Ch.2

Lelaki gagah dengan kacamata hitamnya terlihat turun dari dalam pesawat bersama sekertarisnya yang selalu setia berada di sampingnya.

Para wanita yang melihat mereka berdecak kagum dengan kharisma lelaki itu.

Lelaki gagah dan sekertarisnya baru saja kembali dari luar kota sehabis mengurus proyek yang mengharuskan dirinya untuk turun langsung ke lapangan memantau para pekerja.

Gilang Baskara. Orang mengenalnya dengan kepandaiannya dalam berbisnis.

Di usianya yang masih terbilang muda ia sudah mampu memimpin sebuah perusahaan besar bernama Baskara Group.

Baskara Group merupakan salah satu perusahaan raksasa di kota Jakarta yang bergerak dalam bidang jasa dan property.

Baskara Group merupakan perusahaan turun temurun yang didirikan oleh keluarga besar Baskara.

Seperti halnya Gilang, sebelum menempati posisi sebagai presdir Baskara Group kakek dari Gilang yang bernama Milano Baskara lah yang pertama kali mendirikan perusahaan tersebut.

Lalu setelah kakek dari Barack memutuskan untuk pensiun, Kevin Baskara yang ialah papa dari Gilang lah yang melanjutkan jejak sang ayah Milano.

Kemudian setelah Kevin memutuskan untuk menikmati masa tuanya ia memberikan kepercayaan kepada anaknya untuk melanjutkan usaha mereka.

Gilang memiliki wajah blasteran eropa yang menurun dari kakeknya Milano yang berasal dari Perancis membuat ia di gilai para wanita, tak jarang banyak wanita yang sering ingin menemuinya bermaksud menggoda Gilang agar menjadi kekasih mereka.

Gilang yang hobinya bersenang-senang dan bermain wanita membuatnya menjadi incaran para lawan bisnisnya yang ingin menjatuhkan perusahaan raksasa mereka lewat hobi Gilang.

Gilang sudah sering di tegur oleh kedua orang tuanya tentang sifatnya yang sering minum-minum dan bersenang-senang bersama para sahabatnya di club.

Tapi karena Gilang berdalih bisa mengendalikan dirinya saat sedang bersama teman-temannya membuat kedua orangtuanya membiarkan saja toh Gilang juga sudah besar dan tau mana yang baik dan tidak baik pikir kedua orangtuanya.

***

Gedung Baskara Group.

“Bagaimana dengan perkembangan hotel yang ada disini?” Tanya Gilang kepada Doni sekertarisnya. Mereka sedang berjalan menuju ruangan Presdir tempat Gilang.

Tak jarang banyak karyawan yang menunduk saat berpapasan dengan mereka.

“Sejauh ini perkembangannya baik pak. Bahkan peningkatan tahun ini lebih tinggi di banding tahun lalu” Jawab Doni memberi penjelasan.

“Baguslah kalau begitu. Pantau terus kinerja hotel itu karna itu salah satu aset penting perusahaan.” Ujar Gilang.

Setelah sampai di depan ruangan Presdir.

Gilang langsung masuk dan duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Doni beralih ke tempatnya di depan ruangan Presdir, setiap orang yang ingin menemui sang presdir harus melalui dirinya dulu.

***

Gilang sedang memeriksa dan membaca beberapa dokumen yang akan ia tanda tangani.

Drtt…drtt…drtt

Terdengar bunyi getaran ponsel Gilang yang ia letakkan di atas meja kerjanya.

Karena merasa terganggu dengan suara getaran ponselnya, Gilang lalu meraih ponselnya, melihat siapa yang menghubunginya.

Tertera nama Alex pada layar ponselnya. Alex merupakan salah satu teman Gilang waktu kecil, pertemanan mereka berjalan hingga masing-masing sudah memiliki perusahaan sendiri.

Tetapi dari semuanya perusahaan Gilang yang paling nomor satu di kota Jakarta.

Gilang dan Alex juga sedang menjalin kerja sama bisnis tentang proyek pembangunan di salah satu kota di Bandung.

“Halo.” Sapa Gilang dengan suara yang terdengar malas.

“Hei Bro, aku dan yang lainnya berencana malam ini kumpul di club biasa. Bagaimana denganmu?” Tanya Alex to the point.

“Aku akan datang nanti” Jawab Gilang.

“Baiklah. Selamat bekerja.” Ujar Alex. Gilang langsung mematikan sabungan telfon dan melanjutkan kegiatannya memeriksa berkas yang tertunda tadi.

