"Kau ini dingin sekali, Aku seperti berbicara dengan patung saja kau tau tidak?" tanya Nana yang kesal karna sedari tadi Ryhan hanya diam dan tidak menjawab ucapan nya atau membalas sapaan nya. Ryhan menoleh ke arah Nana dengan tatapan datar dan tajam nya menatap Nana.
"Ah tidak, Aku hanya bergurau tadi, Kau ini tampan dan cool, Tolong berikan aku melihat jawaban mu teman" ucap Nana dengan memegang bahu Ryhan dan seperti sedang menggoda Ryhan. Ryhan belum mengeluarkan suara dan menoleh ke arah tangan Nana yang ada di bahu nya itu dengan tatapan masih datar.
Nana menurunkan tangan nya dari bahu Ryhan dan Ryhan kembali menatap datar ke arah Nana, "Em, Berikan aku melihat jawaban mu" ucap Nana dan tersenyum melebar menatap Ryhan berharap Ryhan mau memberikan nya melihat jawaban. Ryhan masih menatap wanita itu dengan tatapan datar nya tanpa mengeluarkan suara ataupun memberi respon.
"Kau ini pelit sekali" ketus Nana dan langsung berlalu dari sana dan kembali ke tempat duduk nya, Nana menatap kesal ke arah Ryhan sedangkan senyum nya tadi sudah hilang dan tidak lagi nampak, Nana mengambil ponsel nya yang ada di dalam tas nya.
"Belikan makanan untukku" isi pesan yang di kirimkan oleh Nana ke dalam grup nya dan juga kedua sahabat nya itu. Setelah selesai mengirimkan pesan Nana tidak ingin lagi mengerjakan soal dan kembali mengenakan handsfree milik nya dan kembali melanjutkan tidur nya yang terganggu tadi. Ryhan menatap wanita itu sedangkan Nana tidak melihat nya sama sekali, Ryhan berjalan mendekat ke arah Nana dan mendudukkan tubuh nya tepat di samping Nana, Nana yang merasa ada yang duduk di samping nya pun langsung mengangkat kepala nya dan melihat Ryhan duduk di samping nya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Nana datar kepada Ryhan.
"Kerjakan soal itu, Aku akan membantumu" ucap Ryhan dengan wajah datar nya dan membuka buku milik nya.
Nana tidak menjawab nya dan kembali menyenderkan kepala nya di meja belajar itu. "Malas" jawab Nana tanpa menatap Ryhan yang ada di samping nya. Ryhan menoleh ke arah wanita itu dan melihat wanita itu tengah kembali menundukkan kepala.
"Kau mau nilaimu jelek?" tanya Ryhan dengan menatap lekat Nana yang sama sekali tidak menatap nya itu.
"Terserah mau jelek atau tidak bukan urusan mu" jawab Nana datar dan membalikkan wajah nya ke kanan. Ryhan tidak menjawab nya dan langsung berlalu dari sana dan keluar dari kelas itu sedangkan Nana tidak memperdulikan nya dan jug tidak bergerak sama sekali dari posisi nya itu.
"Na" panggil Weny dan Yura secara bersamaan dan mereka baru saja sampai dan membawa bungkus yang berisi siomay yang mereka beli di kantin untuk Nana. Nana mengangkat kepala nya dan melihat kedua sahabat nya yang ada di hadapan nya.
"Ini" ucap Yura sambil menyodorkan siomay tadi.
Nana menerima nya. "Terima kasih" ucap Nana dan mulai melahap makanan itu, Saat makanan belum habis dan masih ada setengah bel masuk berbunyi. Ryhan nampak masuk ke dalam kelas itu tanpa menatap Nana dan kedua sahabat nya dengan membawa air.
