Ryhan mengulangi ucapan penghulu tadi dengan lancar hingga orang yang berada di dalam ruangan itu menyebutkan SAH secara bersamaan begitupun dengan saksi yang mengantarkan Rendi ke rumah sakit tadi. Nana menyalami tangan lelaki yang sudah menjadi suami nya itu dengan air mata yang menetes dan Ryhan bisa merasakan tetesan air mata itu di tangan nya. "Kakak berjanjikan tidak akan meninggalkan ku?" tanya Nana saat sudah selesai menyalami suami nya itu dan saat Ryhan ingin mencium dahi nya.
"Kak" panggil Nana saat kakak nya tidak menjawab ucapan nya.
"Kakak jangan bermain, Jawab pertanyaan ku" ucap Nana saat kakak nya sama sekali tidak menjawab ucapan nya. Semua orang menoleh ke arah Rendi yang sama sekali tidak merespon dan juga tidak ada pemberitahuan bunyi alat detak jantung berbunyi saat Rendi menghembuskan nafas terakhir. Nana langsung berdiri dari duduk nya dan langsung menggoyangkan tubuh kakak nya itu.
"Kak, Kau ini bangun" ucap Nana yang emosi akan kakak nya itu dengn air mata yang mengalir sedikit di wajah nya.
"Kalian kenapa hanya melihat nya? periksa kakak ku" betak Nana kepada dokter dan suster yang ada di ruangan itu, Dokter langsung memeriksa Rendi dan nafas nya sudah terhenti, Denyut nadi nya juga sudah tidak berdenyut.
"Maaf, Kakak anda tidak bisa di selamatkan" ucap dokter tadi kepada Nana. Nana tidak bisa menerima kenyataan bahwa kakak nya pergi meninggalkan nya.
"Dia sudah berjanji tidak meninggalkan ku tadi, Lihat wajah nya saja tersenyum saat melihat aku dan Ryhan menikah, Kalian jangan bergurau masalah ini" ketus Nana dengan air mata yang mengalir saat melihat wajah kakak nya tersenyum.
"Maaf" hanya itu yang bisa di katakan oleh Dokter tadi.
"Kak bangun, Kau berjanji tidak akan meninggalkan ku" ucap Nana dengan memegang wajah kakak nya yang sudah tidak mengenakan alat bantu pernapasan itu. Semua orang hanya melihat apa yang di lakukan oleh Nana dengan hati yang juga ikut teriris saat melihat itu.
"Kak bangunlah, Aku akan berjanji tidak akan manja dan aku akan menjadi dewasa, Aku juga akan belajar dengan rajin, Aku akan memberi mu melihat nilai ku yang sama dengan Ryhan, Tapi aku mohon bangunlah" ucap Nana degan menatap lekat kakak nya itu dengan isakan yang menjadi.
"Sudahlah, Kakak sudah tidak ada, Ayo kita keluar dan dokter akan mengurus jenazah Kakak" ucap Ryhan dengan memegang istri nya itu.
"Lepaskan aku, Kakakku masih hidup" jawab Nana dan langsung menepis tangan lelaki itu dengan isakan yang sudah menjadi dan wajah yang sudah bengkak akibat menangis.
"Kak" ucap Nana yang terpotong karna sudah tidak sadarkan diri di pelukan Ryhan.
"Urus jenazah kak Rendi" perintah Ryhan kepada dokter tadi dan langsung menggendong wanita yang sudah menjadi istri nya itu keluar dari ruangan itu. Ryhan membawa Nana ke salah satu ruangan di sana dan membaringkan nya di sana.
"Sulit untuk mu menerima kenyataan nya bukan?, Aku tau itu, Aku akan selalu menemani mu" bisik Ryhan kepada istri nya itu dan menunggu istri nya itu hingga bangun. Beberapa menit dia menunggu sang istri bangkit dari pingsan tapi sang istri tidak kunjung bangun, Ryhan langsung menghubungi Weny melalui ponsel Nana yang amsih di tangan nya untuk menyiapkan pemakaman dan yasinan almarhum kak Rendi. Setelah mengirimkan pesan Ryhan kembali menatap wanita yang ada di hadapan nya itu.
Ckleek
Pontu terbuka dan masuklah Dokter yang mengurus jenazah Rendi tadi ke dalam ruangan itu.
"Tuan jenazah sudah siap" ucap dokter itu kepada Ryhan. Ryhan mengangguk mengiyakan nya dan menyuruh dokter tadi untuk berlalu dari sana dan menunggu nya dan sang istri sebelum membawa jenazah Rendi kembali ke rumah. Nana mengerjapkan mata nya dengan pelan dan nampak buram di sekitar nya.
