Nana membungkukkan tubuh nya dan mendekatkan sedikit tubuh nya kepada Safha. "Jangan pernah berfikir aku takut kepada mu, Manusia saja tidak ada yang aku takuti apa lagi kau yang hanya binatang" bisik Nana di telinga Safha dan itu terdengar jelas oleh murid yang berkerumun di sana. Nana langsung melanjutkan langkah kaki nya tanpa menyentuh sedikit pun Safha dan membuat para Lelaki yang sedari dulu mengagumi nya tambah mengagumi nya.
"Ah bubar" teriak Safha kepada seluruh orang di kantin yang mengerumuni nya.
"Bantu aku" teriak Safha lagi kepada kedua sahabat nya yang masih sedikit kesakitan itu. Mereka mengangguk mengiyakan nya dan langsung membantu Safha bangkit dari duduk nya tadi.
"Nana memang sejak dulu bisa bela diri melebihi Safha hanya saja Nana tidak pernah menyakiti dan memeras orang makanya aku menyukai nya" jelas salah satu murid perempuan yang membandingkan silap Safha dan juga Nana.
"Benar sekali, Nna juga jauh lebih cantik dari Safha biarpun hidup nya tidak terlalu kaya" jawab salah satu murid lain.
Nana kembali masuk ke dalam kelas nya yang sudah tidak ada siapa siapa lagi menurut nya padahal masih ada Ryhan di dalam kelas itu. Nana mendudukkan tubuh nya di atas kursi nya yang paling sudut itu dan langsung meletakkan kepala nya di atas meja dengan di lapisi oleh kedua tangan nya. "Kenapa kau?" tanya Ryhan kepada Nana, Nana yang awal nya ingin menangis pun mengurungkan niat nya saat mendengar suara Ryhan, Dia kembali mengangkat kepala nya dan menatap lekat Ryhan yang juga menetap nya itu.
"Kapan kau duduk di sana?" tanya Nana yang mencoba biasa saja di hadapan Ryhan.
"Sejak kemarin" jawab Ryhan dan langsung membuang wajah nya dari Nana.
"Memang nya kau tidur di sekolah?" ketus Nana dan beranjak dari duduk nya dan mendudukkan tubuh nya di samping Ryhan. Ryhan tidak menjawab ucapan Nana dan Nana kembali meletakkan kepala nya di atas meja dengan kedua tangan yang melipat di jadikan bantal dan menoleh ke arah Ryhan.
"Ry" panggil Nana dan membalikkan wajah nya tidak menatap Ryhan. Ryhan tidak menjawab nya dan menoleh ke arah wanita itu.
"Kau ada masalah apa?" tanya Ryhan kepada Nana. Nana langsung menggelengkan kepala nya tanpa menatap Ryhan.
Nana membalikkan wajah nya dan kembali menatap Ryhan. "Jika kau wanita dan kau di katai jalang atau wanita murahan kau akan berbuat apa?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan yang juga menatap nya itu. Ryhan langsung mengalihkan pandang nya dari Nana dan kembali menatap ke buku.
"Aku akan diam dan membiarkan mulut mereka berbicara" jawab Ryhan dengan wajah datar nya. Nana membuang nafas panjang saat mendengar jawaban Ryhan dan langsung tersenyum.
"Kau sama persis seperti kak Rendi yang selalu bodo amat akan orang di sekitar, Sifat dan kelakuan kalian juga sama dan mungkin sama persis, Kak Rendi yang suka belajar kau juga, Kak Rendi yang tidak pernah marah tapi wajah nya datar kau juga tapi sekali nya marah mungkin akan memunculkan bencana alam" jelas Nana dengan diiringi oleh tawa saat membayangkan kakak nya marah meskipun sebenar nya Rendi tidak pernah marah kepada nya.
