Tempat perkemahan ini beda dari yang lain. Biasanya lokasi perkemahan di lapangan luas tapi ini diantara pepohonan besar yang menjulang.
Terlihat tenda yang berwarna-warni di tiap sela pohon yang dimana pohon itu di liliti lampu berwarna-warni dan diatas dahan pohon dengan papan tanda peringatan yang dibuat unik dan lucu juga dikelilingi oleh lampu hias.
Teo dan Tom mengeluarkan segala macam rasa teh di meja depan tendanya seperti sedang menjual.
Tan yang baru saja datang mengambil kayu bakar langsung kena protes, "Kenapa cuma segitu?"
"Masing-masing tenda hanya kebagian segini, kalau mau protes sana ke bu Latoya."
Teo dan Tom pun langsung berdiri menerima tantangan Tan dan berjalan meninggikan bahunya.
"Eeee Exkyuuusemi..."
"Emmm Ms. Latoya, Kein wi get emmm emmm..."
"Kayuuu bakar plis..." Mereka berlagak songong.
"Oww Tom and Jerry," bu Latoya dengan nada sengau nya.
"Tom dan Teo bu -_- "
"Ow ow ow yes, Tom, Teo I know i know."
"Kayu bakar bu!" Teo dan Tom mulai kesal.
"Ah, kayu bakar... "
"Bu..."
"Hah, yes... kayu bakar is it?" bu Latoya kemudian pergi ke pos jaga perkemahan.
Berbicara dengan bu Latoya seperti berbicara dengan jarum jam, berputar-putar tiada henti dan sangat pelupa.
Lama ia tidak kembali, Teo dan Tom pun menyusulnya. Lama mencari tapi bu Latoya malah ada di depan panggung pertunjukan meminum teh dengan anggunnya sambil menyilang kan kakinya, "Oh maaay gaaaaddd, Ms Latoya!" Mereka berdua menirukan nada suara bu Latoya.
"Hey Tom.. Hey Jerry come.. let's have cup of tea!" Bu Latoya dengan mengangkat cangkirnya dengan jari kelingkingnya yang digoyang-goyangkan.
"Kayu bakar Ms. Latoya?! and its Teo not Jerry."
"Ow i'm sorry, Ms lupa because bertemu Mr. Egan and want some help and.. and.. ah.. meet Mertie.. emm..emm.. why did i meet her? emmm Ms lupa and..and.. i meet young lady Dea who make some cup of tea..." diakhiri dengan senyuman penuh puas dari Bu Latoya setelah menjelaskan panjang lebar.
"Jadi kayu bakarnya Ms?"
"Ow..ow..yes..yes.. sorry Dea, lets talk later!" Bu Latoya kemudian berjalan kembali ke tendanya dengan berjalannya yang aneh seperti bebek dengan masih memegang cangkir teh nya.
Sampai di depan tenda, bu Latoya langsung duduk dan menikmati teh nya lagi.
"Ms.. kayu bakar?!"
"Ow..ow..ow..yes..yes.. kayu bakar.. i know.. i know."
Tapi bu Latoya hanya duduk saja, "So..."
"Yes?"
"Kayu bakar?!!"
"Ow..yes..yes.. you see that little house..." Bu Latoya hendak menjelaskan lagi tapi Teo dan Tom hanya langsung berlari ke sana.
"Permisi pak."
"Kami mau minta kayu bakar lebih."
"Nomor pohon?"
"4797!" Nomor pohon menandakan tempat tenda mereka berdiri ada di depan pohon nomor berapa.
Mereka pun diberi kayu bakar sama jumlahnya dari yang Tan bawa dengan tiket kecil berwarna hijau dengan tulisan, "TIKET PINJAM."
"Tiket pinjam? ini maksudnya apa ya pak?"
"Saat mau pulang kalian harus menanam pohon sesuai dengan tiket yang kalian miliki, satu tiket 5 pohon."
"Hah?" Mereka akhirnya kembali ke tenda mereka dan langsung duduk di kursi depan api unggun yang telah dibuat oleh Tan.
"Kalian mengambil kayu bakar dimana? lama sekali?"
"Jangan tanya! Dimana Felix dan Cain? jangan bilang masih tidur?" Tom pun melihat kedalam tenda dan menemukan Felix dan Cain yang tertidur lelap, "Apa mereka putra tidur?"
Teo dan Tom kaget ketika koleksi teh nya yang ada di meja tinggal sedikit, "Dimana..." Teo dengan nada panik.
"Ah, itu tadi ada anak-anak yang datang.. tenang saja mereka bayar kok."
"Bayar? kamu pikir ini untuk dijual? kamu pikir ini bisa dihargai dengan uang? susah payah kami kumpulkan," Tom mendramatisir.
