Nana tidak menjawab Karna tidak mendengar dan itu menbuat Rendi sedikit kesal dan langsung mematikan musik itu. Nana menghentika joget nya dan langsung menoleh ke tempat musik.
"Kenapa di matikan kak?" tanya Nana dengan menatap lekat kakak nya yang mematikan musik dan mengganggu kesenangan nya yang libur dan bebas dari buku malam ini.
"Kau yang Kenapa berjoget joget seperti tadi? bukannya kakak menyuruhmu untuk belajar?" tanya balik Rendi kepada adik nya itu.
"Hari ini libur belajar kak" jawab Nana akan pertanyaan kakak nya itu dan itu membuat Rendi bingung akan itu dan menoleh ke kamar Ryhan.
"Ryhan saja belajar masa kau ingin libur?" tanya Rendi dengan menatap adik nya itu.
"Ryhan juga libur belajar kak, Itu sebab nya aku girang seperti ini" jawab Nana akan pertanyaan kakak nya itu.
"Libur apa nya, Lihat itu" ucap Rendi dengan menunjuk ke arah jendela Ryhan.
"Kakak ini tidak percaya sekali ucapanku" ucap Nana dan membalikkan tubuh nya menatap kamar Ryhan dan benar saja lampu rumah lelaki itu hidup.
"Ah tidak mungkin, Tapi tadi lampu kamar nya memng mati kak" ucap Nana yang meyakinkan kakak nya itu.
"Sekarang sudah menyala, Belajarlah kembali" jawab Rendi dan langsung keluar dari kamar adik nya itu. Nana melihat kepergian kakak nya itu dan setelah iti menoleh ke arah jendela Ryhan.
"Aysss" bentak Nana yang kesal dan menghentak hentakkan kaki nya menandakan jika dia sangat merasa kesal akan Ryhan.
"Dasar lelaki biadab" teriak Nana dn menatap kesal ke arah jendela Ryhan karna dia awal nya sangat senng akan lampu kamar Ryhan yang tidak menyala tapi kesenangan nya itu langsung hilang saat kakak nya masuk dan lampu kamar Ryhan menyala.
"Belajarlah" teriak Rendi yang mendengar adik nya itu marah marah. Nana tidak menjawab nya dan masih menatap kesal ke arah kamar Ryhan dan mendudukkan tubuh nya di atas meja belajar di dalam kamar nya itu. Rendi langsung berlalu dari sana dan kembali ke ruang tengah karna dia tidur di sana dan di rumah itu hanya ada satu kamar dan tidak mungkin dia membiarkan adik nya itu tidur di luar.
"Kau ini mempermainkan ku hah?" teriak Nana kepada Ryhan, Ryhan sama sekali tidak menjawab dan berpura pura tidak mendengar nya.
"Astaga, Aku lelah belajar, Kau tau itu atau tidak hah?" teriak Nana lagi dengan kesal nya dan itu terdengar jelas oleh Ryhan dan juga Rendi.
"Hey ini sudah malam, Jangan berteriak" teriak Rendi kepada adik nya yang berteriak itu.
"Ssht" umpat Nana dan kembali mendudukkan tubuh nya dan mulai membuka buku nya bukan untuk belajar tapi hanya untuk di lihat sedangkan ponsel nya tidak boleh di mainkan saat malam hari, Nana memang selalu menurut akan perkataan orang lain biarpun dia selalu membantah tapi akhirnya dia tetap melakukan nya.
Sudah berjam jam Nana memandangi buku dengan pikiran yang entah kemana dan mata yang selalu mengawasi kamar Ryhan yang sama sekali tidak ada niat untuk mematikan lampu kamar itu. "Ryhan ku tercinta, Bertemanlah untuk malam ini, Aku sanga mengantuk, Matikan lampu kamar mu itu sayang" teriak Nana dengan nada lembut nya untuk menggoda dan menyuruh Ryhan mematikan lampu kamar nya tapi itu percuma karna Ryhan tidk memperdulikan nya dan malah tersenyum mendengar kata kata itu.
