Evan berjalan menuju tempat duduknya di samping Nadine. Seisi ruangan terutama para cewek menatap begitu macho nya Evan saat berjalan dan sudah bisa ditebak, kehadiran Evan sudah mencuri perhatian mereka.
"Jadi kamu kuliah di sini?"
"Ya.."
Nadine kembali fokus ke buku sehingga otomatis Evan segan untuk mengajaknya ngobrol lebih lama walaupun dia ingin.
**
"Ntar jam berapa ke rumah Angga?"
"Ngapain ke rumah Angga?"
"Yaelah Nad.. Serius lo lupa hari ini hari apa?" tanya Sasha yang bertemu dengan Nadine di kantin saat jam istirahat.
Sasha dan Nadine memang kuliah di kampus yang sama. Hanya saja jika Nadine mengambil jurusan tehnik, maka Sasha mengambil jurusan desain yang kebetulan satu jurusan dengan Angga.
"Hari Sabtu."
"Ya tahu.. Ada apa di hari Sabtu? Clue nya Angga."
"Hufftt.. Gue lagi gak pingin main tebak-tebakan. Apaan?"
"Ultah Nad.. Hari ini Angga ulang tahun.. Kan lo udah dapet undangan nya juga, gimana sih.."
Nadine baru ingat tentang ulang tahun Angga. Seminggu ini memang aktifitasnya sangat padat sehingga dia melupakan hal penting semacam itu.
(Iya juga ya.. Gue belum beli kado pula!)
"Sha, lo mau ke supermarket kan?"
"Iya. Kenapa? Jangan bilang lo mau nitip beli kado buat Angga."
"He he.."
"Tuh kan.. Emang kelewat cuek lo kalau masalah kayak ginian. Ya udah nitip apaan?"
Nadine tertawa renyah sambil memberikan beberapa uang untuk Sasha yang langsung ditolak oleh sahabatnya itu.
"Halah, apaan sih? Kayak sama siapa aja.. Duit gampang lah, totalan belakang. Nah mau dibeliin apaan buat kadonya Angga?"
"Terserah deh, bisa kaos atau jaket. Yang penting muat."
"Oke.. Gue cabut sekarang."
"Lho bukannya lo masih ada jam?"
"Enggak.. Gue gak ambil mata kuliah jam selanjutnya. Udah ya, bye.."
"Tapi Sha.."
Sasha langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan Nadine yang memanggilnya. Bukannya apa-apa, tapi saat ini hujan tiba-tiba turun dengan deras.
Sebagai sahabat, tentu Nadine kuatir dengan kesehatan Sasha yang nekat pergi saat hujan lebat seperti sekarang. Namun dia tak ambil pusing dan memilih kembali ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, Nadine mendapati Evan sudah berada di kursinya. Namun cowok itu menenggelamkan wajahnya di atas kedua tangan yang di lipat dan tidak bergerak.
Nadine tak ingin mengganggu Evan yang dia yakini tengah tertidur sehingga dia melewatinya dengan hati-hati. Namun..
Kriet..
Suara kursi Nadine membuat cowok itu membuka matanya dan menoleh ke arah Nadine.
"Sorry.. Aku udah bangunin kamu ya?"
"Aku gak tidur kok."
Evan tersenyum manis sambil masih meletakkan kepalanya di atas meja. Entah mengapa Nadine tahu bahwa cowok itu berbeda dari biasanya.
Dia tersenyum, tapi senyum itu tak secerah hari-hari sebelumnya. Mata Evan yang biasanya berbinar kini sayu.
Sekali lagi rasa sosial yang tinggi di diri Nadine membuat cewek itu tak bisa begitu saja mengabaikan Evan.
"Kamu baik-baik aja? Kok wajah kamu agak pucat?"
"I'm fine.."
"O..kay.."
Nadine berusaha mengalihkan perhatiannya pada Evan, tapi sulit sekali. Dia lalu refleks menyentuh dahi Evan yang ternyata sedikit panas. Cewek cantik itupun menyadari bahwa baju Evan juga basah terutama di kaos yang dipakainya.
"Ya ampun.. kenapa kamu bisa basah kuyup kayak gini?" tanya Nadine kuatir.
Evan hanya memandang Nadine dengan tersenyum kecil. Perhatian kecil yang diberikan cewek itu membuat Evan bahagia walaupun dia tahu tak ada arti lebih dari perhatian Nadine untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments