"Kalian ingin apa?" tanya Nana lagi.
"Kami ingin mengatakan jika besok itu ada wawancara tentang motivasi dari para calon pendaftar ketua osis" jawab Weny akan pertanyaan Nana.
"Jadi?" tanya Nana yang belum mengerti.
"Kau sudah menyuapkan apa motivasi mu untuk Besok?" tanya Weny lagi dengan menatap lekat wajah Nana.
"Em" jawab Nana dan menggelengkan kepala nya menandakan jika dia belum menyiapkan apa apa untuk presentasi nya untuk menjadi ketua osis.
"Siapkanlah hari ini" ucap Weny kepada Nana sedangkan Yura memainkan ponsel nya mencari cari di internet masalah untuk Nana ini.
"Nanti malam saja aku akan menyiapkan nya" jawab Nana dan langsung mencuri pandang untuk menoleh ke luar jendela.
"Terserah kau saja yang jelas jika kau tidak menyiapkan nya otomatis kau akan kalah dalam pemilihan" ucap Weny kepada Nana yang menatap ke depan.
"Hem, Aku mengerti" jawab Nana. Weny tidak menjawab nya dan langsung merebahkan tubuh nya di atas ranjang kasur Nana di samping Yura.
"Sedang apa kau?" tanya Weny kepada Yura.
"Awalnya ingin mencari motivasi di internet tapi notifikasi di instagram ku berbunyi dan aku mengurungkan niatku untuk mencari motivasi itu di internet" jelas Yura kepada Weny, Nana menoleh ke arah teman nya itu dan menatap wanita itu dengan tatapan aneh.
"Shht kau itu memang tidak pernah serius dalam mencari apapun" ucap Nana dengan nada sedikit kesal nya.
"Itu kau tau" jawab Yura dan kembali pokus akan ponsel nya. Nana tidak menjawab nya dan kembali menoleh ke dekat jendela dan mencoba melihat keluar jendela.
"Eh Na, Siapa nama anak baru itu?" tanya Weny yang memang ingin bertanya masalah itu kepada Nana sejak kemarin.
"Kenapa kau bertanya masalah itu? kau menyukai nya?" tanya Nana berturut turut dengan wajah sedikit tak suka akan Weny yang bertanya masalah Ryhan.
"Mungkin" jawab Weny dengan tersenyum lebar membayangkan wajah Ryhan.
"Dia sangat tampan, Siapa wanita yang tidak akan jatuh hati kepada nya" sambung nya lagi dengan pikiran yang memikirkan Ryhan.
"Ih" ucap Nana dengan tatapan jijik nya melihat ekspresi wajah Weny.
"Sudah beritahu aku siapa nama lelaki itu" ketus Weny.
"Cari tau sendiri jika kau memang menyukai nya" jawab Nana akan ucapan Weny.
"Tapi kan....." ucap Weny yang terpotong oleh Nana.
"Jika kau menyukai nya berjuang dan jangan mengandalkan aku, Kau mau kau tau nama nya tapi dia tidak tau nama mu hem?'' tanya Nana dengan berjalan menuju ke dekat handuk nya.
"Iya juga sih, Tapi...." ucap Weny yang kembali terpotong oleh Nana.
"Jangan bertanya lagi, Aku ingin mandi dan harus memikirkan apa yang harus aku jawab besok" potong Nana dan berlalu dari kamar itu dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Shhtt wanita itu" umpat Weny kesal dan kembali memainkan ponsel nya.
"Seharusnya aku sudah berkenalan dengan nya supaya bisa stalker sosial media nya" ucap Weny yang kesal.
"Kenapa kau ini?" ketus Yura yang dari tadi bergerak akibat Weny yang berguling dan menghentakkan kaki di atas ranjang.
"Tidak apa" jawab Weny dan kembali memainkan ponsel nya. Yura tidak menjawab nya lagi dan juga kembali pokus memainkan ponsel nya itu.
Di dalam kamar mandi.
Nana menatap lekat wajah nya di kaca kamar mandi itu dan langsung teringat akan ucapan Weny tadi. "Kenapa aku jadi tidak suka ya akan Weny yang mengatakan suka kepada Ryhan?" ucap Nana yang memang benar hati nya sangat benci jika ada wanita lain yang menyukai Ryhan sang teman kecil.
"Ah terserah, Mungkin karna aku tidak mau mereka tau jika Ryhan adalah tetangga ku" ucap nya kembali dan langsung membersihkan tubuh nya. Beberapa menit dia membersihkan tubuh nya akhirnya selesai, Nana langsung keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju yang lengkap dan handuk yang melilit di kepala nya.
"Hemmmm" Nana bernada saat keluar dari kamar mandi itu dan melepaskan handuk di kepala nya.
"Ah segar sekali sudah selesai mandi" ucap Nana dan mengusap rambut nya itu menggunakan handuk nya tadi, Setelah selesai Nana langsung menoleh ke depan dan langsung melihat Ryhan ada di depan.
"Sedang apa kau di sini?" teriak Nana saat melihat Ryhan di dekat pintu rumah nya dan baru saja ingin masuk. Nana tersadar akan kedua sahabat nya dan langsung menoleh ke dalam kamar nya dan melihat kedua sahabat nya tertidur pulas.
