"Aku tidak ingin menjadi dewasa" ucap Nana dan meletakkan kedua kaki nya di atas kursi dan melipatkan tangan nya di atas lutut nya itu.
"Dewasa itu terlalu berat, Aku ingin kembali ke masa saat aku masih kecil dan bermain bersama ayah dan kakak dan juga Ryhan" guman Nana kembali dan mengingat ingat masa kecil nya yang begitu indah bagi nya biarpun di temani oleh Ryhan tapi masa masa itu sangat lah indah dan melekat di ingatan nya.
"Huh" Nana mendengus kasar dan langsung menyenderkan tubuh nya di kursi yang ia duduki tanpa menurunkan kaki nya.
"Ayah aku merindukan mu" ucap Nana saat melihat langit langit malam hari. Ryhan sedari tadi memperhatikan wanita itu yang nampak sedih.
"Apa yang terjadi dengan nya?" ucap Ryhan saat melihat Nana yang menyenderkan kepala di kursi itu. Nana masih menatap langit langit malam hari hingga akhirnya dia tertidur nyenyak di atas kursi itu dengan posisi sama. Ryhan membuka jendela kamar nya dan langsung mengambil kertas dan meremas nya.
Plak
Kertas tadi mendarat tepat di wajah Nana. Nana terbangun karna itu dan langsung membuka mata nya dan menoleh ke kamar Ryhan. "Tidur lah dengan bagus di ranjang mu, Jangan tidur seperti itu" ucap Ryhan dengan wajah datar nya dan terdengar jelas oleh Nana. Nana hanya menatap kesal dan setelah itu dia langsung menaiki ranjang nya dan melanjutkan tidurnya tanpa menutup jendela kamar nya itu.
Ryhan menggelengkan kepala nya saat melihat wanita itu dan dia tidak menutup jendela kamar nya itu dan tidur di tempat belajar nya.
Keesokan pagi nya.
Nana terbangun dari tidur nya dan langsung menuju keluar dan masuk ke dalam kamar mandi, Nana mencuci wajah nya yang sedikit bakup akibat menangis itu dan setelah itu menggosok gigi nya. Setelah selesai semua nya dia langsung keluar dari kamar mandi itu dan mencari cari keberadaan kakak nya.
"Kak, Dimana kau?" teriak Nana mencari cari kakak nya.
"Kakak di depan" jawab Rendi, Nana langsung berjalan menuju ke depan untuk melihat kakak nya dan terlihat kakak nya sedang menjemur pakaian yang kemarin ia cuci.
"Kenapa kakak yang menjemur nya? biar aku saja" ucap Nana yang ingin mengambil alih pakaian pakaian itu tapi di larang oleh Rendi.
"Tidak usah, Biar kakak saja" jawab Rendi akan ucapan adik nya itu. Nana memang tidak suka memaksa ataupun mengulangi ucapan nya dan Nana memilih untuk mendudukkan tubuh nya di atas ayunan dan melihat kakak nya itu menjemur pakaian.
"Kenapa ada dua?" ucap Rendi dengan nada rendah saat melihat almamater sama di dalam ember berisi pakaian itu.
"Punya siapa almamater satu lagi Na?" tanya Rendi yang yakin jika itu bukan Almamater Nana karna ukuran nya cukup besar. Nana menoleh ke arah kakak nya dan melihat Ryhan di dalam pekarangan rumah nya di sebelah rumah nya.
"Milik lelaki itu" jawab Nana dengan menunjuk menggunkan bibir nya menunjuk Ryhan yang sedang berolahraga itu.
"Kenapa bisa di sini?" tanya Rendi lagi.
"Kemarin aku mengenakan itu di pinggang ku makanya kotor dan aku cuci" jawab Nana akan pertanyaan kakak nya itu. Rendi tidak melanjutkan ucapan nya lagi dan langsung menjemur almamater milik Ryhan itu.