"Kakak" panggil Nana dan langsung duduk dari tidur nya dan itu membuat Ryhan yang menundukkan kepala menatap nya.
"Di mana kakak?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan. Ryhan hanya diam dan menatap datar ke arah istri nya itu dan tidak menjawab pertanyaan nya.
"Apa benar kakak sudah tidak ada?" tanya Nana tanpa mengeluarkan air mata nya, Ryhan sedari tadi menatap nya dan tidak melihat air mata menetes di wajah wanita itu. Ryhan langsung menganggukkan kepala nya menjawab ucapan istri nya itu. Nana langsung beranjak dari duduk nya dan setelah itu langsung menuju keluar ruangan itu tanpa tangisan dan itu membuat Ryhan bingung. Ryhan belum ingin memikirkan itu dan langsung menyusul istri nya itu keluar ruangan.
"Di sana kakak mu Na" ucap teman Rendi yang memabwa Rendi ke rumah sakit tadi dengan menunjuk ke arah ambulance yang sudah ada Rendi di dalam nya, Nana tidak menjawab nya dan langsung masuk ke dalam ambulance itu. Ryhan berlari untuk menyusul istri nya itu dan setelah itu ikut masuk ke dalam ambulance itu dan mendudukkan tubuh nya di samping istri nya itu.
Nana menatap lekat wajah kakak nya yang sudah tidak bernyawa itu tapi kasih tersenyum. "Sudah meninggal saja kau masih tersenyum kak" ucap Nana dengan suara rendah tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Ryhan menatap wanita itu dan dia menatap heran akan Nana yang tidak menangis. Ambulance itu langsung melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke kediaman Nana dan Rendi.
Hanya memerlukan waktu beberapa menit akhirnya ambulance itu sampai di rumah Rendi dan Nana, Nampak sudah banyak orang yang berada di sana dan di sana juga sudah ada Weny dan Yura begitupun dengan kedua orang tua Weny dan Yura yang juga hadir di sana. Nana beranjak turun dari ambulance itu begitupun dengan Ryhan. "Nak" panggil ibu Weny. Nana hanya menoleh tanpa mengeluarkan ekspresi apapun dan hanya memasang wajah datar nya. Jenazah Rendi di bawa ke dalam rumah dan di letakkan di tengah rumah. Seluruh orang membaca yasin untuk Rendi, Weny dan Yura menangis saat melihat jenazah Rendi yang sudah mereka anggap seperti kakak sendiri begitupun dengan Qori yang juga hadir tapi tidak dengan Nana yang hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi nya.
Beberapa menit pembacaan yasin di rumah itu akhirnya selesai, Orang orang mulai bersiap untuk membawa Rendi ke makam dan Nana sama sekali tidak mengeluarkan suara, air mata atau apapun itu. "Ada apa dengan nya? apa dia tidak sedih?" guman Weny saat melihat Nana yang sama sekali tidak mengeskpresikan keadaan saat ini.
Sesampai di pemakaman Orang orang langsung memakamkan Rendi dan Nana masih diam dan tidak menangis sama sekali. Nana memejamkan mata nya saat kakak tercinta nya itu di masukkan ke dalam kubur, Sungguh dia sangat tidak ingin menyaksikan ini. "Berikan aku melihat wajah kakakku" ucap Nana tanpa menatap siapapun dan hanya pokus kepada kakak nya. Orang yang baru saja ingin memasukkan Rendi ke dalam liang lahat pun menghentikan niat nya.
Nana menatap lekat wajah kakak nya itu dan setelah itu langsung mencium dahi kakak nya itu. "Kabari aku jika sudah bertemu ayah" ucap Nana kepada kakak nya yang sudah tidak bernyawa itu. Nana kembali berdiri dan menyaksikan penguburan kakak nya itu dengan hati yang hancur tapi tidak menangis. Setelah pemakaman selesai semua orang berhamburan kembali ke rumah masing masing begitupun dengan Nana yang tidak ingin menunggu dia berjalan sendiri untuk kembali ke tempat nya dan Ryhan segera mengusul wanita itu begitupun dengan Weny dan Yura dan yang lain nya.
Sesampai di rumah Nana langsung masuk ke dalam rumah dan setelah itu menoleh ke belakang. "Kau pulanglah ke rumah mu, Anggap saja pernikahan tadi tidak pernah terjadi" ucap Nana kepada Ryhan dengan wajah datar nya dan itu membuat Weny, Yura dan juga Qori kaget mendengar itu.
"Apa maksud mu Na?" tanya Weny kepada Nana dengan menatap lekat wajah Nana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
nyesekk...trus nana ma siapa😭😭😭😭😫😫😫😫😫😫😫
2021-05-10
0
jung jepri
sukses selalu
2021-01-29
1