Nana yang awalnya ingin menjemur pakaian langsung terduduk di bawah dan kembali memegang perutnya karna perutnya itu kembali sakit. "Ah sakit sekali" ucap Nana yang tidak jadi menjemur pakaian karna sakit perut. Rendi yang baru pulang dari kerja pun bisa melihat adiknya yang terduduk di atas rumput di halaman rumah nya itu.
Rendi langsung menghampiri adiknya itu. "Apa yang terjadi?" tanya Rendi dengan wajah hawatir nya menatap Nana.
"Perutku sakit" jawab Nana.
"Ayo kita masuk saja" ajak Rendi kepada adiknya itu, Nana mengangguk mengiyakannya dan beranjak berdiri dari duduknya. Ryhan menoleh ke arah pekarangan rumah Nana dan melihat Nana di bimbing oleh Rendi masuk ke dalam rumah.
"Perut ku sakit sekali kak" ucap Nana yang terdengar jelas oleh Ryhan yang berada di pekarangan rumah nya.
"Kau datang bulan?" tanya Rendi kepada adiknya itu karna tidak biasa nya adiknya itu mencuci pakaian.
"Hem" jawab Nana dengan wajah memerahnya menahan sakit di perutnya.
"Pantas saja" ucap Rendi dan membantu adiknya itu berbaring di dalam kamar. Nana membaringkan tubuh nya di atas ranjang kamar nya dan mencoba untuk tenang tapi dia tidak bisa dan kembali memegang perutnya yang terasa sakit.
"Masih sakit?" tanya Rendi kepada adik nya itu.
"Iya kak" rengek Nana yang memang kesakitan.
"Tahanlah sebentar kakak akan membeli obat terlebih dahulu" ucap Rendi dan berlangsung keluar dari kamar adik nya itu. Saat dia ingin membuka pintu rumah Ryhan datang dan baru saja ingin mengetuk pintu rumah itu.
"Ry, Ada apa?" tanya Rendi yang sejujurnya malas menyapa karna ingin segera membeli obat untuk adiknya itu.
"Ini obat untuk Nana" ucap Ryhan dengan menyodorkan kresek berwarna putih itu kepada Rendi dengan wajah datarnya, Rendi menerima itu karna dia membutuhkan nya dan setelah itu dia melihat isi di dalam kantong kresek itu dan itu benar obat untuk meredakan nyeri haid.
"Terima..." ucap Rendi yang terpotong saat Ryhan sudah berlalu dari sana.
"Terima kasih Ry" teriak Rendi kepada Ryhan yanh baru saja memasuki pekarangan rumah nya, Ryhan tidak menjawab nya dan juga tidak menoleh ke arah Rendi dan itu membuat Rendi kembali masuk ke dalam rumah dan menyiapkan makanan untuk adiknya itu supaya adiknya makan dan bisa minum obat.
"Makanlah, Setelah itu minum ini" ucap Rendi kepada adiknya itu tanpa melihat keadaan wanita itu. Nana tidak menjawab nya dan hanya diam dan juga tidak bergerak akan baring nya itu dan itu membuat Rendi heran akan itu dan melihat mata adiknya sudah tertutup.
"Tidur apa pingsan?" bisik Rendi saat melihat mata Nana yang terpejam.
"Em" Nana sedikit bergerak dari tempatnya itu.
"Ah ternyata dia tidur" guman Rendi dan meletakkan makanan yang tadi ia siapkan di atas meja belajar adik nya dan setelah itu kembali berlalu keluar.
Malam hari nya.
Rendi makan sendiri di meja makan sedangkan Nana tidak keluar dan masih tertidur menurut Rendi. Setelah Rendi selesai makan dia kembali ke dalam kamar adik nya itu untuk melihat keadaan nya dan terlihat Nana masih tertidur dan makanan tadi belum tersentuh oleh siapapun, Rendi kembali keluar dari kamar adik nya itu dan menutup pintu kamar itu dengan sangat pelan.
"Dada ku" guman Rendi dengan memegang dada nya dan langsung masuk ke dalam gudang yang sebenarnya adalah kamar nya. Rendi langsung mengambil obat miliknya dan langsung meminumnya.
"Aku harus kuat demi Nana" ucap Rendi yang mencoba kembali bersemangat setelah meminum obat itu.
"Kakak" teriak Nana dari luar yang terdengar jelas oleh Rendi, Rendi langsung menyembunyikan obat tadi dan keluar dari kamar nya itu.
"Ada apa sayang?" tanya Rendi dengan senyum nya dan nampak seperti orang yang sedang tidak apa apa.
"Kakak dari mana?" tanya Nana karna gudang terletak di belakang dan tidak ada satu orang pun yang pernah masuk ke dalam itu kecuali diri nya.
"Dari belakang" jawab Rendi dengan tersenyum menatap adik nya itu. Nana ingin bertanya lagi kenapa kakak nya itu ke belakang tapi Rendi dengan segera mengalihkan ucapan dari sana.
