Ch.6

Tidak terasa sudah pukul 10 malam.

Marsya baru saja terbangun dari tidur lelapnya tadi.

Marsya pun beranjak turun dari tempat tidur melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar pergi menuju dapur untuk melihat apa yang bisa ia makan di sana.

Sesampainya di dapur Marsya pun melihat meja yang kosong tanpa adanya makanan disana. Marsya memutuskan untuk membuka kulkas karna ia berpikir pasti ada sesuatu di sana yang bisa ia makan.

Ketika membuka kulkas yang ia dapati hanya beberapa potong roti dan selai coklat di sana.

Marsya pun langsung meraih roti tersebut, mengoleskan selai dan langsung memakannya. Yang penting perutnya bisa terisi.

Sesudah makan Marsya kembali ke kamar. Saat melewati ruang tengah terlihat sepi.

Mungkin tuan Gilang masih tidur. Pikir Marsya.

Marsya kemudian masuk ke dalam kamar, mendudukkan tubuhnya di sofa kamar yang tersedia sambil memainkan ponselnya.

Karena terbangun di tengah malam membuatnya tidak bisa tidur.

Akhirnya karena bosan Marsya pun meraih kopernya yang tadi ia bawa, lalu membereskan barang-barangnya memasukkan ke dalam lemari pakaian yang sekarang menjadi miliknya.

Sedang asik menata barang-barangnya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang di banting dari luar kamar.

Karena penasaran Marsya pun keluar untuk melihat keadaan di sana.

Saat membuka pintu ia melihat Gilang yang baru saja pulang entah dari mana, tapi melihat Gilang yang berjalan sempoyongan Marsya dapat mengira bahwa Gilang baru saja pulang dari Bar.

“Mas Gilang.” Marsya berjalan menghampiri Gilang bermaksud untuk membantunya berjalan menuju kamar.

Saat akan menyentuh tubuh Gilang, Marsya di dorong oleh Gilang hingga ia terjatuh ke lantai.

“Minggir kau wanita mur*han! Jangan coba-coba menyentuh ku. Aku tidak sudi di sentuh oleh jal*ang sepertimu!” Teriak Gilang memperingati Marsya.

Gilang lalu berjalan dengan tertatih-tatih menuju kamar miliknya.

Marsya yang di perlakukan seperti itu hanya dapat menitikkan air mata. Hatinya sakit di perlakukan seperti itu oleh suaminya sekarang.

“Kuatkan hamba ya Tuhan.” Gumam Marsya sambil berdiri dan berlalu menuju kamarnya.

***

Pagi harinya Marsya bangun dan pergi menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Ia ingin melakukan kewajibannya sebagai seorang istri yang baik walaupun ia tidak di akui oleh Gilang.

Sementara Gilang, ia baru saja terbangun dari tidurnya, ia merasa kepalanya sakit sekali.

Kepala ku sakit sekali ya ampun. Mungkin semalam aku terlalu banyak minum. Batin Gilang.

Gilang lalu pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hari ini ia akan pergi ke kantor melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Setelah bersiap, Gilang turun menuju ke bawah. Di sana ia melihat Marsya yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

”Mas. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu. Sebelum pergi sebaiknya mas Gilang makan dulu.” Ujar Marsya, sambil menyodorkan sepiring nasi goreng yang sudah ia siapkan tadi.

Gilang yang melihatnya merasa muak, saking kesalnya ia pun melempar piring yang di berikan Marsya hingga jatuh pecah dengan nasi yang berserakan di lantai.

PRANG.

Marsya pun terkejut dengan kejadian yang barusan terjadi.

“Heh! Kamu pikir saya mau makan masakan kamu, makan saja sendiri masakan mu itu. Dasar wanita menjijikan.” Ujar Gilang langsung pergi dari hadapan Marsya.

Masih pagi dan Marsya sudah membuat moodnya hancur.

Wanita si*lan. Maki Gilang dalam hati.

Gilang langsung menaiki mobilnya dan menancap gas meninggalkan rumahnya menuju kantor.

Sementara di dalam Marsya sedang mengumpulkan pecahan bekas piring yang tadi Gilang lemparkan.

”Sabar Marsya, kamu hanya perlu bersabar dengan semua ini.” Ujar Marsya pada dirinya sendiri.

Sejujurnya dalam hati Marsya ingin sekali menangis menumpahkan rasa sakitnya di perlakukan buruk oleh Gilang.

Tapi Marsya mencoba kuat karena ia yakin pasti bisa membuat Gilang berubah meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama.

***

Kembali pada Gilang.

Saat ini Gilang sedang berada di ruangannya memeriksa beberapa berkas perusahaan.

Tiba-tiba ia menghubungi sekertarisnya Doni, menyuruh salah satu anggota divisi perencanaan untuk datang menghadapnya.

“Doni, suruh salah satu anggota divisi perencanaan untuk menemui ku.” Perintah Gilang melalui sambungan intercom.

“Baik Tuan.” Balas Doni dari seberang sana.

10 menit kemudian. Terdengar bunyi ketukan pintu dari luar ruangan Gilang.

“Masuk.” Teriak Gilang dari dalam.

Seorang pria berjalan masuk dengan tangan yang saling bertautan, ia merasa hari ini akan mendapat amukan dari atasannya itu.

