Azimah masih tak percaya dengan siapa Mei membawanya bertemu pagi ini. Ia sedikit canggung.
"Aku dengar dari Mei kau sudah bekerja?" kata Ronald membuka pembicaraan.
"Iya, aku bekerja di perusahaan ayahku!" jawab Azimah seadanya.
"Kenapa Mei membawaku dengan Ronald? Mei tahu bagaimana sikap Ronald padaku dulu" gerutu Azimah dalam hati.
"Hei, kenapa melamun? Apa yang sedang kau pikirkan?" sentak Mei yang baru saja tiba dan membuat Azimah menatap tajam pada Mei yang bicara bagai tak memiliki kesalahan padanya. Seolah mengerti dengan tatapan Azimah, Mei pun hanya tersenyum ringan.
"Ayo makan, kita akan terlambat jika hanya memandanginya saja" ujar Ronald menyadarkan kedua sahabat yang sedang bertatapan itu.
Mereka pun menyantap sarapan bersama sambil berbincang mengenang masa di Universitas dulu. Azimah mulai nyaman bicara dengan Ronald yang dulu terkenal jahil dan usil. Tak lama berselang mereka pun menyelesaikan sarapan mereka. Mei menyarankan Ronald untuk mengantar Azimah ke kantornya. Sementara Mei berbalik arah pergi ke Butik miliknya.
Di perjalanan ke kantor, Azimah dan Ronald kembali bebincang. Tingkah Ronald yang humoris membuat Azimah terus tertawa. Ia bahkan melupakan rasa sedih dihatinya. Ronald membawa suasana baru dalam hidup Azimah.
Mereka pun sampai di kantor Andreas.
"Nanti siang mau makan siang bersama?" tanya Ronald ketika mereka sudah keluar dari mobil.
"Aku tidak bisa berjanji, karena aku ada rapat penting hari ini" jawab Azimah seadanya.
"Oh begitu, baiklah. Bagaimana jika aku menjemputmu pulang nanti?" tawar Ronald lagi dan kali ini wajahnya berharap jawaban iya dari Azimah.
Sedikit mempertimbangkan, kemudian Azimah tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
"Terimakasih, Azimah" ujar Ronald sangat senang.
Azimah pun berbalik untuk segera masuk namun Ronald kembali memanggilnya.
"Azimah ...," panggil Ronald lembut.
"Iya, ada apa?" tanya Azimah menunggu lanjutan kata-kata Ronald.
"Tentang dulu kita di Universitas, aku minta maaf. Aku tak pernah bermaksud membuatmu risih. Aku hanya bingung untuk dekat dan menjadi temanmu. Itulah mengapa aku bersikap seperti itu untuk menarik perhatianmu." Ucap Ronald menyesal.
Azimah tersenyum mendengarnya. Ia kembali mendekat pada Ronald.
"Jangan khawatir, aku sudah melupakan hal itu. Aku akui dulu aku sangat kesal padamu. Tapi melihatmu hari ini, Aku tahu kau anak baik." Puji Azimah
Ronald pun senang mendengarnya. Mereka pun akhirnya berpisah dan akan kembali bertemu setelah Azimah pulang bekerja.
Tanpa Azimah dan Ronald sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan kedekatan mereka. Orang itu hanya memandang dan tak melakukan apa-apa. Saat Azimah sudah masuk ke dalam kantor, barulah ia keluar dari persembunyiannya.
Hari ini terasa berbeda dari hari sebelumnya, mungkin karena kejadian kemarin yang membuat semua pegawai kantornya bungkam. Azimah tak mengambil pusing lagi tentang hal itu. Entah mereka akan bungkam atau tetap membicarakannya, Azimah tak peduli. Ia sudah memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya.
Azimah menunggu pintu lift terbuka, tiba-tiba pria yang mengawasinya di areal parkiran kantor berdiri tepat di sampingnya. Azimah sedikt menoleh dan mata mereka beradu. Sejenak Azimah mengingat tentang apa yang terjadi sore kenarin, namun sedetik kemudian Azimah menyadarkan dirinya dan menunduk sambil menyapa dengan hormat.
"Selamat pagi, Pak" ucap Azimah pada pria yang tak lain adalah Andra. Kemudian mengalihlkan pandangannya ke arah lain.
Ting ...
Lift terbuka, keduanya pun masuk masih dengan keadaan canggung. Tepatnya Andra yang merasa begitu, sementara Azimah bersikap acuh seperti tak terjadi apa pun di antara mereka.
Dalam lift hanya keheningan yang tercipta. Andra mencoba bicara pada Azimah namun Azimah seperti menolak hingga pada akhirnya Andra memberanikan diri memegang lengan Azimah. Azimah tersentak dan sedikit menoleh ke arah tangan Andra..
"Maaf, Pak. Ini kantor, tolong jaga sikap Bapak!" Kata Azimah bicara formal sambil berusaha melepaskan tangan Andra dari lengannya. Andra tak melepaskannya, ia terus menatap Azimah yang terus menghindari kontak mata dengannya.
Azimah mendongakkan kepalanya, memberikan tatapan tajam pada Andra namun Andra tak menggubrisnya.
"Maaf!" tiba-tiba kata itu lolos dari mulus Andra. Sangat lembut dan pelan. Membuat Azimah kembali tak tega. Namun dengan segenap tenaga ia berusaha agar tak terpancing dengan kelemahlembutan Andra.
Andra yang tak mendapat respon apa pun dari Azimah menarik Azimah untuk mendekat padanya..
"Azimah, maafkan aku. Aku tak bermaksud begitu padamu. Aku salah, seharusnya aku tidak bersikap seperti itu padamu. Tolong maafkan aku!" pinta Andra sambil memelas.
Azimah memberanikan diri untuk menatap Andra. Ia sudah membuat kekacauan di depan keluarganya kemarin. Ia pun sudah berjanji untuk melupakan Andra, ia tak boleh menyerah lagi. Ia harus melakukan semuanya sesuai jalurnya yang sudah ia pilih saat ini.
"Pak Andra tak perlu sungkan begini. Saya yang terlalu berlebihan menanggapinya kemarin, maafkan saya untuk itu. Lain kali saya akan lebih mawas diri." Jawab Azimah kembali berusaha melepaskan lengan Andra. Pada saat bersamaan pintu lift terbuka dan menampilkan Andreas di depan mereka. Andreas yang ingin mengambil sesuatu dimobilnya sedikit terkejut karena melihat Andra dan Azimah datang bersamaan dan Andra sedang memegang lengan Azimah.
"Andra ...." kata Andreas menyadarkan keduanya. Seketika Andra melepaskan tangan Azimah.
Andreas menatap keduanya. Azimah hanya menunduk tak berani mengangkat kepalanya, namun Andra mencoba mengatur nafasnya di depan Andreas. Mendapati ayahnya yang sedang berdiri menatapnya, Azimah pun segera menarik dirinya.
Andreas dan Andra masih dalam posisi semula, hanya mata Andreas yang terus menatap lekat pada Andra.
"Iyas, semua tak seperti yang kau lihat. Aku tadi sedang berusaha minta maaf pada Azimah" kata Andra mencoba menjelaskan keadaannya.
"Tapi caramu tadi tak seperti seseorang yang sedang ingin minta maaf!" balas Andreas.
"Apa yang kau katakan? Apa kau kira aku akan melakukan hal buruk pada Azimah?" sangkal Andra.
"Sudahlah, And. Aku tahu kau dan aku pun tahu Azimah. Aku hanya meminta padamu untuk menjaga sikapmu dengan Azimah saat di kantor. Sudah cukup hal yang menyakitkan yang terjadi pada Azimah di kantor ini. Aku harap kau jangan membuat rumor yang tak mengenakkan lagi. Beruntung yang melihat kalian adalah aku, jika orang lain maka mereka akan berpikiran lainnya" jelas Andreas yang tak mendapat bantahan lagi dari Andra.
Andreas meninggalkan Andra dan masuk ke dalam lift. Sementara Andra berjalan menuju ruangan Andreas karena memang ada hal yang harus mereka bahas sebelum rapat nanti.
Tiba di ruangan Andreas, Andra menyandarkan dirinya di sofa. Ia menyesal kembali menyakiti Azimah. Caranya tadi memang sangat di sayangkan, namun ia terlanjur marah karena melihat Azimah begitu akrab dengan pria lain.
"Ada apa denganku, tidak mungkin aku marah hanya karena Azimah bersama dengan pria lain. Azimah bukan siapa-siapa bagiku, dia hanya anak dari sahabatku!" sanggah Andra pada keanehan dirinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Siti Ashari
knapa andra,,,,,,,,,,
2021-03-17
1
Ayyumi ndalu 💗💗
hari ini gk up ya thor 😮😮😮
2021-02-19
2
Ayyumi ndalu 💗💗
mulai tumbuh nie benih2 cinta nya aseeeeekkk .... semangat thor lanjutkan
2021-02-18
1