"Jadi kamu jual berapa?" Teo bertanya dengan tatapan seperti bola mata nya akan keluar.
"Rp.1000."
"Se..se..SERIBU???"
Mendengar itu Tan hanya memasang senyuman bersalah sambil mengelus-elus hidungnya.
"Satu teh saja harganya Rp.10.000 karena rasa yang jarang ada ditambah uang transportasi kami mencarinya, ditambah perjalanan ke sini, ditambah pajak, ditambah lagi uang tidak terduga lainnya.. seribu???" Teo dan Tom hanya langsung tertawa.
"Kesini kau!!!" Teo dan Tom mengejar Tan.
***
Tak lama kemudian ada pengumuman dari speaker yang berada di setiap pohon, "Acara makan malam akan segera dimulai, mohon untuk anak-anak sekalian membawa masing-masing piring dan gelas yang dibawa dari rumah yah."
Tan yang rambutnya acak-acakan setelah di keroyok Teo dan Tom membangunkan Felix dan Cain.
Pemilik perkemahan menyiapkan makanan dan tempat makan dibawah tenda besar. Hanya saja menu makanannya tidak membuat berselera, "Apa ini? kita makan rumput? kata Teo.
"Kita butuh daging untuk bisa bersemangat bersenang-senang."
"Kalau tidak mau makan silahkan keluar anak manis," Pak Egan dengan nada lembut tapi wajah marah.
Mereka pun menuju meja makan dengan lesuh.
"What.. oh my god you're looking a bit peaky.. wha..."
"Em..em..em..no..no..no..." Teo dan Tom sambil menggeleng-geleng kan kepalanya memotong pembicaraan Bu Latoya sebelum menjadi panjang. Felix, Cain dan Tan menahan tawanya dibelakang Teo dan Tom.
Setelah makan, keluar dari tenda besar itu mereka diwajibkan langsung mencuci peralatan makan masing-masing dan kembali ke tenda untuk mengenakan baju yang lebih hangat.
FCT3 yang sudah memakai berlapis-lapis baju langsung ke depan panggung pertunjukan terlebih lagi Teo dan Tom yang seperti memakai 20 lapis baju.
Panggung pertunjukan yang terbuat dari kayu itu dilapisi rumput hiasan dan dinding panggung yang dari batu besar dihiasi lumut hias dan tak lupa lampu hias yang mengelilingi, "Setelah melihat dekorasi di perkemahan ini dan merasakan makanannya sepertinya pemilik perkemahan ini adalah..."
Mereka semua menunggu lanjutan dari Teo, "Hobbit!" Teo dengan lugunya melanjutkan.
"Hobbit paling suka makan daging, tahu..." Cain dengan menjitak kepala Tom.
"Kok aku yang kena?" Tom kesal.
"Oh itu.. aku nitip jitakan buat Teo karena kejauhan."
Tom kemudian ingin menjitak kepala Felix tapi di hadang, "Maaf, aku bukan tempat penitipan!"
Tom yang kesal langsung melepas topi beanie nya dan melemparkan ke wajah Cain, "Ah, tengkyu," Tapi Cain malah mengambil topi itu dan memakainya diatas topi beanie nya sendiri dan diikuti tawa yang lain.
Didepan panggung pertunjukan yang terdapat banyak meja kayu dan 5 kursi batu disetiap meja kini sudah penuh.
Pertunjukan dimulai dari Pak Egan sebagai pembawa acara. Tidak terbayang jika Bu Latoya yang jadi pembawa acara pasti akan sampai pagi dan masih pembukaan.
Pak Egan memulai acara dengan memanggil Teo dan Tom untuk naik ke panggung.
Mereka bertiga yang tinggal duduk pun kebingungan dan sambil menatap kemudian tertawa, "Mereka mau melawak yah?" Cain yang sambil tertawa.
Teo dan Tom membuka baju luar mereka dan terlihat lah Teo yang memakai gaun gadis korek api dan Tom yang memakai pakaian pemburu. Teo sebagai gadis korek api dan Tom sebagai pemburu.
Mereka belum mulai Cain sudah mulai tertawa terbahak-bahak.
Felix entah kenapa merasa merinding, benar saja ternyata ada Dea disampingnya duduk, "Sejak kapan kau duduk disini?" Felix kaget.
"Sejak Teo dan Tom naik ke panggung."
...-BERSAMBUNG-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 570 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸ🤡
semangat otor
2022-08-13
1
тαуσηg
Aya Aya was si Felix nyangkanya si dea itu siluman kalau mata hantu tapi tidak berdarah wkwk
2022-08-13
0
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
next
2022-08-12
2