"Dia tampan sekali" ucap Weny yang sudah merasa jatuh hati akan Ryhan akibat ketampanan nya, Nana menoleh ke arah Weny dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Hah, Kenapa ini pedas?" teriak Nana yang kepedasan saat siomay tadi hampir habis. Yura dan Weny yang awal nya memperhatikan Ryhan pun menoleh ke arah Nana begitupun dengan Ryhan yang bisa mendengar Nana mengeluh, Wajah wanita itu nampak memerah akibat kepedasan.
"Air" ucap Nana dengan mengipas mulut nya menggunakan tangan nya.
"Tidak ada" jawab Yura akan ucapan Nana, Nana mencari cari air di sekitarnya dan terlihat jika ada air di atas meja Ryhan, Nana berjalan ke arah Ryhan dan mendudukkan tubuh nya di samping Ryhan di atas kursi yang ada di samping Ryhan. Nana langsung meminum air yang ada di atas meja Ryhan itu dan itu membuat Ryhan menatap lekat ke arah nya.
"Ah" ucap Nana saat sudah selesai minum dan air minum milik Ryhan tinggal setengah akibat di minum Nana.
"Kenapa makanan itu pedas sekali hah?" ketus Nana kepada kedua sahabat nya itu dan itu membuat semua orang yang baru saja masuk ke dalam kelas itu menoleh ke arah nya.
"Kau tidak mengaduknya pantas saja terasa sangat pedas" jawab Weny yang bisa melihat banyak cabai di bagian bawah.
"Shht" umpat Nana yang kesal dan meletakkan botol Ryhan kembali ke atas meja Ryhan.
"Air siapa ini?" guman Nana yang baru sadar akan dia yang memegang botol, Nana menoleh ke belakang dan melihat Ryhan menatap nya dengan tatapan datar nya.
"Eh Ryhan" ucap Nana dengan tersenyum lebar menatap Ryhan sedangkan Ryhan sama sekali tidak tersenyum dan hanya memasang wajah datar nya.
"Dia mengetahui nama lelaki itu?" tanya Yura dengan berbisik kepada Weny.
"Entahlah, Tapi tadi dia bilang dia tidak kenal dengan lelaki tampan itu" jawab Weny yang juga berbisik kepada Yuna.
"Terima kasih minuman nya teman" ucap Nana dengan senyum yang melebar dan setelah itu langsung berlalu dari sana dan kembali ke tempat nya. Ryhan tidak mengeluarkan suara apapun dan langsung membuang bekas minum Nana tadi ke dalam tong sampah yang ada di belakang nya.
"Shht lelaki itu" guman Nana yang kesal saat melihat Ryhan yang membuang botol minum bekas nya minum.
"Hey, Kau kenal dengan lelaki itu?" tanya Weny kepada Nana.
Nana menoleh ke arah kedua sahabat nya itu. "Ah, Itu tadi aku berkenalan dengn nya" jawab Nana berbohong.
"Oh" jawab Yura mengangguk mengerti karna dia juga melihat tadi Nana dan Ryhan yang tinggal berdua di kelas. Guru masuk ke dalam kelas itu dan mulai mengajar hingga jam pulang sekolah.
Nana langsung beranjak keluar dari kelas pertama kali karna buku dan alat alat tulisnya tidak dia keluarkan dari tas dan itu memang kebiasaan nya yang tidak pernah belajar dan menulis pun di rumah dengan meminjam buku teman nya.
Nana berjalan untuk kembali ke rumah nya begitupun dengan Ryhan yang juga berjalan dengan mendorong sepeda milik nya. Sedangkan teman teman Nana pulang menggunakan mobil karna teman teman nya kaya sedangkan dia tidak, Yura dan Weny selalu menawari tumpangan untuk Nana tapi Nana selalu menolak karna arah rumah mereka berlawanan dan Nana juga tidak ingin merepotkan kedua sahabat nya itu karna kedua sahabat nya itu terlalu baik dan sayang dengan nya begitupun dengan dirinya yang juga sangat menyayangi kedua sahabat nya itu.