"Ah lelaki itu" ketus Nana dan langsung membungkukkan tubuh nya dan bersandar di meja belajar nya itu hingga akhirnya dia tertidur karna itu memang kebiasaan nya yang tertidur di meja belajar dan jarang untuk nya tidur di ranjang karna takut nanti kakak nya masuk ke dlam kamar nya dan melihat dia tertidur makanya dia tidak pernah kesakitan tubuh saat tidur di sekolah karna dia sudah terbiasa.
Keesokan pagi nya.
Ryhan sudah terbangun dari tidur nya dan berjalan membuka jendela kamar nya, Pandangan seperti biasa dia lihat yakni Nana yang tengah tertidur nyenyak di dekat jendela di atas meja belajar. Ryhan memandang wajah wanita itu meskipun dia tidak nampak melihat nya.
"Nana" panggil Rendi yang baru saja masuk ke dalam kamar adik nya itu dan itu membuat Ryhan langsung berlalu dari sana dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya. Rendi melihat adik nya tertidur di meja belajar dia berjalan mendekat ke arah adik nya itu dan mengusap lembut kepala adik nya itu.
"Hey bangunlah, Ini sudah pagi" ucap Rendi dengan tangan yang masih mengusap lembut kepala adik nya itu. Nana mengerjapkan mata nya dengan pandangan sedikit buram dan melihat kakak nya ada di hadapan nya. Rendi tersenyum melihat adik nya yang sudah bangun itu.
"Makan lah ini" ucap Rendi dan meletakkan makanan di hadapan adik nya itu. Nana tidak menjawab nya dan hanya menatap makanan itu dan setelah itu Rendi pun beranjak keluar untuk bersiap berangkat bekerja. Nana melahap makanan itu tanpa membersihkan wajah ataupun berkumbur, Setelah selesai makan dia langsung membersihkan tubuh dan mengenakan seragam sekolah nya. Setelah itu dia langsung beranjak keluar dari kamar dan melihat kakak nya sudah siap.
"Sudah siap?" tanya Rendi dengan menatap lekat adik nya itu.
"Em" jawab Nana dengan senyum semangat nya menatap kakak nya itu.
"Yasudah, Ayo" ajak Rendi kepada Nana, Nana mengangguk mengiyakan nya dan mereka pun berjalan bersama keluar dari rumah itu dan menuju ke depan. Rendi naik ke atas sepeda bagian depan begitupun dengan Nana yang duduk bagian belakang dan setelah itu Rendi langsung mengayuh sepeda nya dengan kecepatan sedang menuju ke sekolah adik nya.
"Huaa" Nana menguap menandakan jika dia itu mengantuk dan terdengar jelas oleh Rendi, Rendi tersenyum mendengar kuapan adik nya itu.
"Kau masih mengantuk?" tanya Rendi kepada adik nya itu.
"Sudah tau masih saja bertanya" jawab Nana akan pertanyaan kakak nya itu dan langsung turun dari sepeda karna sudah sampai di sekolah.
"Belajarlah dengan rajin" ucap Rendi dengan mengusap lembut kepala adik nya itu.
"Siap" jawab Nana dengan senyum yang mengembang menatap kakak nya itu. Nana langsung berlalu masuk ke dalam sekolah begitupun dengan Rendi yang juga berlalu untuk bekerja. Nana berjalan menuju ke kelas nya dengan wajah semangat meskipun kekurangan tidur.
"Bunga sekolah" ucap salah satu murid saat melihat Nana, Nana memang terkenal cantik di sekolah itu dan bisa di bilang jika dialah primadona di sekolah itu tapi tidak ada yang berani mengganggu nya kecuali Qori.
"Wanita ini selalu saja mendapatkan perhatian dari siapapun" guman Aisya saat melihat Nana yang selalu di perhatikan oleh seluruh orang di sekolah itu.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Nana menatap lekat wajah Aisya.
