"Dia yang duluan pak" jawab Firman.
"Kau yang duluan brengsek" teriak Nana yang tidak terima akan itu.
"Kau jalang" jawab Firman yang juga tidak terima akan ucapan Nana.
"Sudah" teriak pak wali kelas yang menghentika mereka berdua.
"Awas saja kau" guman Nana dengan wajah emosi nya.
"Kau boleh keluar" ucap pak wali kelas menyuruh Firman untuk keluar. Firman mengangguk mengiyakan nya dan langsung berlalu keluar dari kelas itu.
"Nana, Ada masalah apa kau dengan Firman?" tanya pak wali kelas kepada Nana saat Firman sudah berlalu.
"Tidak ada pak" jawab Nana yang tidak mungkin mengatakan ada masalah apa dia dengan Firman. Bapak wali kelas tadi tidak melanjutkan ucapan nya lagi dan memulai pelajaran. Nana tidak berpindah dari tempat nya dan masih duduk di samping Yura.
"Duduklah kau di samping Ryhan" ucap Nana kepada Weny. Weny tidak menjawab ucapan Nana dan langsung mendudukkan tubuh nya di samping Ryhan.
Degg
Jantung Weny berdetak kencang saat dia duduk di samping Ryhan. "Wangi sekali" guman Weny dan mencium bau wangi Ryhan, Nana menoleh ke arah Ryhan dan juga Weny dan terlihat Weny sedang mencium bau tubuh Ryhan.
"Apa yang di lakukan nya?" guman Nana karna selama satu bulan lebih ini dia tidak pernah mencium bau tubuh Ryhan.
"Aku merindukan kakak" ucap Nana tiba tiba dan itu membuat Yura yang sedang sedih langsung menoleh ke arah nya.
"Kenapa kau tiba tiba merindukan kak Rendi?" tanya Yura dengan menatap lekat wajah Nana.
"Entahlah, Aku sangat merindukan nya sekarang padahal aku bertemu dengan nya tadi pagi" jawab Nana dengan menatap poto kakak nya yang ada di layar ponsel nya itu.
"Pak izin saya keluar sebentar" ucap Nana dengan mengangkat tangan nya meminta izin.
"Silahkan" jawab pak wali kelas kepada Nana. Nana langsung berlalu keluar dari kelas dan itu membuat Ryhan dan juga Qori memperhatikan nya.
"Mau kemana dia?" tanya Weny kepada Yura.
"Entahlah, Dia tadi tiba tiba bilang merindukan kak Rendi" jawab Yura akan pertanyaan itu. Ryhan bisa mendengar percakapan itu dan menatap lekat kepergian wanita itu yang pergi ke toilet.
Nana berlalu menuju ke toilet yang letaknya di tempat paling ujung dan setelah itu dia masuk ke dalam toilet. Nana menghidupkan keran air dan langsung membasuh wajah nya. "Kenapa perasaan ku jadi tidak enak?" guman Nana dengan menatap lekat wajah nya yang ada di cermin toilet itu.
"Aku harus menghubungi kakak" ucap Nana dan langsung mengeluarkan ponsel tapi saat dia mengeluarkan ponsel dia melihat kakak nya menelpon nya.
"Baru saja aku ingin menelpon nya, Dia sudah menelponku" ucap Nana dan langsung mengangkat telpon itu.
"Halo kak, Kau baik baik saja kan? apa kau sudah makan?" tanya Nana dengan tersenyum di balik ponsel itu.
"Maaf apa ini keluarga Rendi Ariansah?" tanya seseorang di balik telpon, Nana langsung menurunkan telpon dan melihat siapa yang menghubungi nya dan itu benar nama kakak nya tapi itu bukan suara kakak nya.
"Ini siapa? kakak saya di mana?" tanya Nana kepada orang itu.
"Kakak anda tidak sadarkan diri saat di tempat kerja dan sekarang sedang berada di rumah sakit dan terus terusan memanggil nama Nana, Apa bisa anda hubungi Nana itu?" jelas orang itu.