"Dua orang yang memiliki sifat yang sama yang selalu menjaga ku selama ini dan mengajak ku bermain itu kau dan kak Rendi, Aku tidak ingin kehilangan salah satu dari kalian dan lebih tepat nya lagi aku ingin kalian selalu bersama ku dan tidak pernah meninggalkan ku selama nya" sambung nya lagi dengan menahan isakan karna hati nya merasa hancur saat di hina oleh Safha tadi apa lagi hal itu tidak pernah dia lakukan. Ryhan termenung akan ucapan wanita itu yang bagi nya sangat menusuk ke hati, Jujur Ryhan tidak pernah mendengar Nana yang berbicara seperti ini, Nana yang tidak pernah mengeluh saat ini dia jadi mengeluh, Apa yang di pikirkan? dan apa yang terjadi dengan nya? itu yang di pikirkan oleh Ryhan saat mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut wanita itu. Nana tidak mengeluarkan suara lagi dan itu membuat Ryhan heran, Ryhan menoleh ke arah nya dan terlihat mata wanita itu terpejam.
"Dia tertidur?" guman Ryhan saat melihat mata wanita itu yang terpejam. Ryhan mengibas ngibaskan tangan nya di hadapan wajah Nana untuk memastikan jika wanita itu tidur atau tidak.
"Aku tidak ingin kau menjadi dewasa dan sifat mu berubah" guman Ryhan dan mengusap kepala wanita itu. Orang orang terdekat Nana tidak ada yang mau Nana itu berubah menjadi dewasa apa lagi sifat kekanak anakan nya itu yang berubah sungguh Rendi dan Ryhan tidak ingin akan itu begitupun dengan Yura dan Weny termasuk Qori, Nana adalah sosok ceria meskipun umur nya yang jauh lebih muda Dari pada Qori, Yura dan Weny apa lagi Ryhan dan Rendi tapi Nana sama sekali tidak pernah mengeluh tentang hidup nya kepada siapapun di antara mereka dan dia nampak tidak memiliki masalah dengan tertawa terbahak bahak dan sifat kekanak anakan nya itu dan sebalik nya dengan Yura dan Weny yang malah memiliki banyak masalah dan selalu bercerita kepada Nana dan akhirnya menangis dan Nana lah yang menghibur mereka makanya mereka tidak ingin senyum dan sifat wnaita itu hilang.
"Na" teriak Weny dan Yura secara bersamaan saat masuk ke dalam kelas, Ryhan langsung melepaskan tangan nya dari kepala Nana dan kembali berbuat seperti baisa. Yura dan Weny berjalan ke arah Nana.
"Loh dia tidur?" tanya Yura kepada anak baru yang belum ka ketahui siapa nama nya. Ryhan hanya mengangguk mengiyakan nya tanpa menatap Yura dan menatap buku nya. Yura dan Weny ingin membangunkan Nana tapi suara Ryhan menghentikan mereka.
"Jangan menganggu nya" ucap Ryhan dengan wajah datar nya menatap Yura dan juga Weny yang ingin membangunkan Nana dari tidur. Yura dan Weny menoleh ke arah Ryhan dengan tatapan bingung Sedangkan Ryhan menatap mereka dengan tatapan tajam.
"Ayo kita Duduk" ajak Weny kepada Yura, Yura tidak menjawab nya dan mendudukkan tubuh nya du tempat nya sedangkan Ryhan kembali melanjutkan aktivitas nya.
"Siapa lelaki itu? kenapa dia melarang kita untuk membangunkan Nana?" bisik Yura kepada Weny.
"Mungkin Nana sudah berpesan untuk tidak ada yang mengganggu tidur nya" jawab Weny akan pertanyaan Yura, Yura tidak menjawab nya dan memlih untuk diam.
"Nana" panggil guru yng masuk ke dalam kelas itu dan melihat Nana tertidur. Ryhan menoleh ke arah wanita itu jujur dia tidak ingin wanita itu terbangun untuk saat ini tapi dari ada Nana di marahi lebih baik dia membangunkan nya, Ryhan menyenggol kaki wanita itu supaya terbangun hingga terbangun.
"Ada apa?" tanya Nana kepada Ryhan saat bangun dari tidur.
"Kau ini selalu saja tidur di jam pelajaran ibu, Apa saat jam pelajaran guru lain kau juga seperti itu?" tanya ibu itu.
"Saya mengantuk bu makanya saya tidur" jawab Nana dengan santai nya.
