Nana masuk ke dalam kamar nya dan setelah itu langsung menghapal apa yang ia dapatkan dari Ryhan tadi hingga hapal dan itu hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk nya menghapal itu. "Ah sudah hampir larut?" guman Nana saat melihat hari sudah mulai larut. Nana beralih beranjak dari baring nya dan menuju ke luar kamar nya, Dia tidak melihat siapa siapa di rumah itu dan membuat dirinya sedikit takut karna rumah itu gelap.
"Kakak" teriak Nana yang terdengar jelas oleh Ryhan yang sedari tadi memperhatikan nya.
"Kakak" teriak Nana lagi yang tambah ketakutan karna tidak mendapatkan jawaban, Ryhan bisa sangat jelas mendengar itu dan dia pun langsung beranjak dari tempat nya dan keluar dari rumah dan masuk ke dalam rumah Nana.
"Kakak" teriak Nana lagi saat melihat orang masuk ke dalam itu dan itu membuat nya sedikit takut dan langsung berjongkok tepat di depan pintu kamar nya.
"Kakak" ucap Nana lagi dengan suara pelan nya saat orang yang masuk ke dalam rumah nya tadi mendekat ke arah nya. Ryhan memegang bahu wanita itu.
"Kakak" teriak Nana sekencang mungkin dan membuat Ryhan bingung dan mencari tombol lampu dan menyalakan nya.
"Kenapa kau berteriak?" tanya Ryhan dengan wajah datar nya kepada Nana. Nana mendongakkan kepala nya dan melihat jika yang masuk ke dalam rumah nya itu adalah Ryhan.
"Aku takut" jawab Nana dengan wajah yang memang ketakutan menatap Ryhan dan masih jongkok dan belum berdiri. Ryhan ikut berjongkok di hadapan wanita itu dan memegang bahu wanita itu.
"Tidak usah takut, Sekarang ada aku di sini" ucap Ryhan dengan memegang bahu wanita itu. Nana menatap lekat lelaki itu dengan wajah yang masih takut.
"Ayo kita duduk di luar menunggu kak Rendi" ajak Ryhan kepada Nana yang nampak ketakutan itu. Nana mengangguk mengiyakan nya dan dia pun berdiri dari duduk nya dengan di bantu oleh Ryhan dan setelah itu dia berjalan keluar dari rumah itu dengan di ikuti oleh Ryhan di belakang nya.
Nana mendudukkan tubuh nya di atas ayunan yang ada di halaman rumah nya itu. "Di mana kakak?" guman Nana yang sedari tadi menunggu kepulangan kakak nya tapi kakak nya belum kunjung pulang.
"Wajah mu nampak hawatir" ucap Ryhan saat melihat wajah wanita itu nampak hawatir.
"Jelas saja aku hawatir, Kakak tidak pernah pulang lewat jam tujuh malam" jawab Nana akan pertanyaan Ryhan karna jam sudah menunjuk pukul delapan malam.
"Tunggu saja, Sebentar lagi kakak pasti akan pulang" ucap Ryhan, Nana tidak menjawab nya dan beranjak dari duduk nya dan berjalan menuju ke dekat pagar. Ryhan hanya menatap wanita itu yang memang nampak sangat hawatir akan Rendi yang belum kembali.
"Kakak" teriak Nana dari depan pagar rumah saat melihat Rendi yang lumayan jauh dari daerah rumah nya itu. Nana langsung berlari menghampiri kakak nya itu dan langsung memeluk kakak nya itu.
"Hey kenapa?" tanya Rendi kepada adik nya itu.
"Kakak terlalu lama pulang dan membuat ku hawatir" jawab Nana dan melepaskan pelukan nya dari kakak nya itu.
"Kakak tadi ada urusan sebelum pulang makanya kakak agak lama" ucap Rendi dan mengusap lembut kepala adik nya itu.
"Ayo kita ke rumah" ajak Rendi kepada adik nya itu, Nana mengangguk mengiyakan nya dan mengikuti sang kakak masuk ke pekarangan rumah.
"Siapa yang menemanimu di rumah?" tanya Rendi saat baru sadar akan adik nya yang berani sendiri di rumah.
"Iru" jawab Nana dengan menunjuk ke arah Ryhan yang duduk di atas ayunan.
"Oh Ryhan" jawab Rendi mengangguk mengerti saat melihat Ryhan. Ryhan hanya menatap datar tanpa menjawab.
"Aku akan kembali ke rumah" ucap Ryhan dengan wajah datar nya.
"Tidak ingin makan dulu di dalam? kakak sudah membeli makanan" ucap Rendi kepada Ryhan
"Tidak usah kak, Orang kaya mana mau makan bersama kita, Ayo kita masuk saja dan makan berdua" jawab Nana akan ucapan kakak nya itu yang tidak untuk nya. Ryhan menatap wanita itu begitupun dengan Nana yang juga menatap lelaki itu dengan tatapan tajam nya.
"Jika tidak merepotkan" jawab Ryhan dengan tersenyum menatap Rendi.
"Sama sekali tidak merepotkan, Ayo" ucap Rendi dengan tersenyum juga menatap Ryhan. Ryhan mengangguk mengiyakan nya dengan tersenyum dan setelah itu mengikuti Rendi masuk ke dalam rumah sedangkan Nana hanya memasang wajah datar nya kepada Ryhan.
