Keesokan pagi nya.
Nana bangun lebih pagi dari biasa nya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah, Setelah selesai bersiap dia langsung keluar kamar dan langsung menuju ke dapur, Dia langsung mengambil roti yang ada di atas meja itu dan langsung melahap nya. "Kau nampak nya terburu buru, Ingin ke mana?" tanya Rendi kepada adik nya itu yang makan berdiri dan tergesa gesa.
"Aku buru buru ingin ke sekolah, Kakak jaga diri" ucap Nana sambil bersarapan dengan kakak nya itu dan setelah itu langsung berlalu dari sana. Ryhan baru saja keluar dari rumah nya dan langsung melihat Nana yang juga keluar dari rumah, Nana tidak memperdulikan lelaki itu dan sama sekali tidak menoleh, Dia langsung berlari secepat mungkin untuk menuju ke sekolah karna dia merasa sudah terlambat padahal tidak.
"Huh, Lelah sekali" ucap Nana dengan bernafas ngos ngosan akibat berlari dan untung nya dia sudah sampai di sekolah. Nana langsung masuk ke dalam sekolah dan terlebih dahulu masuk ke dalam kelas nya untuk menyiapkan diri nanti saat di tanya. Nana membaca kembali teks yang ia tulis kemarin itu dan untung nya dia masih hafal. Nana keluar dari kelas karna tidak ada satupun murid yang masuk ke dalam kelas dan saat dia keluar dia melihat banyak orang di depan kelas dan setelah itu melihat di bawah jika banyak orang yang ada di sana. Nana jika di lantai satu dia tidak akan takut tapi jika di lantai dua atau se terus nya mungkin dia tidak akan tahan.
"Hey kenapa kau masih di sini? semua orang sudah kumpul di bawah" ucap Yura yang memang sedari tadi mencari Nana dengan di temani Weny. Nana tidak menjawab nya dan menuruni anak tangga dan menuju ke bawah sedangkan kedua sahabat nya tadi mengikuti Nana dari belakang.
"Silahkan" ucap Nando osis saat ini kepada Nana dan mempersilahkan Nana untuk duduk. Nana mengangguk mengiyakan nya dan mendudukkan tubuh nya di samping Aisya wanita yang selalu iri akan nya. Nana menatap datar ke arah wanita itu sedangkan Aisya dia melebarkan senyuman nya saat Nana duduk di samping nya.
"Shht, Kau pikir aku akan termakan wajah polos mu itu?" guman Nana yang kesal akan Aisya yang selalu menampakkan wajah polos nya.
"Hey kau" panggil Safha wanita yang terkenal kaya tapi kenyataan nya tidak dan hanya gaya nya saja yang seperti orang kaya sedangkan kenyataan nya dia sama sekali bukan dari kalangan orang kata, dia juga nakal di sekolah itu dan dia membenci Nana karna Nana cantik dan banyak lelaki yang menginginkan nya. Nana menoleh ke arah Safa begitupun dengan Aisya yang juga menoleh ke arah Safha. Safha mencalonkan diri sebagai ketua osis saat melihat Nana yang juga mencalonkan diri begitupun dengan Aisya dan hanya ada satu lelaki yang nyalon jadi ketua osis yakni Rifqi.
"Kau juga ikut wanita jalang?" tanya Safha dengan menatap lekat Nana. Nana tidak menjawab nya karna dia tidak merasa jika dirinya wanita jalang, Safha merasa kesal akan Nana yang tidak menjawab ucapan nya itu dan ingin sekali memaki wanita itu tapi Nando berbicara di depan.
"Baik acara akan segera kita mulai" ucap Nando dan membuat Safha mendudukkan tubuh nya di atas tempat nya.
"Acara pemilihan ketua osis yang baru akan di mulai dan di buka dengan kata sambutan dari kepala sekolah" ucap Nando dengan menggunakan microfon dan setelah itu dia memberikan microfon tadi kepada kepala sekolah.
"Shht, Aku malas sekali mendengar nya mengoceh" guman Nana dan mengenakan hendsfree di kedua telinga nya.
"Wanita ini" guman Ryhan saat melihat Nana yang mengenakan hendsfree dan menggelengkan kepala nya.
"Nana, Apa motivas mu untuk menjadi osis?" tanya pak kepala sekolah kepada Nana, Nana belum menjawab nya karna dia tidak terlalu mendengar.
"Na" panggil Aisya dengan menyenggol tangan Nana dan itu membuat Nana menoleh ke arah nya dan menatap heran, Aisya melihat ke arah kepala sekolah yang sedari tadi memperhatikan Nana. Nana langsung menoleh ke arah kepala sekolah.
"Eh bapak, Ada apa pak?" tanya Nana kepada kepala sekolah tadi dengan tangan yang seperti menggaruk tengkuk padahal sedang melepaskan hendsfree yang melekat di telinga nya itu. Ryhan menggelengkan kepala nya melihat tingkah wanita itu begitupun dengan Qori yang memang duduk paling depan untuk melihat Nana.
"Apa motivasi mu ingin menjadi ketua osis?" tanya kepala sekolah tadi ulang kepada Nana.
Nana menoleh ke depan melihat banyak nya murid di hadapan nya dan mungkin seluruh siswa siswi berkumpul di sana, Nana seperti mencari cari sesuatu hingga dia melihat Ryhan yang menatap nya. "Motivasi saya menjadi pengurus OSIS adalah untuk belajar berorganisasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak lain untuk mengasah kemampuan sosialisasi yang berkualitas" jelas Nana dengan tersenyum semangat menatap pak kepala sekolah.