"Hem, Hem, Hem" Nana berjalan sambil bernada sepanjang jalan dengan telinga yang masih melekat hendsfree itu.
"Kau anak tak tau untung" bentak salah satu orang saat Nana lewat di depan salah satu rumah orang. Nana yang mendengar itupun langsung melepaskan hendsfree milik nya dan mengintip ke rumah orang itu yang di lindungi pagar.
"Maaf pah, Aku tidak sengaja tadi menyakiti nya, Dia yang memulai terlebih dahulu" jawab anak wanita itu, Anak wanita itu tidak sengaja mendorong adik Lelaki nya hingga terjatuh dan sakit bagian belakang makanya orang tua nya semarah itu karna anak lelaki itu adalah anak kesayangan mereka.
"Itu bukan nya Nana?" guman Rendi saat melihat adik nya di depan rumah seperti sedang melihat sesuatu.
"Itu Ryhan?" guman nya lagi saat melihat lelaki yang berada tidak jauh dari Nana dengan memegang sepeda. Rendi tidak melanjutkan guman nya dan langsung menghampiri adik adik nya itu, Rendi juga menyayangi Ryhan sama seperti adik nya sendiri karna dulu dia selalu menitipkan Nana di rumah nenek Ryhan makanya dia juga menganggap Ryhan adik nya.
"Hey sedang apa?" tanya Rendi, Ryhan tidak kaget karna dia tidak mudah kaget dia menoleh ke arah Rendi dengan tatapan datar nya.
"Itu" ucap Ryhan dan memajukan bibirnya supaya melihat Nana. Rendi menoleh ke arah adik nya itu dan berjalan mendekat ke arah adik nya itu.
"Hey sedang apa kau?" tanya Rendi dengan memegang bahu Nana dan itu sangat membuat Nana terkejut dan menoleh ke belakang.
"Ah kakak ini suka sekali mengejutkan ku" ketus Nana akan dirinya yang terkejut.
"Maaf, Kau sih yang terlalu pokus hingga tidak sadar akan kakak mu ini" jawab Rendi.
"Siapa itu?" teriak bapak bapak tadi. Nana langsung menarik tangan kakak nya itu dan langsung berlari dari sana sedangkan Ryhan kembali melanjutkan langkah kaki nya santai.
"Hey berhenti" ucap Rendi kepada Nana, Nana tidak menjawab nya dan menghentikan langkah kaki nya dan Nana pun menoleh ke belakang dan tidak melihat bapak bapak tadi mengejar tapi dia melihat Ryhan.
"Kau mengikuti ku?" ketus Nana kepada Ryhan. Ryhan menghentikan langkah kaki nya dan menoleh ke arah Nana dengan tatapan datar dan tidak menjawab ucapan Nana. Ryhan kembali melanjutkan langkah kaki nya dengan mendorong sepeda nya tanpa menjawab ucapan Nana tadi.
"Lelaki ini, Berani sekali kau mengacuhkan ku" teriak Nana yang tidak terima di acuhkan oleh Ryhan. Ryhan sama sekali tidak menanggapi nya ataupun menoleh ke belakang.
"Hey sudahlah, Dia tidak mengikuti mu, Bukannya rumah nya searah dengan kita, Ayo pulang" ucap Rendi yang mencoba menenangkan adik nya yang selalu ngegas jika melihat Ryhan. Nana tidak menjawab nya dan mengikuti kakak kesayangan nya itu.
"Mana sepeda mu kak?" tanya Nana kepada Rendi karna tidak melihat sepeda Rendi.
"Di rumah" jawab Rendi karna memang dia jarang menaiki sepeda kecuali untuk mengantar adik nya ke sekolah. Nana tidak menjawab nya dan masuk ke dalam pekarangan rumah nya karna dia dan juga kakak nya sudah sampai di rumah. Rendi juga mengikuti adik nya itu dan ikut masuk ke dalam rumah nya.
