"Kenapa kau duduk di sana?" tanya Weny yang cemburu saat melihat Nana yang duduk di samping Ryhan.
"Kenapa? ada masalah?" tanya balik Nana dengan menatap lekat wajah Weny.
"Bukannya kau tidak kenal dan tidak mau duduk berdua dengan siapapun?" tanya Yura dengan menatap lekat wajah Nana sedangkan Weny menatap kesal akan Nana yang duduk di samping Ryhan.
"Ah aku sudah meengenal nya iya kan Ryhan?" tanya Nana dengan menatap lekat Ryhan dengan senyum yang mengembang, Ryhan tidak memperdulikan nya dan hanya diam tanpa menatap Nana.
"Jadi Ryhan namanya?" guman Weny yang sudah mengetahui nama Ryhan saat Nana menyebutnya tadi.
"Yasudah ayo kita duduk" ajak Yura kepada Weny dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi meja nya begitupun dengan Weny yang juga duduk di samping nya. Nana langsung kembali menatap ke depan karna guru sudah masuk.
"Dekat sekali dia dengan lelaki itu" guman Qori dan langsung mengalihkan pandangan nya kedepan. Hal yang selalu di lakukan oleh Nana saat jam pelajaran yakni jika bukan tidur ya makan tapi sebelum istirahat dia tidur dan setelah istirahat baru dia makan begitulah kegiatan nya sehari hari selama bersekolah.
"Hey coba belajar dengan benar, Bangun" ucap Ryhan dengn melepaskan salah satu hendsfree yang di kenakan Nana.
"Kau ini selalu saja mengganggu ku" ketus Nana dan mengambil hendsfree milik nya itu dengan kasar. Ryhan hanya bisa menghela nafas saat melihat tingkah Nana sang bayi besar yang tidak akan pernah berubah sikap.
Kringgg
Bel istirahat berbunyi semua murid membereskan barang mereka tapi tidak dengan Nana yang masih nyenyak tidur dengan menghadap ke arah Ryhan. Ryhan menatap lekat wajah menggemaskan wanita itu yang sedang tertidur, Di dalam hati dia tersenyum senang melihat wanita itu tapi wajahnya masih memasang wajah datar. "Na, Tidak ke kantin?" tanya Yura dengan mengguncang tubuh Nana dan itu membuat Nana terbangun dari tidur nya.
"Em, Ada apa?" tanya Nana dengan mata yang masih menyipit seperti orang baru bangun tidur pada umum nya.
"Kau tidak ingin ke kantin?" tanya Yura kembali dengan menatap lekat Nana sedangkan Weny dia menatap Ryhan yang mengeluarkan bekal. Nana menoleh ke samping dan masih melihat Ryhan berada di samping nya dan melihat lelaki itu mengeluarkan bekal.
"Tidak, Kalian saja yang ke kantin aku membawa bekal" jawab Nana berbohong padahal hanya ada makanan ringan yang selalu ada di dalam tas nya bukan bekal. Weny menatap wanita itu dengan tatapan heran saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut wanita itu.
"Sejak kapan kau membawa bekal ke sekolah?" tanya Weny dengan menatap lekat Nana begitupun dengan Yura yang juga menatap aneh ke arah Nana.
"Sejak saat ini" jawab Nana akan pertanyaan Weny.
"Baiklah, Tidak ada yang ingin di belikan?" tanya Yura dengan menatap Nana.
"Em" jawab Nana dan menggelengkan kepala nya menandakan tidak ada yang perlu di beli, Yura dan Weny berlalu dari sana dan menuju ke kantin sedangkan Nana kembali menyenderkan kepala nya di meja samping Ryhan dan menatap lekat wajah Ryhan yang sedang makan itu.
"Tampan sekali" guman Nana saat memperhatikan dengan intens wajah Ryhan yang memang sangat tampan, Rahang yang bagus, Bulu mata yng lentik dan hidung yang mancung. Ryhan yang merasa Nana memperhatikan nya pun langsung menoleh ke arah Nana dan memang Wajah datar nya.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Ryhan dengan wajah datar nya menatap Nana dan itu membuat Nana tersadar akan lamunan nya dan langsung duduk seperti semula.
"Percaya diri sekali kau ini" ketus Nana dan mengambil tas nya, Nana mengambil makanan ringan yang ada di dalam tas nya itu dan langsung membuka bungkus nya.
"Kau membawa makanan apa?" tanya Nana dengan menatap isi bekal Ryhan. Ryhan tidak menjawab nya dan melanjutkan makan nya.
"Boleh aku menyicip nya?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan yang ada di atas nya itu karna memang dua selalu meminta izin jika ingin mengambil apapun.
"Em" jawab Ryhan datar tanpa membuka mulut nya. Nana tidak menjawab nya lagi dan langsung mengambil makanan yang ada di dalam bekal Ryhan menggunakan tangan nya.
"Kau ini jorok sekali" ketus Ryhan dan memegang tangan nya dan mengibas tangan wanita itu supaya makanan itu terjatuh kembali, Setelah makanan itu terjatuh Ryhan mengambil tisyu yang ada di dalam tas nya dan langsung mengelap tangan wanita itu. Nana termenung saat melihat perlakuan seperti itu dan menatap lekat wajah Ryhan tanpa memindahkan posisi nya.
"Makan lah menggunakan ini" ucap Ryhan dengan menyodorkan garpu kepada Nana. Nana langsung tersadar akan lamunan nya dan kembali duduk seperti semula.
"Oh, Maaf" ucap Nana dan menerima garpu yang di berikan oleh Ryhan. Ryhan tidak menjawab nya lagi dan kembali melahap makanan nya.
"Lembut sekali dia" guman Nana yang memang menyukai sikap Ryhan itu.