"Visi dan misi mu?" tanya bapak kepala sekolah tadi lagi.
" Visi saya adalah OSIS menjadi tempat pembelajaran dalam bermasyarakat.
Misi saya adalah menjadikan OSIS membantu meningkatkan kualitas kegiatan sekolah dan siswanya agar nyaman belajar didalam dan luar sekolah." jelas Nana dengan tersenyum kembali menatap bapak kepala sekolah.
"Gaya kepemimpinan apa yang baik untuk di terapkan dalam pengurus osis?" tanya bapak tadi lagi yang memang hanya Nana yang terakhir di tanya sedangkan yang lain sudah.
"Gaya kepemimpinan yang baik di OSIS SMP adalah gaya kepemimpinan yang tidak terlalu berjarak dengan siswa lain dan guru, terbuka, adil, dan bijaksana dipandu oleh para guru pembina." jelas Nana lagi.
"SMP?" tanya bapak kepala sekolah tadi dan membuat Nana tersadar dan langsung menggelengkan kepala nya.
"Maksud saya SMK pak" jawab Nana dengan tersenyum menatap bapak kepala sekolah.
"Lihatlah, Qori sedari tadi tersenyum melihat wanita jalang ini" guman Safha yang memang sedari dulu mencintai Qori. Setelah brtanya kepada calon terakhir pak kepala sekolah langsung menutup kata kata nya dan setelah itu kembali menyerahkan microfon tadi kepada NNando,Nando menerima nya dan kembali mengucapkan apa yang seharus nya dia ucapkan.
"Untuk penentuan siapa yang menjadi ketua osis akan di tentukan dari suara yang di tunjukkan oleh murid, Silahkan maju ke depan satu persatu untuk memberikan suara" jelas Nando. Para murid berbaris untuk mendapatkan nomor antrian tapi tidak dengan Ryhan dan Qori yang hanya masih bersantai di tempat duduk mereka.
"Kalian berdua tidak ingin ikut memilih?" tanya Terie kepada Ryhan dan juga Qori.
"Mereka saja dahulu, Aku tidak mau berdempet" jawab Qori Karna memang lelaki itu adalah lelaki yang di sukai banyak wanita di sekolah itu. sedangkan Ryhan dia hanya diam tak bergeming memperhatikan banyak murid di sana. Nana beranjak berdiri dari duduk nya dan berjalan menghampiri Ryhan.
"Anak baru itu lumayan tampan" guman Safha yang menyukai wajah tampan Ryhan. Nana menghampiri Ryhan dan berjongkok di hadapan lelaki itu.
"Wanita ini, Siapa lelaki yang aku suka pasti dia mendekati nya" guman Safha yang geram akan Nana yang berjongkok di hadapan Ryhan. Ryhan langsung mengalihkan pandang nya saat Nana menghampiri nya dan memasang wajah datar yang memang selalu nampak di wajah nya itu. Qori sedari tadi memperhatikan wnaita itu tanpa selangkah pun dia kehilangan wanita itu.
"Pilih aku nanti ya" ucap Nana dengan melebarkan senyuman nya menatap Ryhan. Ryhan langsung menoleh ke arah wanita itu dan masih menatap datar.
"Aku mohon" ucap Nana lagi dengan memelaskan wajah nya menatap Ryhan supaya Ryhan memilih nya nanti.
"Nanti jika aku menang aku akan mentraktir mu makan" ucap Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan.
"Qori Ryhan kalian berdua?" tanya Terie kepada Qori dan Ryhan yang masih duduk di tempat. Ryhan beranjak berdiri dari duduk nya dan langsung meninggalkan Nana sendiri tanpa menjawab ucapan Nana.
"Shht susah payah aku memelas kepada nya dia tidak menjawab ucapan ku" guman Nana kesal dan juga beranjak beridiri dan kembali ek tempat nya. Nana mendudukkan tubuh nya di atas tempat nya hingga Ryhan dan Qori selesai memilih karna mereka yang terakhir.
"Sudah selesai semua nya jadi sekarang juga kita akan menghitung suara nya" ucap Nando kepada seluruh siswa siswi.
"Loh kenapa langsung? biasa nya nanti saat sepulang sekolah" guman Nana yang heran akan itu. Nando mulai menghitung jumlah suara yang terkumpul hingga Beberapa jam mereka menghitung suara itu dan hasil nya suara yang di peroleh oleh Nana lebih banyak dari calon yang lain.
"Ah aku tidak yakin menjadikan nya osis" guman bapak kepala sekolah yang tau bagaimana kelakukan seorang Delina narselia.
"Aku menang" guman Nana yang sangat senang melihat suara nya paling banyak.
"Yang akan menjadi ketua osis kita yang baru adalah Delina narselia" terik Nando yang membuat semua orang bertepuk tangan gembira tapi tidak dengan Safha yang tidak senang akan itu. Nana mengambil mic yang ada di tangan Nando yang di sodorkan kepada nya itu.
"Terima kasih atas kepercayaan kalian yang memilih saya menjadi ketua osis, Saya berharap kita semua bisa bekerja sama untuk menjadi sekolah ini lebih maju lagi" ucap Nana dengan senyum yang mengembang, Senyuman itu jelas saja membuat seluruh lelaki yang menyukai nya senang dan juga ikut tersenyum apalagi Qori dan Ryhan yang tidak pernah menampakkan senyum tapi saat melihat Nana tersenyum mereka malah tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2021-05-10
0
Anggra
jd ikut senyum" sendiri🤭☺️☺️
2021-04-15
1
jung jepri
semangat selalu
2021-01-29
0