Rendi menyiapkan makanan yang ia beli tadi dan untung nya dia membeli banyak dan bisa berbagi dengan Ryhan dan Ryhan juga membantu Rendi untuk menyiapkan makanan sedangkan Nana duduk manis di atas kursi meja makan menunggu makanan datang. "Kau ini rajin sekali Ryhan, Coba saja Nana bisa rajin dan pintar seperti mu" ucap Rendi dengan meletakkan makanan yang sudah dia siapkan tadi ke atas meja makan dan setelah itu mendudukkan tubuh nya di atas kursi begitupun dengan Ryhan.
"Kakak apa apaan berbicara seperti itu hem?" tanya Nana dengan menatap kakak nya itu.
"Kenapa? bukankah itu nyata? nilai mu yang tidak pernah bagus dan kau juga tidak pernah rajin" jawab Rendi dengan menatap adik nya itu dan senyum nampak di wajah nya itu.
"Ada saat nanti aku akan berubah jauh lebih baik dari sekarang tapi itu bukan Sekarang" jawab Nana dan langsung memasukkan makanan ke dalam piring nya dan melahap nya. Rendi hanya bisa menanggapi tingkah adik nya itu dengan gelengan kepala karna sudah biasa bagi nya di bentak oleh adik nya itu tapi dia tidak pernah mendengar adik nya berbicara seperti tadi.
"Silahkan makan Ryhan" ucap Rendi yang mempersilahkan Ryhan untuk makan, Ryhan mengangguk mengiyakan nya dan mengambil makanan untuk jya dan setelah itu langsung melahap nya begitupun dengan Ryhan. Nana selesai terlebih dahulu makan dari pada Ryhan dan Rendi dia pun ingin masuk ke dalam kamar nya tapi langkah kaki nya terhenti oleh suara Rendi sang kakak.
"Duduk lah di ruang tengah beberapa menit, Setelah itu baru istirahat" ucap Rendi kepada adik nya itu. Nana tidak menjawab nya dan kembali menutup pintu kamar nya dan berlalu menuju ke ruang tengah yang masih nampak oleh orang yang berada di dapur. Nana melihat lihat ada banyak kertas di atas meja ruang tamu itu dan mengambil nya satu persatu.
Rendi sudah selesai makan begitupun dengan Ryhan,Mereka membereskan bekas makan itu dan setelah selesai mereka langsung menuju ke ruang tengah menyusul Nana. "Gambar gaun untuk siapa ini kak?" tanya Nana saat menyadari kakak nya mendudukkan tubuh di samping nya.
"Kakak membuat nya untuk mu" jawab Rendi akan pertanyaan adik nya.
"Kau memang suka menggambar, Hingga kau membuat gaun untukku tapi ini gaun nikah, Aku kan masih kecil" ucap Nana kepada kakak nya yang memang suka menggambar.
"Nanti saat kau ingin menikah dengan pasangan mu suruh orang membuat nya karna kakak tidak memiliki uang untuk membuat nya untuk mu dan itu pasti sangat cocok jika dengan mu" jelas Rendi kepada adik nya itu. Ryhan yang baru saja sampai di dekat Mereka bisa mendengar ucapan mereka dan dia pun langsung mendudukkan tubuh nya di atas sofa yang berbeda.
"Apa itu?" tanya Ryhan kepada Nana dan Rendi.
"Desain gaun" jawab Nana yang cepat akan pertanyaan Ryhan.
"Lihat" ucap Ryhan kepada Nana, Nana tidak menajwab nya dan memberikan desain itu kepada Ryhan, Ryhan menerima nya dan melihat desain itu memang sangat cantik.
"Cantik sekali, Kakak mendesain nya untuk siapa?" tanya Ryhan kepada Rendi.
"Untuk Nana nanti menikah" jawab Rendi dengan senyuman nya menatap Ryhan.
"Kenapa tidak kakak berikan kepada desainer ternama supaya melihat karya kakak ini?" tanya Ryhan kepada Rendi.
"Kakak ingin Nana yang menjadi desainer nya nanti dan membuat semua yang kakak gambar" jawab Rendi dengan tersenyum menatap Ryhan.
"Sudah berapa kali aku bilang, Aku tidak berminat dalam hal ini" jawab Nana akan ucapan kakak nya tadi.
"Kaka yakin kau akan menjadi desainer terkenal karna bakat mu ada di sana" jawab Rendi dengan mengusap kepala adik nya itu. Nana tidak menjawab nya dan melihat jam sudah menunjuk pukul sembilan malam.
"Aku akan istirahat" pamit Nana kepada kakak nya itu. Rendi mengangguk mengiyakan nya dan Nana pun mencium pipi sang kakak dan setelah itu langsung berlalu dari sana masuk ke dalam kamar nya. Ryhan juga berpamitan dengan Rendi untuk kembali ke rumah nya dan Rendi mengiyakan nya.
Keesokan pagi nya.
Nana bangun lebih pagi dari biasa nya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah, Setelah selesai bersiap dia langsung keluar kamar dan langsung menuju ke dapur, Dia langsung mengambil roti yang ada di atas meja itu dan langsung melahap nya. "Kau nampak nya terburu buru, Ingin ke mana?" tanya Rendi kepada adik nya itu yang makan berdiri dan tergesa gesa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
apa nana gk ada perasaan ma ry...kok ketus mulu🤔🤔
2021-05-07
0
jung jepri
semangat
2021-01-29
0
🎙️Yeny
ceritanya oke
2021-01-21
0