"Kenapa hanya melamun? kau tidak ingin makan?" tanya Ryhan lagi dengan wajah datar nya dan membuat Nana kembali tersadar akan lamunan nya, Nana langsung mengambil makanan itu dan mulai melahap nya.
"Enak sekali, Kau yang memasak nya?" tanya Nana dengan mulut penuh akan makanan karna dia memang makan memang selalu dengan suapan besar. Ryhan menoleh ke arah wanita itu dan melihat ada bercak sambal di sudut bibir wanita itu, Dia kembali menghapus bekas itu.
"Em" jawab Ryhan datar akan pertanyaan Nana.
"Mimpi apa dia semalam sampai se perhatian ini?" guman Nana yang tidak percaya akan Ryhan yang datar bisa perhatian dan soft seperti itu kepada nya.
"Mereka dekat sekali" guman Aisya saat melihat Nana dan Ryhan makan bersama di dalam kelas. Nana kembali duduk sempurna dan kembali melahap makanan nya dan untung nya makanan yang selalu ia bawa ke kelas itu selalu banyak. Beberapa menit waktu istirahat berlangsung akhirnya bel masuk berbunyi dan membuat Nana yang belum selesai makan menyembunyikan makanan nya.
"Aku masih lapar" ucap Nana saat melihat guru masuk bersamaan dengan para murid. Ryhan menoleh ke arah Nana saat mendengar ucapan Nana tadi.
"Eh kau tau tidak, Orang sedang mencari ketua osis" ucap Yura kepada Nana yang sedang makan itu.
"Kenapa memang nya?" tanya Nana tanpa menatap Nana sedang guru sudah mulai menulis di depan.
"Kau tidak ingin nyalon?" tanya Yura lagi karna dulu Nana pernah nyalon menjadi ketua kelas tapi kalah karna suara nya hanya tiga sedangkan ketua kelas yang sekarang banyak.
"Untuk apa?" tanya Nana datar.
"Kau tidak mau?" tanya Weny dengan menatap lekat wajah Nana, Nana menghentikan mengunyah nya dan memikir apa dia nyalon atau tidak.
"Aisya ikut loh" bisik Yura di telinga Nana, Nana yang mendengar Aisya ikut mencalonkan diri menjadi ketua osispun langsung menatap lekat wajah Yura.
"Di mana mendaftar?" tanya Nana dengan menatap datar ke arah kedua sahabat nya itu.
"Ini sudah kami siapkan" jawab Weny dan menyodorkan formulir kepada Yuna. Yuna menerima nya dan melihat isi formulir itu.
"Terima kasih" jawab Nana, Yura dan Weny mengangguk mengiyakan nya dan langsung kembali ke meja mereka.
Guru mulai mengajar dan Nana kembali melanjutkan makan nya. "Kau ini tidak pernah berubah dari dahulu" ucap Ryhan tanpa menatap Nana dan membuat Nana yang sedang makan itu menoleh ke arah nya.
"Kau tidak kasihan dengan kak Rendi yang bekerja keras hanya untuk menyekolahkan mu?" tanya Ryhan yang masih belum menatap Nana, Kata kata itu sungguh membuat Nana terdiam entah apa yang dia pikirkan saat mendengar itu. Nana menggantikan makan nya dan meletakkan bekas makan nya itu ke dalam laci milik nya dan membuka buku nya. Nana hari ini menulis dan itu membuat Weny yang sedari tadi memerhatikan nya menjadi heran akan itu.
"Lihatlah, Dia menulis" ucap Weny kepada Yura, Yura menghentikan tangan nya yang menulis dan menoleh ke arah Nana.
"Mimpi apa dia menulis?" tanya Yura dengn menatap lekat Nana.
"Em" jawab Weny dengan mengangkat kedua bahu nya menandakan jika dia sama sekali tidak tau akan itu. Weny dan Yura kembali melanjutkan menulis mereka.
"Pasti dia mengisi formulir" ucap Yura yang baru ingat akan dirinya yang memberikan formulir kepada Nana dan benar saja Nana memang sedang mengisi formulir bukan menulis pelajaran. Ryhan melihat apa yang di tulis oleh Nana dan itu bukan pelajaran melainkan mengisi formulir.
"Ah selesai" ucap Nana dan melihat isi formulir itu.
"Di mana mengumpulkan ini?" tanya Nana kepada kedua sahabat nya itu.
"Kumpulkan dengan kak Terie" jawab Weny karna Terie adalah wakil osis dan dia wanita sedangkan ketua osis adalah Sahdat lelaki.
"Pak saya izin keluar sebentar Boleh?" tanya Nana dengan menatap lekat guru yang mengajar di kelas nya itu dengan mengangkat tangan nya.
"Cepatlah" jawab guru itu akan izin Nana. Nana langsung berlalu dari sana dan mencari keberadaan Terie. Ryhan menatap kepergian wanita itu.
"KUMPULKAN FORMULIR DI SINI" tulisan yang terpampang di depan kelas Terie dan ada kotak di sana dan terlihat hanya ada beberapa formulir di sana. Nana mengumpulkan formulir itu di atas itu dan setelah itu kembali ke kelas nya.
"Dari mana kau?" tanya Ryhan dengan menatap lekat wajah Nana yang baru saja sampai dan duduk di samping nya.
"Mengumpulkan formulir" jawab Nana akan pertanyaan Ryhan. Ryhan tidak menjawab nya dan kembali melanjutkan belajar nya dengan pokus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Selviana
mampir juga di novel aku yaitu Direktur Tampa mencintai anak yatim piatu
2021-06-12
0
ciby😘
🤣🤣🤣🤣🤣ada yg cemburu
2021-05-07
0
HIATUS
Like ❤
2021-02-23
0