"Syukurlah" guman Nana dan langsung menutup pintu kamar nya dan mengunci nya. Nana kembali menoleh ke arah Ryhan yang sudah masuk ke dalam rumah nya itu, Ryhan sudah terbiasa masuk ke dalam rumah itu tanpa meminta izin selagi ada orang rumah begitupun sebaliknya Nana dan kak Rendi juga sering ke rumah Ryhan tanpa meminta izin karna sudah terbiasa sejak dulu dan almarhum nenek Ryhan juga sangat baik kepada Nana dan kak Rendi.
"Mau apa kau ke sini?" tanya Nana dengan menatap lekat lelaki itu tapi dengan tatapan datar nya.
"Kau tidak membaca kertas yang aku lemparkan kepada mu tadi malam?" tanya Ryhan dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi sofa yang ada di ruang itu. Nana berjalan mendekat ke arah Ryhan dan mengingat ingat kapan Ryhan melempar kertas kepada nya hingga dia ingat tadi malam Ryhan melempar kertas itu dan terkena wajah nya.
"Aku tidak membaca nya, Aku pikir hanya kertas kosong" jawab Nana dan mendudukkan tubuh nya di hadapan Ryhan. Ryhan menatap lekat wanita itu yang rambut masih acak acakan.
"Kenapa kau malah menatapku? cepatlah ucapkan apa tujuan mu ke sini, Teman teman ku ada di sini" ucap Nana kepada Ryhan.
"Kenapa memang nya jika ada mereka?" tanya Ryhan kepada Nana.
"Banyak tanya sekali kau ini, Ucapkan saja apa yang kau inginkan?" tanya Nana lagi dengan menatap kesal ke arah Ryhan.
"Kau tidak ingin memberikanku minum? aku ini tamu mu" ucap Ryhan dan menyenderkan tubuh nya di sandaran kursi itu.
"Kau ini sudah bertahun tahun hidup bersama masih saja bilang tamu, Ambil saja sendiri jika mau minum" ketus Nana dengan menatap kesal lelaki itu. Ryhan tersenyum melihat tingkah wanita itu yang sama sekali tidak pernah berubah.
"Aku ingin meminjam buku mu" ucap Ryhan yang menyampaikan tujuan nya kepada Nana.
"Hah? buku ku?" tanya Nana yang tidak percaya akan ucapan Ryhan.
"Hem" jawab Ryhan mengangguk mengiyakan nya.
"Kau ini bercanda? kau kan tau jika aku tidak pernah menulis dan buku ku pun masih bersih semua" ucap Nana akan permintaan Ryhan itu.
"Justru buku mu masih bersih semua aku ingin meminjam nya karna buku ku semua nya sudah terisi dan aku malas ke toko untuk membeli" jawab Ryhan akan ucapan Nana.
"Shht aku pikir dia ingin meminjam untuk menulis, Eh ternyata meminjam buku untuk dirinya" umpat Nana dengan menatap kesal ke arah Ryhan.
"Na" teriak Weny dari dalam kamar dengan mengetuk pintu kamar itu. Mata Nana membulat saat mendengar ketukan itu.
"Nanti aku berikan, Pulanglah kau sekarang" ucap Nana kepada Ryhan saat mendengar ketukan dari dalam kamar.
"Tapi aku ingin sekarang" jawab Ryhan akan ucapan Nana.
"Nanti akan aku antar saat teman ku pergi" jawab Nana dengan wajah kesal nya dan mendorong Ryhan keluar dari rumah nya.
"Antar cepat nanti" ucap Ryhan kepada Nana.
"Iya" jawab Nana dan langsung menutup pintu rumah itu. Ryhan menggelengkan kepala nya dan setelah itu langsung berlalu dari sana.
"Na" teriak Weny lagi dengan menggedor pintu kamar itu.
"Sebentar" teriak Nana dan langsung berlari menuju ke kamar nya dan membuka pintu kamar itu.
"Kenapa di kunci pintu nya?" tanya Weny kepada Nana.
"Aku dari luar tadi makanya aku mengunci nya" jawab Nana berbohong dengan tersenyum melebar.
"Yura, Ayo kita pulang" teriak Weny kepada Yura yang masih tertidur. Yura terbangun akibat teriakan Weny.
"Apa?" tanya Yura dengan kesal nya kepada Weny.
"Ayo kita pulang" ajak Weny kepada Yura.
"Nanti saja" jawab Yura dan kembali memejamkan mata nya.
"Mama menyuruhku pulang, Ayo" ucap Weny lagi dan menarik tangan wanita itu. Yura tidak menjawab nya dan bangkit dari tidur nya dan setelah itu langsung berlalu tanpa berpamitan kepada Nana begitupun dengan Weny. Nana mengantar kedua sahabat nya itu keluar dari pekarangan rumah.
"Kita pulang" teriak Yura kepada Nana. Nana mengangguk mengiyakan nya dengan senyum yang melebar dan melambaikan tangan nya kepada kedua sahabat nya itu yang sudah berada di dalam mobil. Weny langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang keluar dari gang rumah itu.
Nana langsung menutup pagar rumah nya itu dan kembali masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar, Nana membuka jendela kamar nya dan melihat Ryhan sedari tadi menunggu nya di jendela kamar. "Sebentar" teriak Nana kesal dan mengambil salah satu buku nya dan setelah itu langsung berlalu keluar dari kamar dan keluar dari rumah untuk menuju ke rumah Ryhan yang terletak di sebelah rumah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
semangatt kk
2021-05-07
0
jung jepri
semangat
2021-01-28
1