"Tidak mungkin kau mengantuk setiap pelajaran saya, Apa dia selalu seperti ini saat jam pelaran lain?" tanya ibu itu keada seluruh murid.
"Kami kan sering praktek bu dana hanya sebentar di kelas, Jika di kelas saya memang selalu tidur" jawab Nana dengan santai nya tanpa merasa bersalah.
"Kau ini, Sudah menjadi osis tidak berubah sama sekali" ucap ibu tadi dan langsung berlalu dari sana.
"Tumben sekali" guman Nana karna setiap dia ketahuan tidur di kelas pasti di hukum dan di suruh berdiri di lapangan hingga jam guru itu berakhir tapi akhir akhir ini mungkin guru sudah lelah menghadapi dia makanya membiarkan nya saja.
Satu bulan kemudian.
Satu bulan sudah berlalu dan hari hari satu bulan ini berjalan dengan lancar begitupun dengan urusan osis yang juga lancar karna Nana mempelajari semua yang ada di buku yag di berikan Nando kepada nya itu. "Hey sudahlah jangan menangisi lelaki brengsek itu" ucap Nana saat melihat Yura yang menangis akibat di selingkuhi oleh kekasih nya dan lebih tepat nya lagi mantan kekasih nya.
"Kau tidak tau Na bagaimana rasa nya" jawab Yura dengan isakan nya.
"Shht, Makanya jangan berpacaran" ketus Nana dengan memukul meja yang ia duduki.
"Awas saja jkka aku bertemu dengan lelaki itu akan aku hajar dia" guman Nana yang memantau mantan kekasih Yura itu jika lewat di depan kelas nya. Yura sudah memiliki hubungan dengan Firman anak kelas komputer di sekolah itu dan dia juga sudah menjalin hubungan dengan Yura enam bulan tapi hubungan nya kandas Beberapa hari lalu karna Firman yang terlihat sedang bersama dengan Safha dan mereka berciuman. Firman masuk ke dalam kelas itu bersama dengan pak wali kelas Xl teknologi.
"Hey lelaki brengsek berani nya kau memijakkan kaki di hadapan ku" teriak Nana kepada Firman dan itu membuat semua orang menatap nya begitupun dengan pak wali kelas.
"Kau mengatai saya Nana?" tanya pak wali kelas kepada Nana.
"Bukan pak, Tapi dia" jawaab Nana yang malas menyebut nama Firman.
"Kenapa jadi aku? bukannya kau wanita jalang?" tanya Firman dengan wajah datar nya.
Brakkk
Nana memukul meja dengan keras saat mendengar ucapan dan pertanyaan itu. "Berani nya kau" bentak Nana yang ingin maju dan menghabisi Firman tapi Weny dan Yura menghentikan nya.
"Sudahlah na" ucap Yura kepada Nana. Tangan wanita itu menggepal dan menandakan jika wanita itu marah.
"Hey jaga ucapan mu" ucap Qori dengan wajah datar saat mendengar Firman yang mengatai Nana jalang.
"Kenapa? kau sudah tergoda dengan wanita jalang itu hem?" tanya Firman dengan menatap lekat Qori.
"Kau" bentak Nana yang ingin sekali meremas mulut lelaki itu tapi terhenti oleh Ryhan dan suara pak wali kelas.
"Apa apaan kalian bertengar di hadapan ku hah? " bentak pak wali kelas yang mulai emosi.
"Dia yang duluan pak" jawab Firman.
"Kau yang duluan brengsek" teriak Nana yang tidak terima akan itu.
"Kau jalang" jawab Firman yang juga tidak terima akan ucapan Nana.
"Sudah" teriak pak wali kelas yang menghentika mereka berdua.
"Awas saja kau" guman Nana dengan wajah emosi nya.
"Kwu boleh keluar" ucap pak wali kelas menyuruh Firman untuk keluar. Firman mengangguk mengiyakan nya dan langsung berlalu keluar dari kelas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
sariz07
nana jagoan hhi
2021-05-27
0
ciby😘
good nana...kamu pembrani
2021-05-10
0
jung jepri
semangat
2021-01-29
0