunci yang dia temukan ternyata cocok dengan motor itu.
Dia pun berlari kembali menghampiri Evan.
"Mas, please jangan pingsan dulu ya.. Aku gak kuat gendong kamu sendirian."
Terlambat, Evan pun akhirnya pingsan. Namun pemuda itu bisa melihat gelang dengan bandul berbentuk daun semanggi empat yang melingkar di tangan penyelamat nya dan dia tak asing dengan benda berkilau itu.
Cewek asing itu hanya bisa menghela napas. Dia lalu menyeret tubuh Evan dengan susah payah lalu menaikkan pemuda itu di atas motor.
"Busyet.. Sepertinya gue encok!"
Dia lalu mencari benda yang bisa dijadikan tali. Ide gila kembali muncul saat dia melihat sabuk yang dipakai Evan dan mengambilnya begitu saja.
"Permisi ya mas.. Duh.. sumpah aku bukannya mau ngapa-ngapain kamu!"
Cewek itu mengambil sabuk yang sedang dipakainya juga dan menyambung keduanya agar lebih panjang. Dia naik di kursi depan, memposisikan Evan yang duduk di belakangnya agar memeluk dirinya, dan mengikat tubuhnya dan Evan dengan sabuk yang sudah dirangkai tadi.
Setelah yakin ikatannya aman, cewek itupun segera memacu motor Evan menuju rumah sakit terdekat.
**
"Suster tolong!" teriak cewek cantik itu sesampainya di rumah sakit.
"Ya ampun.. Ini kenapa mbak?!"
"Gak tahu sus, saya nemu."
"Nemu? Maksud.."
"Tanyanya nanti aja! Ini tolongin dulu kasihan!"
Suster pun memanggil beberapa rekannya dan segera membawa Evan ke IGD. Beberapa saat kemudian suster itu keluar.
"Gimana keadaan dia sus?"
"Gak usah kuatir pasien sedang dalam perawatan."
"Huft.. Syukur deh.."
"Oya, saya bisa minta tolong mbak untuk menghubungi keluarga pasien?"
(Yaelah.. Gue aja gak kenal siapa dia..)
"Ehhmm.. Untuk apa sus?"
"Supaya ada yang bertanggung jawab atas pasien."
"Saya yang bertanggung jawab."ucap cewek itu tanpa pikir panjang.
Suster pun mengeluarkan buku catatan kecil dari saku.
"Oke, dengan mbak siapa?"
"Na.."
"Suster tolong ambilkan obat anti infeksi di ruangan saya." ucap dokter yang baru keluar dari IGD.
"Baik dokter." suster pun pergi menuju ruang dokter.
Saat dokter kembali masuk ke IGD, cewek itu melihat ke dalam ruangan dari tirai jendela yang sedikit tersingkap.
Dia melihat cowok yang telah diselamatkannya tadi dan sekarang wajahnya sudah bersih dari darah. Mata coklat terang nya seketika terbelalak saat melihat cowok itu.
Dia menghela napas panjang dan kembali melihat cowok yang masih belum sadar di dalam sana. Kini senyum simpul menghiasi bibir mungilnya.
"Hah.. Gue gak nyangka bakal ketemu lagi dengan cara seperti ini.."
Cewek itupun pergi menuju kasir, membayar biaya perawatan Evan, dan pergi begitu saja meninggalkan rumah sakit.
Tak lupa sebelum dia pergi, dia menitipkan kunci motor Evan ke kasir rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments