Nana langsung menutup pagar rumah nya itu dan kembali masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar, Nana membuka jendela kamar nya dan melihat Ryhan sedari tadi menunggu nya di jendela kamar. "Sebentar" teriak Nana kesal dan mengambil salah satu buku nya dan setelah itu langsung berlalu keluar dari kamar dan keluar dari rumah untuk menuju ke rumah Ryhan yang terletak di sebelah rumah nya.
Nana berjalan masuk ke dalam pekarangan rumah itu dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk atau memanggil terlebih dahulu, Nana berjalan masuk ke dalam kamar lelaki itu dan terlihat Ryhan sedang duduk di atas kursi tempat nya belajar dan seperti nya sedang menulis. Nana melihat apa yang di tuliskan lelaki itu.
"Dear D
Wanita yang sudah lama aku cintai tapi aku tidak berani mengungkap kan nya dan mengatakan nya kepada mu, Wanita yang selalu bertingkah konyol dan seperti anak kecil yang berhasil membuat hati yang selama ini tertutup kembali terbuka,
Wanita bodoh yang selalu marah dengan ku, Wanita yang sama persis sifat nya seperti anak anak tapi aku sangat mencintai nya......"
Nana hanya bisa membaca sebatas itu karna se terus nya dia tidak nampak melihat nya dan mungkin hanya sebatas itu Ryhan menulis nya. "Kau sudah mempunyai pacar hem?" tanya Nana yang mengagetkan Ryhan. Ryhan langsung menutup buku nya itu dan langsung menyembunyikan buku itu dan menghadap ke arah Nana.
"Sejak kapan kau di sana?" tanya Ryhan dengan menatap wanita itu.
"Sejak tadi, Aku juga sudah membaca apa yang kau tulis tadi, Siapa itu D?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan.
"Bukan urusan mu" jawab Ryhan akan pertanyaan wanita itu.
Nana mendudukkan tubuh nya di atas ranjang Ryhan dan melihat sudut kamar lelaki itu tidak ada yang berubah dan kamar itu sama saat dia terakhir kali masuk ke sana. "Ah kau ini sudah mulai menyimpan rahasia dengan ku, Katakan saja aku tidak akan mengatakan kepada siapapun siapa wanita yang kau cintai itu, Cepat katakan" ucap Nana dengan menggoda Ryhan supaya Ryhan mengatakan siapa D itu.
"Sudah aku bilang itu bukan urusan mu, Kau mau apa ke sini?" tanya Ryhan dengan wajah datar nya.
"Kau kan mau meminjam buku, Ini bukunya" jawab Nana dan melempar buku yang ia bawa tadi kepada Ryhan dan setelah itu langsung membaringkan tubuh nya di atas rajang kamar itu.
"Kamar mu tidak berubah dari dulu, Apa karna kenangan kamar ini terlalu banyak tentang ku hingga kau tidak mengubah nya hem?" tanya Nana dan memeluk bantal yang ada di dalam kamar itu dan menatap Ryhan.
"Siapa bilang banyak kenangan tentang mu, Aku menyukai warna ini makanya aku tidak mengubah nya" jawab Ryhan akan ucapan wanita itu dengan menatap nya tapi masih memasang wajah datar nya. Nana tidak menjawab nya dan melihat sekeliling kamar lelaki itu dan setelah itu beranjak berdiri dari baring nya dan berjalan ke arah jendela kamar Ryhan.
"Pantas saja kau betah di sini" ucap Nana yang bisa melihat seluruh rumah dari kamar itu. Ryhan menatap punggung wanita itu dan tersenyum melihat wanita itu. Nana membalikkan tubuh nya karna dia ada yang ingin di tanyakan kepada Ryhan saat Nana membalikkan tubuh nya Ryhan juga ikut membalikkan tubuh nya menatap ke buku.
"Ryhan" panggil Nana dan itu membuat Ryhan menoleh ke arah nya dengan tatapan datar.
"Apa motivasi mu ingin menjadi ketua osis?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan.
"Motivasi ku?" tanya Ryhan dengan menatap Nana, Nana mengangguk mengiyakan ucapan lelaki itu. Ryhan ingin menjawab pertanyaan wanita itu tapi Nana menghentikan nya.
"Sebentar" ucap Nana dan merampas pulpen dan buku yang ada di tangan Ryhan itu.
"Mulai lah" ucap Nana kepada Ryhan karna dia ingin mencatat apa saja yang ia dapatkan dari Ryhan karna Ryhan dulu terpilih menjadi ketua osis makanya dia ingin menjimplak motivasi Ryhan itu.
"Motivasi ku menjadi pengurus OSIS adalah untuk belajar berorganisasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak lain untuk mengasah kemampuan sosialisasi yang berkualitas" jawab Ryhan akan ucapan Nana, Nana langsung menulis nya.
"Ulangi" ucap Nana karna dia belum sepenuh nya menulis itu.
"Untuk belajar berorganisasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak lain untuk mengasah kemampuan sosialisasi yang berkualitas" jawab Ryhan, Nana mengeja apa yang dia tulis hingga dia selesai menulis nya.
"Hanya ini atau tidak ya pertanyaan yang akan di tanyakan besok?" guman Nana yang sedikit ragu jika hanya itu pertanyaan yang akan di lontarkan besok.
"Kau dulu saat mendapatkan jabatan osis mu apa saja yang di tanyakan oleh guru?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan.
"Visi dan misi..." ucap Ryhan yang belum selesai tapi di potong oleh Nana.
"Apa visi misi mu? coba sebutkan" ucap Nana dan bersiap ingin menulis.
" Visi aku dulu adalah OSIS menjadi tempat pembelajaran dalam bermasyarakat.
Misi aku dulu adalah menjadikan OSIS membantu meningkatkan kualitas kegiatan sekolah dan siswanya agar nyaman belajar didalam dan luar sekolah" jelas Ryhan akan ucapan Nana. Nana mencatat nya dengan lincah.
"Setelah itu?" tanya Nana lagi.
"Gaya kepemimpinan yang baik akan di tanyakan juga" jawab Ryhan akan pertanyaan wanita itu.
"Apa memang nya jawaban mu?" tanya Nana yang kembali berancang ancang ingin menulis ucapan Ryhan.
"Dulu aku menjawab Gaya kepemimpinan yang baik di OSIS SMP adalah gaya kepemimpinan yang tidak terlalu berjarak dengan siswa lain dan guru, terbuka, adil, dan bijaksana dipandu oleh para guru pembina, Tapi kau ubah SMP nya itu menjadi SMK" jelas Ryhan kepada Nana, Nana mengangguk mengiyakan nya dan langsung menulis apa yang di ucapkan Ryhan da tidak lupa mengubah SMP menjadi SMK.
"Kau benar benar yakin ingin mencalonkan diri menjadi ketua osis?" tanya Ryhan dengan menatap lekat wajah Nana.
"Hem, Kenapa memang nya? kau nampak tidak setuju" jawab Nana akan ucapan Ryhan itu.
"Hem aku memang tidak setuju" jawab Ryhan akan pertanyaan Nana yang terselip di jawaban tadi.
"Kenapa memang nya?" tanya Nana dengan menatap lekat wajah Ryhan.
"Menjadi ketus osis tidak lah mudah, Menjadi ketua osis itu sama saja seperti kau menjadi guru keamanan dan itu sangat susah" jelas Ryhan jujur karna dia sudah mengalami nya makanya dia tidak ingin lagi menjadi ketua osis.
"Aku bisa melakukan itu" jawab Nana akan penjelasan Ryhan.
"Tapi itu tidak mudah Del" ucap Ryhan yang memanggil Nana dengan sebutan Del.
"Aku pasti bisa, Doakan saja aku menang nanti ya" ucap Nana dan beranjak berdiri.
"Jika kau tidak menang besok bagaimana?'' tanya Ryhan kepada wanita itu.
"Jelas saja akan sedih aku sudah menyiapkan semua nya" jawab Nana akan pertanyaan itu.
"Terima kasih" ucap Nana dan memukul pelan bahu Ryhan. Ryhan tidak menjawab nya akibat Nana yang memegang bahu nya dan dia hanya diam di tempat. Nan berlalu dari kamar Ryhan dan menuruni anak tangga dan setelah itu keluar dari rumah Ryhan dan keluar dari pekarangan rumah Ryhan.
Nana berjalan dengan sedikit meloncat menuju ke rumah nya dan Ryhan bisa melihat jelas wanita itu yang nampak bahagia. Ryhan ikut tersenyum melihat wanita itu bahagia. "Bagaimana ini? aku tidak ingin dia bersedih Tapi aku juga tidak mau dia terbebani menjadi ketua osis" guman Ryhan yang bingung harus berbuat apa.
Nana masuk ke dalam kamar nya dan setelah itu langsung menghapal apa yang ia dapatkan dari Ryhan tadi hingga hapal dan itu hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk nya menghapal itu. "Ah sudah hampir larut?" guman Nana saat melihat hari sudah mulai larut. Nana beralih beranjak dari baring nya dan menuju ke luar kamar nya, Dia tidak melihat siapa siapa di rumah itu dan membuat dirinya sedikit takut karna rumah itu gelap.
"Kakak" teriak Nana yang terdengar jelas oleh Ryhan yang sedari tadi memperhatikan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
knpa gk berani ngomong ry
2021-05-07
0
atmaranii
brarti dear D itu trtuju untuk nana ya thorrr... nma nana kan delina
2021-04-05
0
jung jepri
mampir
2021-01-28
0