***

Sudah waktunya pulang kerja.

Para pekerja langsung bergegas merapikan berkas-berkas yang ada di meja mereka lalu berjalan bersama dengan teman-teman mereka menuju lift khusus karyawan yang juga sudah banyak para karyawan yang lain mengantri untuk turun menuju lantai dasar Baskara Group.

Sementara yang lain berbondong-bondong untuk pulang. Gilang masih setia dengan berkas-berkas yang ada di depan matanya.

Ia masih memeriksa beberapa dokumen sisa. Sedangkan Doni masih setia menunggu sang Presdir keluar dari dalam ruangan.

Hingga waktu menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit barulah Gilang selesai dengan pekerjaannya.

Gilang langsung membereskan mejanya, menyimpan dokumen penting pada lemarinya, menguncinya, lalu meraih jasnya yang ia lampirkan pada belakang kursi dan bergegas keluar dari ruangannya.

Saat keluar ia melihat Doni yang masih setia di tempatnya.

Doni langsung beranjak dari duduknya dan berjalan mengikuti langkah kaki bossnya menuju lift khusus Presdir.

Ting.

Lift terbuka. Gilang langsung berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman Gedung Baskara Group.

Doni dengan sigap membuka pintu mobil, mempersilahkan bossnya untuk naik.

“Antarkan aku ke club biasanya.” Ujar Gilang langsung.

“Baik tuan.” Balas Doni patuh.

Doni langsung menancap gas membelah jalanan ibukota yang saat itu sedikit macet.

Sesampainya di sebuah club yang cukup terkenal Gilang langsung turun di ikuti Doni di belakangnya.

Mereka berjalan menuju tempat VIP biasa mereka kumpul bersama teman-teman mereka.

Sepanjang jalan banyak yang mengenali Gilang, banyak pula gadis-gadis yang ingin mendekat menggoda Gilang tapi sepertinya hari ini Gilang sedang tidak berselera untuk meladeni para wanita malam itu.

Memasuki ruangan khusus tamu-tamu VIP.

Disana terlihat Alex , Johan, dan Dirly yang sudah berada di sana dengan para wanita sewaan mereka.

“Hei Bro” Sapa mereka serempak, setelah melihat Gilang masuk. Mereka langsung melakukan tos ala laik-laki.

“Berikan aku minum” Pinta Gilang langsung pada wanita yang sudah bersedia khusus menuangkan mereka minum.

***

1 Jam sebelum Gilang datang.

Di sudut ruangan di sebuah club itu. Terlihat seorang pria yang menggunakan topi dan masker sedang berbicara dengan wanita seksi. Mereka tampak serius dengan pembicaraan mereka.

Tidak berapa lama, lelaki itu memberikan wanita tersebut sebuah botol obat yang entah isinya apa.

Setelah wanita itu pergi, lelaki itu langsung tersenyum seolah senang dengan pembicaraannya tadi.

***

Para sahabat itu sedang berbincang-bincang tentang pekerjaan mereka. Sesekali mereka menyesap minuman yang ada di gelas mereka.

Gilang yang mulai merasa pusing langsung menyuruh Doni untuk mengantarnya pulang.

Doni langsung bergerak cepat menuntun sang boss menuju mobil mereka yang terparkir di depan.

Dalam perjalanan pulang menuju tempat Galang. Ia tiba-tiba merasa badannya gerah dan panas. Ia seperti cacing kepanasan di dalam mobil

“Ada apa tuan?” Tanya Doni merasa aneh dengan kelakuan sang boss.

“Tubuhku tiba-tiba terasa gerah dan panas. Aku ingin berendam air dingin. Kau cepatlah.” Ujar Gilang sambil menggeliat tidak jelas di tempatnya.

Gilang yang masih sadar, tahu ini jalan menuju salah satu hotelnya yang terkenal di Jakarta.

“Berhenti di hotel milikku. Sepertinya aku akan menginap disana. Tubuhku juga sudah tidak nyaman, aku sudah tidak tahan.”

Sepertinya ada yang tidak beres dengan tuan. Batin Doni berpikir.

Mereka pun sampai di hotel milik Gilang.

Terpopuler

Comments

aurel chantika

aurel chantika

minumannya sudah dicampur obat

2024-01-10

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

minuman Gilang dikasih obat perangsang

2021-08-15

0

dewi patmawati

dewi patmawati

mampir

2021-07-08

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 92 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!