“Permisi Tuan. Saya anggota dari divisi perencanaan.” Ujar pria itu memperkenalkan diri.

Gilang langsung melempar berkas yang tadi ia periksa pada pria yang berdiri di depannya.

“Laporan macam apa ini yang kalian kumpulkan?" Bentak Gilang.

"Kalian pikir saya mengaji kalian hanya untuk membuat rancangan yang sederhana seperti ini. Saya tidak mau tahu, sekarang bawa berkas itu dan perbaiki. Saya tunggu sampai besok pagi laporan itu sudah harus ada di atas meja saya” Ujar Gilang sambil berteriak pada bawahannya itu.

“Ba..Baik Tuan. Akan kami perbaiki secepatnya.” Balas Pria itu sambil menunduk mengumpulkan berkas yang tadi di lemparkan oleh Gilang.

“Keluar!” Perintah Gilang.

Hari ini Gilang tampak berbeda, ia melampiaskan seluruh amarahnya pada bawahannya.

Semua karyawan yang tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik akan mendapat teriakan dari Gilang.

Doni yang melihat tingkah Tuannya tidak berani mendekat, ia juga tidak ingin di teriaki oleh tuannya.

Ia tahu Gilang sedang kesal, Gilang mulai berubah menjadi pemarah sejak hari dimana ia di suruh menikah dengan Marsya.

Jam makan siang pun tiba. Gilang langsung berjalan keluar menemui Doni sekertarisnya.

“Doni, temani saya makan siang.” Perintah Gilang.

“Baik Tuan.”

Keduanya kemudian berjalan menuju lift khusus presdir, Doni lalu menekan angka satu menuju lantai dasar perusahaan.

Mereka langsung pergi menuju restaurant terdekat dari perusahaan.

Sesampainya disana mereka memilih meja yang dekat dengan jendela agar dapat melihat suasana di luar.

Doni langsung pergi memesan makanan untuknya dan juga untuk Tuannya.

Sementara Gilang sedang duduk, sambil menunggu Doni ia memainkan ponsel miliknya.

Sedang asik memperhatikan layar ponselnya, tiba-tiba ada seorang wanita yang datang dari arah belakang memegang bahunya.

“Gilang.” Sapa wanita itu. Gilang yang mendengar suara wanita itu tubuhnya langsung menegang.

Ia sangat mengenali suara wanita ini.

Cepat-cepat Gilang menormalkan raut wajahnya menjadi seperti tidak terjadi apa-apa.

Gilang kemudian berbalik menghadap belakang untuk melihat wanita itu.

“Oh Elena.” Balas Gilang.

Elena adalah mantan sekaligus cinta pertama Gilang.

Saat masih berhubungan dulu, Elena tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Gilang bahkan sudah pernah mengerahkan anak buahnya untuk mencari Elena namun hasilnya nihil mereka tidak dapat menemukan wanita itu.

Sejak saat itu Gilang menjadi orang yang senang mempermainkan hati wanita.

Karena ia merasa dirinya di permainkan oleh Elena yang pergi tanpa sebab.

“Boleh aku bergabung bersamamu?” Tanya Elena.

“Ya silahkan.” Jawab Gilang mempersilahkan. Sejujurnya ia masih sedikit memiliki perasaan pada Elena, ia juga ingin tahu apa alasan wanita itu pergi darinya tanpa alasan.

Aku akan menanyakan nanti mengapa dulu ia menghilang tanpa sebab. Pikir Gilang dalam hati.

Tidak berapa lama Doni pun muncul. Ia juga sempat kaget melihat kehadiran Elena disana, Doni tahu siapa Elena karena dulu yang disuruh mencari wanita itu adalah Doni sekertaris Gilang.

“Hai Doni.” Sapa Elena saat Doni sudah berada di depan mereka.

“Hai Nona Elena. Senang bertemu dengan anda.” Balas Doni soapn.

Tiba-tiba datang para pelayan menyanjikan hidangan yang tadi di pesan oleh Doni.

Untung saja Doni memesan banyak makanan tadi, hingga Elena pun kebagian.

Mereka akhirnya makan sambil sesekali berbincang-bincang menanyakan kabar selama beberapa tahun tidak bertemu.

***

Nah, author mau tanya nih. Kalau kalian yang ada di posisi Marsya. Kira-kira apa yang kalian rasakan? Dan apa yang kalian lakukan?😊

Terpopuler

Comments

Byla

Byla

Gw jadi marsya..? Karna udah terikat pernikahan mau gak mau manut dulu ama suami.. Tapi liat kedepannya kalo semena mena bhaay!

2021-12-07

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

karena udah jadi istri Gilang, harus bersikap layaknya seorang istri ... btw kita juga punya harga diri Thor, kalo direndahkan seperti itu ya ga bisa. Cari kerja supaya tetap bisa membantu keluarga, dan memenuhi kebutuhan sendiri. Suami kayak Gilang mah ga tanggung jawab banget.

2021-08-15

0

Akhmad Hadziq

Akhmad Hadziq

kalau gw yg jadi marsha cuwekin aja cowok ngk ada ahlak udh nidurin ngk nyadar ngambil keperawanan anak orang,,keluar kerja lg mana tau ada yg lebih di luar yg menanti🤗🤗

2021-07-19

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 92 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!