"Istirahatlah, Nanti jika aku memanggil keluarlah" ucap Rendi dengan mengusap lembut kepala adik nya itu.
"Hem" jawab Nana dengan mengangguk mengiyakan nya. Nana langsung berlalu dari dekat kakak nya itu dan masuk ke dalam kamar nya begitupun dengan Rendi yang juga masuk ke dalam kamar nya.
"Ah lelah sekali" ucap Nana dan mendudukkan tubuh nya di atas ranjang dengan kaki yang melepaskan sepatu nya. Nana menoleh ke kamar Ryhan dan terlihat Ryhan sedang belajar dan duduk manis di atas kursi yang ada di dalam kamar nya dengan jendela yang terbuka.
"Belajar terus, Mati karna belajar nanti baru tau rasa" ucap Nana dengan menatap aneh ke arah Ryhan yang selalu saja belajar. Nana langsung berdiri dan melepaskan almamater dan seragam sekolah nya di dalam kamar itu dan tidak terlihat oleh Ryhan.
"Na, Ayo makan" teriak Rendi dari luar.
"Iya" jawab Nana dan langsung mengikat rambut nya bundar dengan membelakang jendela kamar nya itu. Ryhan yang sedari tadi memperhatikan wanita itu bisa melihat jelas leher putih Nana itu. Setelah selesai mengikat rambut nya Nana langsung beranjak keluar dari kamar nya dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi meja makan. Nana dan Rendi menikmati makan siang bersama dan Nana nampak lahap memakan makanan itu begitupun dengan Rendi.
"Kau seperti nya lapar sekali" ucap Rendi saat melihat adik nya yang makan dengan sangat lahap.
"Hem, Sangat lapar, Aku tadi di sekolah hanya memakan siomay" jawab Nana dengan mulut penuh nya kepada Rendi.
"Kenapa tidak makan nasi atau makan makanan lain?" tanya Rendi kepada adik nya itu.
"Tidak apa" jawab Nana yang tidak mau mengatakan jika dia tidak di izinkan istirahat karna tidak mengerjakan tugas. Beberapa menit mereka makan akhrinya mereka selesai, Nana langsung beranjak menuju ke ruang tengah dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi sofa dan langsung menyalakan televisi sedangkan Rendi mencuci bekas makan mereka. Rendi sangat menyayangi adik nya itu dan tidak akan membiarkan adik nya itu kesusahan meskipun dia sendiri yang kesusahan, Dia juga tidak pernah menyuruh Nana untuk melakukan ini itu karna memang sejak kecil Nana sangatlah manja hingga saat ini tapi Rendi tidak akan membiarkan manja adik nya itu hilang dan dia juga menyukai Nana yang manja itu. Setelah selesai membereskan bekas makan dan mencuci piring Rendi langsung menuju ke dekat adik nya yang sedang menonton televisi dengan mengunyah snak.
"Bagaimana sekolah mu hari ini? apa lancar?" tanya Rendi dan mendudukkan tubuh nya di samping Nana dan tangan yang masuk ke dalam bungkus snak Nana untuk melahap bersama, Nana sudah biasa di tanya seperti itu oleh kakak nya saat pulang sekolah dan dia selalu berbohong, Nana juga tidak mengizinkan kakak nya masuk ke dalam kamar nya karna takut memeriksa buku nya yang masih bersih semua itu tapi Rendi selalu mengecek nya makanya buku nya itu setidaknya sedikit isi di dalam nya karna di suruh Rendi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
arin
gtau knp sy kurng suka sama karakter nana,Mesty yg rjin bljr trs pinter...ech ini mlh rjin tdur🤦
2021-08-04
2
ciby😘
uhuukkk🤭🤭🤭
2021-05-07
0
Krisna New
ga py org tua tp manja mesti nya lebih mandiri dn giat belajr bukn jd pemalas..aku ga suka sosok nana
2021-04-15
2