"Aku tidak melihat mu" jawab Aisya dengan nada rendah nya, Aisya wanita cantik, kaya raya dan terkenal lugu tapi hati nya malah sangat kotor dan pendendam dan juga suka iri kepada orang yang menyaingi kecantikan dan kekayaan nya meskipun dia tidak pernah menampakkan diri akan iri nya itu tapi Nana bisa melihat dari wajah wnaita itu yang nampak polos tapi hati nya busuk, Dia Nana satu kelas tapi beda jurusan karna dia mengambil jurusan perawat dan banyak sekali wanita di jurusan itu.
Nana tidak melanjutkan ucapan nya dan langsung berlalu dari sana dan masuk ke dalam kelas nya. Saat masuk ke dalam kelas dia belum melihat teman teman nya dan hanya melihat Ryhan di dalam kelas itu. Nana berjalan menuju ke meja nya tapi langkah kaki nya terhenti di samping Ryhan. "Boleh aku duduk di samping mu?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan. Ryhan yang pokus akan buku pun menoleh ke arah Nana dan tidak menjawab ucapan wanita itu.
Nana melihat Ryhan hanya menatap datar ke arah nya pun langsung mendudukkan tubuh nya di samping Ryhan sedangkan Ryhan masih menatap datar ke arah wanita itu. "Siapa yang mengizinkan mu duduk di sini?" tanya Ryhan dengan wajah datar nya menatap Nana.
"Kau" jawab Nana dan meletakkan tas nya di dalam laci meja di samping Ryhan itu. Ryhan tidak menjawab ataupun bertanya lagi dan kembali membaca buku milik nya. Qori baru saja masuk ke dalam kelas dan melihat Nana duduk di samping Ryhan, Dia langsung menghampiri Nana di belakang sana.
"Kenapa kau duduk di dekat lelaki ini?" tanya Qori dengan menatap lekat wajah Nana.
"Kenapa memang nya? apa urusamu?" tanya balik Nana dengan wajah datar nya menatap Qori.
"Kau tidak mau duduk di samping ku dan sekarang kau duduk di samping lelaki yang kau tidak kenal?" tanya Qori dengan menatap lekat wajah Nana.
"Bukan urusan mu, Dia teman ku" jawab Nana dengan wajah datar nya menatap Qori. Qori membulatkan mata nya saat mendengar jawaban itu.
"Hah? temanmu?" tanya Qori dengan menatap lekat wajah Nana. Nana mengangguk mengiyakan nya sedangkan Ryhan sama sekali tidak menatap Qori ataupun Nana dan pokus ke buku nya.
"Sejak kapan kau berteman dengan nya?" tanya Qori dengan menatap lekat wajah Nana.
"Baru saja" jawab Nana dan menggenggam tangan Ryhan yang ada di atas meja itu dan tersenyum menatap Qori. Qori kesal akan itu dan Nana tersenyum menatap Qori dengan tangan yang masih menggenggam tangan Ryhan. Qori langsung berlaku dari sana dan menuju ke meja nya.
Ryhan menoleh ke arah Nana dan melihat tangan Nana yang menggenggam tangan nya. "Maaf" ucap Nana dan langsung melepaskan tangan Ryhan dari tangan nya. Weny dan Yura baru saja sampai di kelas dan melihat Nana duduk di samping anak baru.
"Kenapa kau duduk di sana?" tanya Weny yang cemburu saat melihat Nana yang duduk di samping Ryhan.
"Kenapa? ada masalah?" tanya balik Nana dengan menatap lekat wajah Weny.
"Bukannya kau tidak kenal dan tidak mau duduk berdua dengan siapapun?" tanya Yura dengan menatap lekat wajah Nana sedangkan Weny menatap kesal akan Nana yang duduk di samping Ryhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
sariz07
ya marahin aja nana, ren hehe
2021-05-24
0
ciby😘
seruu😊😊😊😊
2021-05-07
0
Cahaya mata
Salam kenal kak. Mampir yuk ke lapak aku juga.
Salam
Istri Simpanan Sang CEO ❣️
2021-01-30
0