"Kalian ini percaya saja dengan cerita Pak Egan," Felix mencoba menenangkan.
Kini masing-masing dari mereka semua memegang baju Felix dari belakang. Felix yang sebenarnya agak takut juga tetap memberanikan diri. Sepertinya sebuah tanggung jawab bisa menjadi kekuatan tersendiri bagi seseorang untuk berani. Tapi mau yang percaya hantu itu ada atau tidak jika mereka tahu apa itu rasa takut pasti akan tersugesti sendiri.
Karena mereka semua diam tanpa kata membuat suara sekecil apapun jadi bisa terdengar apalagi telinga orang yang ketakutan lebih sensitif.
Terdengar suara langkah kaki yang menginjak dedaunan dan ranting pohon yang patah. Saat mereka bersamaan mengikuti arah suara itu dan akhirnya melihat seseorang dengan pakaian bertudung dan membawa kapak di pundaknya dengan berdiri tegap.
Felix yang melihat itu langsung ingin berlari mengejarnya tapi karena 4 tangan yang memegangnya dari belakang membuat ia jadi terpental jatuh menimpa Cain, Tan, Teo dan Tom.
"Uuuuuwwwwaaa!" Mereka semua berteriak membuat burung hantu beterbangan.
"Gawat, bagaimana kalau ada yang mendengar kita?" Felix mengambil senternya yang terjatuh.
"Sepertinya lebih baik kalau banyak yang mencari harta karun nya," Teo gemetaran.
"Yang paling tidak ingin ada saingannya mencari harta karunnya kan kamu," Cain menyindir Teo.
"Dan benar saja sepertinya hanya kita yang memiliki peta harta karun ini," kata Felix sambil membersihkan pakaiannya.
"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Tan.
"Karena saat permainan labirin air hanya peta ini yang kulihat, kalau memang ada pasti hanya akan dua peta saja yang berada ditempat tim kita tadi dan yang berada di tim lawan dan lihat.. sekarang hanya ada kita di hutan ini."
"Atau kita berteriak saja supaya anak-anak yang lain dengar dan berlari menuju kesini," kata Tom yang sudah siap ingin berteriak tapi dibungkam oleh Teo, "Kita harus berani Tom."
Tapi lucunya Teo yang menyuruh berani tapi saat menutup mulut Tom tangannya gemetaran.
Bunyi kayu seperti sedang ditebang pun terdengar lagi. Tapi bukannya malah semakin takut Felix mulai berjalan memimpin di depan.
Teo dan Tom yang hendak mengikuti Felix langsung berteriak ketika sebuah jaring langsung mengangkatnya keatas pohon, "Oh tidak.. toloooong.. Tan, Felix, Cain!!!" Tan yang melihat jala itu akan naik langsung berlari untuk meraihnya tapi terlambat.
"Cain, panjat pohonnya.. Tan bantu aku mengumpulkan daun agar mereka tidak terlalu sakit jika terjatuh nantinya.. dan Teo..Tom..."
"Eng..." Teo dan Tom yang ketakutan langsung menatap Felix untuk mendengarkan perintah.
"Coba buka simpul yang bisa menurunkanmu kesini!"
Si ahli simpul itu langsung melakukan misinya dan satu persatu simpul pun terbuka.
"Jangan buka simpul yang terakhir sampai aku suruh!" Felix berlari bolak-balik mengumpulkan daun bersama Tan yang kini sudah menggunung.
Cain juga membantu membuka simpul diatas Teo dan Tom. Hingga akhirnya sampailah ke simpul yang terakhir, dengan siulan dari Cain.. Felix pun menghentikan aktivitasnya dan ikut memanjat pohon.
Cain dan Felix memanjangkan lengan bajunya untuk dijadikan sarung tangan dadakan untuk memegang tali agar Teo dan Tom perlahan turun.
"Apa tidak bisa kalian pergi saja tanpa kami. Setelah mendapatkan harta karunnya kalian bisa meminta bantuan dari guru dan teman-teman untuk menurunkan kami," Teo mulai ragu membuka simpul yang terakhir.
"Jangan bercanda, tanpa kalian aku lebih baik tidak mendapatkan harta karunnya.. jujur saja jika ingin menyerah sekarang tidaklah terlambat.. Tan bisa pergi memanggil Pak Egan sekarang," Felix mencoba meyakinkan.
"Baiklah, aku akan segera berlari.. tunggu sebentar!" Tan yang masih mengumpulkan daun kini hendak memutar arah untuk kembali tapi... "Tidak!" teriak Teo dan Tom.
"Harta karun nya tidak akan sebagus yang kalian pikirkan, lebih baik mengutamakan keselamatan..." teriak Felix memarahi.
"Tidak.. ayo kita coba!" teriak Teo.
"Kami mengandalkanmu," teriak Tom.
Teo dan Tom bersiap membuka simpul terakhir, Felix dan Cain bersiap menarik talinya. Tan yang berada dibawah hanya bisa berdoa.
Sambil menutup mata, Tan merasakan daun yang ia kumpulkan tadi kini berhamburan dan memberanikan diri membuka matanya tapi langsung dipeluk oleh Teo dan Tom, "Syukurlah..." si kembar tiga itu langsung berpelukan erat.