Brak
Pintu kamar mandi itu terkunci tapi Nana tidak memperdulikan itu. "Saya Nana, Dia kakak saya, Berikan alamat nya kepada saya" jawab Nana yang mulai hawatir akan keadaan Rendi sang kakak.
"Sudah saya kirim nona" jawab orang itu, Nana langsung membuka pesan itu dan memang benar orang tadi sudah mengirimkan alamat rumah sakit kepada nya. Nana beranjak keluar dari toilet itu tapi pintu toilet itu terkunci.
''Buka" teriak Nana dengan menggedor pintu itu karna dia sangat hawatir akan kakak nya itu. Nana tidak patah semangat dan terus menggedor pintu itu dengan teriakan yang mengiri gedoran nya. Qori yang baru saja sampai di toilet dan mndengar suara teriakan dari dalam toilet wanita.
"Siapapun di luar tolong buka" teriak Nana yang kembali menggedor pintu toilet itu.
"Nana?" tanya Qori.
"Siapa itu, Tolong bukakan pintu ini" teriak Nana, Qori mengiyakan nya dan langsung membuka pintu itu.
"Terima kasih" ucap Nana dengan wajah yang basah mungkin karna menangis hawatir akan kakak nya. Nana langsung berlari dari toilet itu dan berlari di depan banyak nya kelas untuk menuju ke dekat tangga.
"Hey lihat itu" ucap salah satu murid saat melihat Nana yang berlari di depan kelas dengan mengusap wajah. Ryhan, Yura dan juga Weny menoleh ke luar dan melihat Nana yang berlari kencang.
"Kakak" guman Nana yang kembali meneteskan air mata nya dalam lari nya.
"Nana mau kemana kau?" tanya salah satu guru kepada Nana yang baru saja hendak menuruni anak tangga, Nana tidak menjawab nya dan langsung menuruni anak tangga tanpa memperdulikan siapapun.
"Na" teriak Qori yang membatalkan niat awal ingin ke toilet saat melihat Nana yang berlari. Qori menyusul Nana dan Ryhan yang tidak mau terjadi apa apa dengan wanita itu pun langsung beranjak berdiri dan ikut keluar dari kelas untuk menyusul Nana, Yura dan Weny juga ikut karna mereka juga takut jika terjadi apa apa.
Nana sudah sampai di gerbang dan langsung membuka pintu gerbang yang tidak terkunci itu. "Nana, Kau mau kemana?" teriak ak satpam kepada Nana. Nana sama sekali tidak menjawab nya dan langsung mencari kendaraan umum hingga dia mendapatkan nya.
"Ke rumah saki xxxx" perintah Nana kepada sopir tadi, sopir tadi langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah sakit tujuan Nana.
"Kak kau kenapa bisa pingsan di tempat kerja?" guman Nana yang sangat hawatir akan kakak nya itu. Ryhan bisa melihat Nana yang masuk ke dalam taxi tadi dan ingin melanjutkan langkah kaki nya tapi saat berjalan dia menginjak sesuatu, Ryhan menoleh ke bawah dan melihat ponsel Nana yang terjatuh. Ryhan langsung mengambil ponsel itu dan terlihat pesan masuk dari kak Rendi.
"Nona tolong cepatlah" pesan yang ia lihat dan setelah itu dia melihat alamat rumah sakit.
"Pasti..." ucap Ryhan yang terpotong dan langsung keluar pagar mencari kendaraan umum hingga menemukan nya, Saat menemukan nya dia langsung masuk ke dalam nya dan langsung mengatakan kemana tujuan nya.
"Penyakit kak Rendi pasti kambuh lagi" guman Ryhan saat melihat pesan itu, Ryhan mengetahui tentang penyakit Rendi itu dan selalu menawarkan bantuan pengobatan tapi Rendi selalu menolak.
"Ryhan kenapa menyusul Nana?" guman Qori saat melihat Ryhan yang menyusul Nana.
"Di mana Nana?" tanya Weny dan Yura yang baru saja sampai di dekat pagar dan hanya melihat Qori.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
sariz07
sampai sini dlu thor
2021-05-27
0
ciby😘
semangat kkk
2021-05-10
0
jung jepri
like
2021-01-29
0