"Kau sudah selesai makan dan meminum obat yang ada di atas meja belajar mu?" tanya Rendi kepad adik nya itu dengan menatap lekat wajah wanita itu.
"Em, Sudah, Kakak sendiri sudah selesai makan?" tanya Nana yang mencoba membuat kakak nya itu mengalihkan ucapan.
"Hem, Baru saja selesai makan, Makanya kakak ke belakang untuk mencari angin" jawab Rendi akan pertanyaan adik nya itu.
"Aku hari ini libukan belajar?" tanya Nana kepada kakak nya itu.
Rendi berjlan mendekat ke arah adik nya itu. "Iya" jawab Rendi dengan mengusap kepala adik nya itu. Nana hanya membalas nya dengan senyuman.
"Ayo kita duduk di luar, Sudah lama sekali aku tidak mengobrol dengan adik ku ini" ajak Rendi kepada Nana, Nana mengangguk mengiyakannya dan mereka pun langsung berlalu keluar dari rumah dan menuju ke ayunan di depan rumah nya itu.
"Eits, Ini tempat kakak" ucap Rendi saat adik nya itu ingin mendudukkan tubuh di tempat nya.
"Iya, Aku juga tidak ingin duduk di sana, Di sini tempat ku" jawab Nana dan langsung mendudukkan tubuh nya di atas ayunan di samping kakak nya itu, Rendi tersenyum melihat tingkah adik nya itu yang tidak pernah berubah.
"Kak" panggil Nana yang memulai percakapan.
"Hem" jawab Rendi dan menoleh ke arah adik nya itu.
"Kenapa kakak selalu menyuruhku belajar? dan berhenti saat Ryhan berhenti juga?" tanya Nana dengan menatap lekat kakak nya itu.
"Kakak hanya tidak ingin nasib mu sama seperti kakak, Kakak tidak memiliki nilai tinggi dan malas belajar makanya kakak harus bekerja menggunkan tenaga dan kaka tidak mau itu terjadi kepadamu, Dan masalah Ryhan itu karna dia pintar makanya kakak menyuruhmu untuk selesai belajar saat dia selesai" jelas Rendi dengan tersenyum menatap adik nya itu.
"Tapi mendapatkan pekerjaan yang baik bukan karna belajar selalu dan nilai bagus kak, Kita jika ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus juga harus dengan kerja keras juga di awal" jawab Nana akan ucapan kakak nya itu.
"Iya kakak tau itu tapi kakak ingin kau berhasil tidak seperti kakak dan almarhum ayah dan kakak mau kau menjadi orang yang sukses tapi saat kau sukses kau jangan pernah melupakan orang lain dan kau juga harus ingat kau berasal dari mana ya" jelas Rendi lagi dengan menatap lekat adik nya itu. Nana terdiam dan menatap wajah kakak nya itu sedikit pucat, Dahi nya mengerut saat melihat itu. Rendi merasa kepala nya sedikit pusing dan langsung mengalihkan pandang nya dari adik nya itu.
"Kakak ingin kau menjadi dewasa, Memiliki pemikiran yang dewasa dan kakak ingin kau janganlah terlalu banyak bicara dan kakak minta tolong untuk kau mengubah cara bicara mu menjadi lebih sopan, Belajarlah hidup bertanggung jawab kepada diri sendiri" jelas Rendi lagi dengan menatap ke depan.
"Hem, Nana mengerti" jawab Nana akan penjelasan demi penjelasan kakak nya itu. Rendi tersenyum melihat adik nya itu meskipun dia tidak yakin akan Nana yang ingin berubah seratus ersen karna dia selalu menasehati hal sama saat di rumah hanya berdua dan saat hari libur tapi Nana selalu mengulangi perbuatan nya dan tidak ada perubahan di dirinya.
"Aku akan masuk ke dalam" pamit Nana yang merasa lapar. Rendi mengangguk mengiyakannya dan Nana pun langsung berlalu masuk ke dalam rumah dan masuk ke dalam kamar nya. Nana melahap makanan nya itu hingga habis dan setelah itu baru dia menelan obat nya, Setelah seesai semua nya Nana menatap langit malam dari jendela kamar nya itu.
"Aku tidak ingin menjadi dewasa" ucap Nana dan meletakkan kedua kaki nya di atas kursi dan melipatkan tangan nya di atas lutut nya itu.
"Dewasa itu terlalu berat, Aku ingin kembali ke masa saat aku masih kecil dan bermain bersama ayah dan kakak dan juga Ryhan" guman Nana kembali dan mengingat ingat masa kecil nya yang begitu indah bagi nya biarpun di temani oleh Ryhan tapi masa masa itu sangat lah indah dan melekat di ingatan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
ya ampun ternyata rendy sakit
2021-05-07
0
atmaranii
aq jd sdih pas tau Rendi trnyta skit...
tp knp skrg ryhan n nana gk akrab ky sewaktu kcil y?
2021-04-05
0
Vie
semangat kak
2021-01-30
0