"Kenapa Van?" tanya Rico sambil menepuk bahu Evan. Dia tahu nama yang disebut Dani tadi mengejutkan Evan walaupun dia belum tahu apa penyebabnya.
"Gak apa-apa. Terus dia dimana sekarang Dan?"
"Dimana ya.."
"Dia udah cabut tadi."
Dani mengacuhkan ucapan Jono. Dia menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari keberadaan Nadine diantara banyak sekali orang yang berada di sana. Sedangkan Jono, dia agak kaget saat melihat Evan.
"Lho? Lo tadi bukannya habis tabrakan sama dia."
"Hah?"
"Maksud lo Jon?" sela Dani.
"Iya.. Gue yakin tadi nih orang tabrakan sama Nadine di sana. Orang gue lihat sendiri kok dari atas pohon."
Evan baru menyadari akan hal itu. Pantas saja dia merasa familiar dengan parfum yang di pakai orang yang di tabrak nya tadi.
Tanpa pikir panjang, Evan berlari menuju motor yang letaknya sangat jauh dari tempatnya. Dia meninggalkan Rico yang masih bengong bersama Dani dan Jono.
"Dasar teman kampret! Main tinggal-tinggal aja!"
**
Evan mengendarai motornya tanpa arah dengan satu tujuan, menemukan Nadine. Tanpa sadar dia sudah berada di depan cafe di dekat rumah Dea lagi. Firasatnya mengatakan bahwa dia bisa menemukan Nadine di tempat itu.
"Gue perhatiin lo masih keliaran di sekitar sini. Masih belum kapok juga?"
Muncul lah seseorang yang tak asing di depan Evan. Tampak Prapto dan anak buahnya menghadang jalan Evan saat dia akan memasuki cafe.
(Sial!)
"Sorry om, gue gak ada urusan sama kalian."
"Gede juga nyali lo.. Coba kita lihat, masih punya nyali gak kalau udah di hajar?"
Prapto memberikan instruksi ke anak buahnya yang langsung menyerang Evan. Namun situasinya kali ini sedikit berbeda . Evan bisa melawan para pengawal keluarga Dea dengan mudah.
Semangat cowok itu untuk menemukan Nadine telah membangkitkan jiwa petarung di dalam dirinya.
Prapto pun terhenyak, dia tak menyangka pemuda yang kapan hari dia pukuli ternyata jago bela diri.
Dia pun memutar otak untuk melumpuhkan Evan dan dengan pengecutnya dia memukul Evan keras-keras di kepala belakangnya.
Evan pun jatuh ke tanah dan menjadi santapan bogem mentah bagi Prapto dan anak buahnya. Tak hanya memukul, mereka bahkan menendang perut cowok itu.
Dia masih berusaha melawan walaupun kalah jumlah sampai di suatu titik, dia berhasil menjegal kaki salah satu penyerangnya. Dengan sisa-sisa kekuatannya dia pun melarikan diri.
"Kejar!"
**
"Kenapa sih Nad? Tingkah lo tadi aneh banget deh." protes Sasha. Saat ini dia dan Nadine baru keluar dari mini market untuk membeli air mineral.
"Gue haus."
"Alasan macam apa tuh?"
Nadine pun tertawa melihat sahabat nya yang cemberut. Tanpa sengaja dia melihat Evan berlari dengan memegangi perutnya. Beberapa meter di belakangnya, empat orang lelaki mengejar sambil berteriak marah.
"Kali ini dia ngapain lagi?"
Evan terus berlari. Dia tak mengenal daerah itu sehingga dia sampai di gang buntu. Tembok yang menjulang tinggi pun menghadang langkahnya dan dia tak mungkin berbalik.
"Kayaknya gue harus masuk rumah sakit lagi." ucap Evan sambil tersenyum kecut.
Beberapa saat kemudian Prapto dan anak buahnya tiba di sana dan di saat yang bersamaan ada seseorang yang menarik Evan ke balik pipa besar di ujung gang.
Cowok itu pun terbelalak. Di hadapannya kini berdiri seorang cewek cantik, cewek yang sedang dia cari dan yang lebih mengejutkan lagi dia adalah Nadine yang selama ini dia kenal.
"Nadine..?"
Nadine tersenyum memperlihatkan lesung pipi indah miliknya. Dia lalu memperhatikan Evan yang berantakan.
"Kamu.."
"Kenapa sih setiap kali kita ketemu kamu selalu berdarah?"
Evan hanya terdiam. Sebenarnya ingin sekali Evan menanyakan banyak hal. Namun situasi saat ini jelas tak memungkinkan. Apalagi suara Prapto semakin mendekati mereka.
Nadine segera membalik posisinya dengan Evan. Dia lalu mencium Evan saat Prapto muncul.
Pria galak berotot itu hanya mematung dengan pemandangan romantis yang dilihatnya. Jangankan Prapto, Evan sendiri kaget bukan main.
Nadine lalu melepaskan bibir Evan dan menatap Prapto. Dia berakting seolah tak suka dengan kehadiran pria itu.
"Kenapa om? Gak pernah lihat orang pacaran?" tanya Nadine sambil masih membenamkan wajah Evan di bahunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments