Ch.5

Keesokan harinya di kediaman keluarga Baskara.

Semua orang sedang sibuk-sibuknya, para pekerja sedang berlalu lalang menyiapkan segala keperluan untuk acara.

Hari ini akan dilaksanakan pernikahan antara Gilang dan Marsya seperti yang telah di tetapkan kemarin.

Acara ini hanya di hadiri oleh keluarga terdekat Gilang dan keluarga Marsya.

Ibu dan adik Marsya sudah tiba di Jakarta stelah di hubungi bahwa anaknya akan di nikahkan.

Lina ibu dari Marsya sempat syok mendengar berita tersebut.

Marsya bahkan tidak berani berbicara dengan sang ibu. Hingga nyonya Baskara lah yang berbicara bahwa disini Marsya lah yang menjadi korban.

Bahkan nyonya Baskara tidak segan-segan menceritakan kebejatan yang di lakukan anaknya Gilang.

Lina pun akhirnya menyetujui hal ini, ia juga tidak mungkin melawan keluarga yang derajat nya lebih tinggi dari mereka.

Di dalam kamar. Marsya sedang didandani oleh MUA yang di panggil oleh nyonya Baskara sendiri.

Selama Marsya bersiap-siap, ia selalu di damping oleh Ibu dan calon mama mertuanya.

Marsya pun sudah selesai di dandani.

Ia tampak begitu cantik dengan balutan dress panjang berwarna putih, rambutnya di biarkan tergerai dengan rambut bagian bawah yang di buat keriting dan di atas kepalanya di pake kan sebuah mahkota menambah kesan menawan pada dirinya. Ia bak ratu saat ini.

Berbeda dengan Marsya. Di ruangan lain Gilang sudah selesai dari kegiatan bersiapnya.

Ia tampak gagah dan tampan dengan balutan stelan jas berwarna putih dan dasi kupu-kupu.

Jika bukan karena ancaman, Gilang pasti sudah berpikiran untuk kabur dari acara ini. Ia masih tidak rela menjadi suami dari wanita yang derajatnya tidak setara dengannya.

Padahal banyak wanita di luar sana yang statusnya lebih tinggi yang juga pasti ingin di nikahi oleh Gilang.

Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.

Hanya karena kejadian satu malam membuat hidup keduanya berubah.

***

Acara akan di mulai.

Keduanya di persilahkan untuk maju ke depan, mengucap janji suci sehidup semati.

****Ya Tuhan. Jika memang ini takdir yang Engkau siapkan untuk ku. Maka permudah lah segalanya di masa depan****. Ucap Marsya berdoa dalam hati.

Akan ku buat kau menderita wanita kampung. Batin Gilang.

Acara sakral itupun selesai mereka lewati.

Hari ini mereka berdua resmi menjadi pasangan suami istri di mata agama dan juga hukum.

“Selamat nak” Para orangtua memberikan ucapan selamat kepada mereka.

Marsya hanya dapat tersenyum kaku, sedangkan Gilang hanya dapat menampilkan wajah datar tanpa ekspresinya.

Selesai. Saat ini para keluarga sedang menikmati hidangan yang tersedia di sana.

***

Setelah segala acara berakhir, Gilang langsung berpamitan pada orangtuanya.

“Papa. Aku dan Marsya akan langsung pulang ke rumah Gilang.”

“Kenapa kalian cepat sekali ingin pergi?” Tanya Tuan Baskara.

”Gilang sudah lelah pah ingin beristirahat. Lagi pula Gilang juga akan membawa Marsya sekalian agar Marsya dapat melihat-lihat tempat tinggal barunya” Gilang beralasan.

Sejujurnya dirinya sudah muak disana, ia ingin cepat-cepat pergi dari sana dan menemui para sahabatnya untuk minum-minum melepaskan segala beban pikiran nya saat ini.

“Sudah lah pah. Biarkan mereka pergi, toh mereka sudah sah sebagai pasangan.” Ujar nyonya Baskara.

“Ya sudah. Kalian boleh pergi, Gilang papa pesan sama kamu jaga Marsya baik-baik. Karena sekarang ia akan menjadi tanggung jawabmu.” Nasihat Tuan Baskara.

“Nak Gilang. Ibu titip Marsya, tolong jaga dia baik-baik. Kalau ia ada salah tolong bimbing ia.” Tambah Ibu Lina dengan mata berkaca-kaca, Lina masih tidak percaya anaknya sekarang telah menikah.

Gilang hanya diam tidak memberikan reaksi ia tetap dengan wajah datarnya.

“Sya. Ibu juga mau sekalian pamit, besok ibu akan kembali ke kampung. Kamu baik-baik ya disini.” Ujar Lina lagi.

“Iya bu. Ibu dan Lisa hati-hati dijalan. Lisa kamu jagain ibu ya disana.” Jawab Marsya pada sang adik sambil menitikkan air mata, ia belum siap berpisah lagi dengan ibu dan adiknya.

“Iya kak.” Balas Lisa adik Marsya.

“Kami pergi dulu.” Pamit Gilang.

Gilang langsung berjalan keluar dari kediaman orangtuanya di ikuti Marsya di belakangnya.

Mereka memasuki mobil milik Gilang dan langsung tancap gas meninggalkan kediaman Baskara.

***

Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara hingga mereka tiba di mansion milik Gilang yang juga tak kalah besar dari punya orang tuanya.

Gilang langsung turun memasuki mansion miliknya.

Disana hanya ada satpam yang berjaga, rumahnya hanya akan di datangi oleh pembantu seminggu sekali untuk membersihkan saja.

“Kau akan tidur di kamar bawah. Aku tidak sudi sekamar dengan wanita murahan sepertimu. Apa kau paham!” Ucap Gilang dengan intonasi suara yang cukup tinggi.

“Baik Tuan.” Balas Marsya sambil menunduk tidak berani menatap pada Gilang.

“Baguslah kalau kau paham. Kau hanya wanita kampung sangat tidak cocok dengan ku. Kalau bukan karna aku di beri obat hari itu, aku pasti tidak akan berakhir seperti ini dengan mu.” Tumpah sudah segala unek-unek yang Gilang pendam dalam hati.

“Heh. Sangat melelahkan berbicara dengan gadis sepertimu.” Akhirnya Gilang langsung pergi menuju kamarnya yang terletak di lantai atas. Meninggalkan Marsya sendirian.

Karena tidak tahan ingin menangis, Marsya langsung masuk ke dalam kamar yang di tunjuk Gilang tadi. ia ingin menangis menumpahkan kesedihannya sekarang.

Marsya masuk dan mengunci pintu.

Ia langsung berdoa “Ya Tuhan, berilah aku kekuatan untuk menghadapi ini semua. Maafkan segala dosa Marsya jika selama ini Marsya berbuat salah” Doanya sambil menangis.

Terlalu lelah menangis, Marsya pun tertidur.

***

Sementara Gilang sesampainya ia di kamarnya ia langsung masuk dan membanting pintu dengan keras.

BRAK.

Gilang langsung menuju tempat tidur ingin mengistirahatkan dirinya sebentar sebelum pergi menemui para sahabatnya di Club malam ini.

***

Malam hari Gilang pun terbangun. Ia langsung beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Malam ini ia dan teman-temannya akan berkumpul di club malam.

Teman-teman Gilang tidak ada yang tahu bahwa ia hari ini sudah resmi menjadi suami orang. Di karenakan acara pernikahan mereka yang tertutup.

Setelah selesai dengan kegiatan mandi itu. Gilang langsung bergegas menggunakan pakaian yang di rasanya cocok.

Ia lalu turun menuju mobilnya yang terparkir di halaman dan langsung tancap gas meninggalkan rumah tanpa memberi tahu Marsya bahwa ia akan keluar.

Sesampainya di Club.

“Hai Bro” Sapa Gilang pada teman-temannya.

“Bro.” Sapa balik mereka.

Gilang langsung duduk dan mengambil sekaleng bir yang ada di meja tersebut, menyesap minuman tersebut hingga tandas.

Seorang wanita yang melihatnya langsung menghampiri Gilang.

“Malam Tuan. Mau saya temani.” Tawar wanita malam itu.

Gilang hanya mengangkat bahu seolah berkata terserah saja padamu.

Wanita itu langsung duduk di pangkuan Gilang, merasa tidak ada penolakan dari Gilang membuat wanita itu semakin berani menempelkan tubuhnya pada Gilang.

Malam itu Gilang lewati dengan minum-minum dan bersenang-senang dengan teman dan juga para wanita malam yang para sahabatnya pesan.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

main wnita mlu Gilang,nanti kena HIV baru tau rsa

2022-09-18

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

ga banget Gilang...tunggu aja sesuatu terjadi ama loe Gilang. baru loe sadar ...suami ga tanggung jawab 😠

2021-08-15

0

Ety Ayu

Ety Ayu

lanjut thor

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 92 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!