"Nana" teriak Yura dan Weny secara bersamaan saat sampai di rumah Nana. Mata Nana membulat dan langsung menoleh ke rumah Ryhan dan untung nya Ryhan sudah masuk ke dalam rumah.
"Hey, Apa yang kalian lakukan di sini pagi pagi?" tanya Nana dan beranjak berdiri dari duduk nya dan menghampiri kedua sahabat nya itu.
"Kami tadi sudah menelponmu berkali kali tapi kau tidak mengangkat nya makanya kami memilih untuk ke sini" jawab Weny akan pertanyaan Nana.
"Kak" ucap Yura dan bersalaman dengan Rendi, Rendi melebarkan senyuman nya membalas senyuman dari Yura begitupun dengan Weny yang juga bersalaman kepada Rendi.
"Kakak sudah masakkan makanan di dapur, Makanlah" ucap Rendi kepada adik nya dan kawan kawan nya itu.
"Ayo masuk" ajak Nana mempersilahkan kedua sahabat nya itu untuk masuk ke dalam rumah nya. Weny dan Yura mengangguk mengiyakan nya dan melepaskan alas kaki Mereka dan setelah itu langsung masuk ke dalam rumah. Yura yang lebih suka makan dari pada Weny pun langsung berlalu dari sana dan menuju ke dapur dan menyingkap tudung saji dan melihat banyak makanan di sana.
"Siapa yang memasak?" tanya Yura kepada Nana dan menyicipi salah satu makanan.
"Kak Rendi" jawab Nana akan pertanyaan bodoh Yura yang tau jika diri nya tidak bisa masak.
"Kau ini sudah tau Nana tidak bisa memasak masih saja bertanya" ucap Weny dan masuk ke dalam kamar Nana. Mata Nana membulat saat melihat Weny masuk ke dalam kamar nya dan dia pun langsung menyusul Weny untuk menutup jendela kamar nya karna memang setiap teman teman nya bermain di rumah nya jendela kamar nya tidak pernah di buka sekalipun.
"Kenapa di tutup?" tanya Weny kepada Nana dengan menatap bingung.
"Jika tidak di tutup Nanti akan masuk ulat" jawab Nana berbohong dan tersenyum menatap Weny. Weny tidak menjawab nya dan kembali keluar dari kamar Nana itu, Saat keluar dia langsung melihat kak Rendi yang sudah duduk di meja makan bersama Yura.
"Duduk lah ikut makan bersama" ucap Rendi yang mempersilahkan Weny untuk ikut makan bersama nya dan juga Yura.
"Kau ini Yura masalah makan selalu duluan" ucap Weny dan mendudukkan tubuh nya di samping Yura.
"Makanan kak Rendi enak makanya aku suka makan di sini meskipun sudah makan di rumah" jawab Yura dan kembali melahap makanan nya. Rendi hanya tersenyum melihat tingkah teman adik nya itu dan dia baru sadar akan ketidak hadiran adik nya.
"Di mana Nana?" tanya Rendi kepada Weny.
"Dia masih di dalam kamar" jawab Weny akan pertanyaan Rendi itu, Rendi mengangguk mengerti dan saat anggukan itu Nana keluar dari kamar nya.
"Hey kenapa lama di dalam kamar? duduklah dan makan bersama" ucap Rendi kepada adik nya itu.
"Iya" jawab Nana dan mendudukkan tubuh nya di samping Kakak nya itu. Nana mengambil makanan untuk nya dan setelah itu langsung melahap makanan itu.
"Kalian berdua kenapa pagi pagi sudah di sini? hanya ingin menumpang makan?" tanya Nana kepada kedua sahabat nya itu. Mungkin ucapan itu terdengar menyakitkan untuk orang yang baru mengenal Nana tapi ucapan itu biasa saja untuk kedua sahabat dan kakak nya itu karna mereka sudah tau bagaimana sifat Delina narselia makanya tidak terlalu di masukkan ke dalam hati.
"Nanti saja bertanya, Makanlah dulu" ucap Rendi kepada adik nya itu. Nana tidak menjawab nya dan langsung melahap makanan nya itu begitupun dengan kedua sahabat nya yang hanya menanggapi dengan anggukan ucapan Rendi tadi.
Nana selesai makan terlebih dahulu dan dia langsung masuk ke dalam kamar nya tanpa membereskan bekas makannya karna itulah dia sudah menjadi kebiasaan bagi nya. Weny yang sudah selesai makan pun membantu kak Rendi untuk mencuci piring dan membereskan bekas makan begitupun dengan Yura. Nana membuka sedikit jendela kamar nya itu dan melihat jendela kamar Ryhan tidak terbuka.
"Syukurlah" ucap Nana yang lega akan jendela kamar Ryhan yang tertutup.
"Apa nya yang syukur?" tanya Weny yang baru sampai dan itu mengagetkan Nana.
"Eh" ucap Nana yang kaget dan langsung menutup kembali jendela kamar nya.
"Apa yang syukur?" tanya Weny lagi karna belum mendapatkan jawaban dari Nana.
"Ah tidak, Maksud ku syukur perutku tidak sakit lagi" jawab Nana yang berbohong.
"Memang nya perut mu sakit?" tanya Yura yang baru saja masuk dan nampak sedikit hawatir akan Nana.
"Hem tapi kemarin, Sekarang sudah baikan" jawab Nana akan pertanyaan Yura itu.
"Sakit kenapa? apa sudah di bawa ke dokter?" tanya Yura yang nampak sangat hawatir akan Nana.
"Tidak perlu di bawa ke dokter karna perutku sakit hanya karna datang bulan" jawab Nana akan pertanyaan Yura yang nampak hawatir.
"Syukurlah jika hanya karna itu, Jika terjadi apa apa jangan segan segan menghubungiku ya" ucap Yura kepada Nana. Nana mengangguk mengiyakan nya akan ucapan Yura, Yura memang sangat perhatian kepada teman teman nya karna dia tidak memiliki saudara makanya dia angat menyayangi temna teman nya di tambah lagi dia mendapatkan teman dan sahabat seperti Nana dan Weny dan itu membuat nya sangat menyayangi kedua sahabat nya itu.
"Apa gerangan kalian datang ke sini pagi pagi hem?" tanya Nana dengan mendudukkan tubuh nya di atas kursi belajar nya. Weny dan Yura mendudukkan tubuh nya di atas ranjang di dalam kamar Nana itu.
"Kami ingin...." ucap Weny yang terpotong oleh Rendi yang masuk ke dalam kamar itu.
"Kakak akan pergi, Hubungi kakak jika terjadi apa apa ya" ucap Rendi kepada adik adiknya itu.
"Siap" jawab Yura dengan semangat nya. Rendi tersenyum melihat itu dan dia langsung berlalu keluar dari kamar adik nya itu dan keluar rumah.
"Aku bersyukur Nana memiliki sahabat sebaik mereka" ucap Rendi saat ingin keluar dari pekarangan rumah dengan tersenyum. Dia sangat bersyukur akan Yura dan Weny yang ingin bertemn dengan adik nya tanpa memandang harta makanya dia juga menyayangi Yura dan Weny seperti adik sendiri.
"Kalian ingin apa?" tanya Nana lagi.
"Kami ingin mengatakan jika besok itu ada wawancara tentang motivasi dari para calon pendaftar ketua osis" jawab Weny akan pertanyaan Nana.
"Jadi?" tanya Nana yang belum mengerti.
"Kau sudah menyuapkan apa motivasi mu untuk Besok?" tanya Weny lagi dengan menatap lekat wajah Nana.
"Em" jawab Nana dan menggelengkan kepala nya menandakan jika dia belum menyiapkan apa apa untuk presentasi nya untuk menjadi ketua osis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
ciby😘
kamu harus kuat ren...demi nana
2021-05-07
0
jung jepri
semangatt
2021-01-28
1
🎙️Yeny
semangat Thor
2021-01-21
0