"Kau lihat mereka kan? betapa bahagianya aku karena ada kau disini.. dulu aku seperti ada diantara 3 saudara itu," kata Cain yang kini duduk di dahan pohon.
"Makanya kau harus bersikap lebih baik padaku selagi aku ada," Felix memukul kepala Cain.
Merekapun melanjutkan perjalanan lagi yang kini sudah dipenuhi keringat.
"Perangkap tadi talinya masih baru," Tan dengan napas memburu.
"Iya.. itu pasti kerjaan Pak Egan hanya dia yang bisa membuat simpul seperti itu," kata Cain.
Pak Egan yang sudah merencanakan mulai dengan menceritakan cerita seram untuk menakut-nakuti yang akan mencari harta karun dan menyamar sebagai hantu penebang kayu untuk menambah suasana ceritanya tadi lebih nyata.
"Ssssst!" Felix menyuruh mereka diam.
Tidak lama kemudian menyalalah lampu yang membentuk seperti jalan. Mereka mematikan senter masing-masing dan mulai berjalan mengikuti arah lampu itu.
Dan sampailah mereka di depan sebuah kayu yang habis ditebang dengan dipenuhi lampu berwarna-warni dan diatasnya terdapat sebuah tape recorder, "Ini harta karunnya? tanya Teo.
Felix menekan tape recorder itu... "Selamat.. wahai para pemburu harta karun.. bagaimana perjalanan kalian hingga sampai kesini.. pasti berat kan? hemmm.. tapi gimana ya.. Hanya satu orang yang boleh mendapatkan harta karun nya.. sekarang telepon seseorang yang memiliki suara indah ini.. hahahaha," Suara Pak Egan yang seperti sedang bermain drama.
Saat mereka semua bingun saling memandang siapa yang akan menelepon, Felix langsung meraih handphone yang yang tertempel dibelakang tape recorder itu. Melihat Felix akan menelepon Pak Egan tak satupun dari mereka yang ingin menghentikan, "Halo..."
"Ow.. Felix yah."
"Iya pak."
"Selamat Felix sekarang akan aku beri tahu petunjuk terakhir lokasi harta karunnya..."
"Tidak pak, saya.. kami tidak menginginkan harta karun itu."
Wajah mereka bereempat langsung cerah mendengar perkataan Felix.
"Sayang sekali padahal hanya kalian yang mendapat peta harta karun, apa diantara kalian tidak ada yang ingin mendapatkan harta karun itu? ayolah pilih salah satu orang saja.. nanti kan bisa dibagi-bagi."
"Tidak pak.. jika hanya salah satu dari kami yang boleh mendapatkan harta karun itu maka lebih baik kami kembali dan menyerahkan peta ini kepada orang lain," Felix menutup teleponnya.
"Ayo kita pulang!" ajak Teo dan Tom.
Merekapun dengan berat hati.. tapi kaki terasa ringan untuk meninggalkan hutan itu dan kembali ke perkemahan dengan berjalan sambil merangkul pundak masing-masing sambil tertawa, "Aku tidak habis pikir," Cain mulai lagi tertawa tidak normalnya yang menghancurkan formasi saat saling merangkul membuat mereka semua hampir terjatuh.
***
Tiba kembali di perkemahan semua lampu tiba-tiba menyala lagi dan terdengar dari speaker yang berada disetiap pohon membuat suara Pak Egan terdengar keras sekali, "SELAMAT KEPADA PEMBURU HARTA KARUN.. FELIX FANE FARREL, CAIN VALE WILMER, THANE ZERACH, TRAYVON ZERACH, THOMAS ZERACH.. MENDAPATKAN BEASISWA ISTIMEWA DARI SEKOLAH GALLAGHER!!!"
Mendengar suara pengumuman dari Pak Egan itu membuat semua murid terbangun kaget, "Memangnya ada perburuan harta karun?"
Melihat pakaian 5 anak yang kotor dan dipenuhi keringat di malam yang dingin itu membuat mereka semua langsung berteriak iri.
"AYO TEPUK TANGAN UNTUK 5 PEMBURU CILIK INI!" kata Pak Egan lagi.
Seluruh murid perkemahan langsung bertepuk tangan meriah. FCT3 masih tidak tahu harus merespon seperti apa dan masih bengong hingga Bu Latoya datang membawa sebuah medali dan mengalungkan nya pada mereka.
"Pemburu Cilik Yang Berani," Kepada Cain.
"Pemburu Cilik Yang Penuh Kasih Sayang," Kepada Tan.
"Pemburu Cilik Yang Cerdik," Kepada Teo dan Tom.
"Pemburu Cilik Yang Setia Kawan," Kepada Felix.
"Ayo.. emmm.. tepuk tangan!" kata Bu Latoya terbata-bata.
Diantara deru tepuk tangan dari semua murid perkemahan, Felix meraih medali yang tergantung dilehernya dan memandangnya hingga suara tepuk tangan itu seperti menghilang dan hanya dia seorang diri berdiri disana... " Se..tia Kawan?"
...-BERSAMBUNG-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 570 Episodes
Comments
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
semangat
2022-01-12
2
Mas Adam
semangat
2021-11-27
2
Hiat
aku mampir thorr😁😁😁
semangat up nya💪💪💪
mari kita saling mendukung😉😉😉
2021-07-21
1