Sesampai di rumah Nana langsung masuk ke dalam rumah dan setelah itu menoleh ke belakang. "Kau pulanglah ke rumah mu, Anggap saja pernikahan tadi tidak pernah terjadi" ucap Nana kepada Ryhan dengan wajah datar nya dan itu membuat Weny, Yura dan juga Qori kaget mendengar itu.
"Apa maksud mu Na?" tanya Weny kepada Nana dengan menatap lekat wajah Nana.
Nana tidak menjawab nya dan langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumah nya itu meskipun kunci ada di Ryhan juga. "Kalian pulang saja, Aku akan menjaga Nana di sini" ucap Ryhan kepada Weny dan yang lainnya yang masih ada di sana.
"Apa maksud ucapan Nana tadi? apa kalian sudah menikah tanpa memberitahu kami?" tanya Weny lagi karna dia sedikit kecewa saat mendengar ucapan Nana.
"Lain waktu aku akan menjelaskan nya, Kalian pulang lah" jawab Ryhan dengan wajah datar nya akan pertanyaan Weny.
"Sudah nanti saja membahas itu sayang, Ayo kita pulang" ucap ibu Weny kepada Weny. Weny mengngguk mengiyakan nya karna dia tau akan perasaan Nana yang baru saja kehilangan kakak nya itu meskipun dia tidak merasakan nya tapi dia mengerti.
"Kami akan pulang, Jaga Nana dengan baik" ucap Yura kepada Ryhan. Ryhan tidak menjwab dan haya memilih untuk diam hingga seluruh orang itu pergi begitupun dengan Qori meskipun berat untuk nya meninggalkan Nana dalam keadaan ini tapi dia juga harus mengerti dan tidak boleh meminta penjelasan atas apa yang di ucapkan Nana tadi. Ryhan langsung menutup gerbang itu dan setelah itu langsung menuju ke dekat jendela, Ryhan mengintip apa yng sedang di lakukan oleh istri nya itu dan terlihat Nana sedang berbaring di ruang tengah dengan kasur lipat yang ada di ruang itu dan lebih tepat nya tempat tidur almarhum Rendi.
"Aku wanita kuat, Aku tidak boleh menangis" ucap Nana dan menghapus air mata nya yang menetes itu.
"Aku akan menjadi Orang hebat nanti kak" ucap Nana dan memejamkan mata nya dan itu membuat air mata nya kembali menetes, Nana mencoba untuk tidur hingga dia tertidur nyenyak di ruang tengah itu. Ryhan menatap istri nya yang tidak lagi bergerak itu dan dia berpikir jika sang istri sudah tidur dan istirahat, Ryhan langsung mengambil kunci rumah itu yang memang selalu ada di bawah pot bunga karna Rendi yang selalu meletakkan nya di sana, Ryhan langsung membuka pintu itu dengan pelan dan setelah itu dia kembali menutup pintu rumah itu.
"Apa yang di rasakan nya saat ini? apa dia sedih atau senang karna tidak ada lagi yang mengaturnya?" guman Ryhan yang tidak bisa membaca ekspresi wanita yang sudah menjadi istri nya itu. Ryhan duduk di samping istri nya yang tengah tertidur itu dan melihat hidung nga memerah dan mata nya membengkak.
Ryhan langsung menggendong tubuh mungil istri nya itu untukt tidur di dalam kamar nya, Setelah masuk ke dalam kamar dia langsung membaringkan tubuh wanita itu ke atas ranjang, Ryhan menyelimuti tubuh wanita itu hingga sampai ke leher nya. "Tidurlah dengan nyenyak, Aku harap besok perasaan mu akan baik baik saja seperti saat ini" guman Ryhan dengan mengusap lembut kepala wanita itu.
"Aku tidak akan meninggalkan mu" bisik Ryhan di telinga istri nya itu dan langsung mencium pucuk kepala itu, Ryhan langsung beranjak berdiri dari duduk nya dan langsung keluar dari kamar itu dan membaringkan tubuh nya di tempat yang di tiduri sang istri tadi.
"Aku akan mejaga Nana seperti kau menjaga nya kak" guman Ryhan dengan menatap langit langit ruang tengah rumah itu dengan tersenyum hingga dia tertidur.
Keesokan pagi nya.
Ryhan terbangun terlebih dahulu karna sudah menjadi kebiasaan nya bangun di pagi hari, Dia menatap pintu kamar istri nya tidak terbuka dan masih tertutup rapat tapi dia tidak ingin mengganggu dan langsung membereskan tempat tidur nya tadi dan meletakkan nya ke tepi. Setelah selesai dia memasak sarapan pagi untuk dirinya dan juga Nana sama seperti yang di lakukan Rendi setiap pagi nya. Setelah selesai menyiapkan sarapan pagi dia langsung membersihkan tubuh nya di dalam kamar mandi yang ada di rumah sang istri.
"Sekolah atau tidak ya?" guman Ryhan yang ragu untuk sekolah atau tidak.
"Ah tidak, Aku tidak akan sekolah jika Nana tidak sekolah" sambung nya kembali dan melanjutkan mandi nya. Setelah selesai mandi Ryhan baru ingat akan baju nya yang tidak ada di rumah itu.
"Astaga baju ku masih di rumah sebelah" guman Ryhan saat keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya.
"Ah pakai ini saja" guman nya kembali saat melihat baju almarhum kak Rendi yang ada di dapur dan di sana juga ada baju Nana.
Nana mengerjapkan mata nya dan pandangan nya sedikit buram. "Ah kepalaku sakit sekali" ucap Nana dan memegang kepala nya yang sangat terasa sakit itu.
"Kak" teriak Nana dengan memegang kepala nya. Ryhan bisa mendengar teriakan istri nya itu dan langsung hawatir dan langsung berlari dan masuk ke dalam kamar sang istri.
"Ada apa?" tanya Ryhan yang sudah sampai di kamar istri nya itu dan melihat sang istri sedang memegang kepala nya. Nana mendengar suara Ryhan dan membuat nya menoleh ke arah Ryhan.
"Apa yang kau lakukan di sini?" teriak Nana saat melihat Ryhan di dalam kamar nya.
"Kak lihat Ryhan masuk ke dalam kamar ku" teriak Nana yang mungkin tidak ingat akan apa yang terjadi kemarin. Nana tidak mendapatkan jawaban dari sang kakak karna sang kakak sudah tiada.
"Kak kau dengar tidak? lihat Ryhan masuk ke dalam kamar ku dan.... memakai baju mu" teriak Nana lagi saat tidak mendapatkan jawaban dari kakak nya dan melihat Ryhan mengenakan baju kakak nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
kamu harus kuat na
2021-05-10
0
jung jepri
senangatt
2021-01-29
0