02

Hari mulai menggelap, Azimah membereskan mejanya untuk pulang. Hari pertama ia bekerja namun tidak terlalu sulit juga tak terlalu mudah karena keberadaannya yang belum bisa di terima.

Andreas datang keruangan Azimah untuk pulang bersama. Azimah pun menghampirinya dengan senang hati.

Layaknya anak kandung, Azimah di rangkul Andreas di depan semua pegawai kantor. Mereka begitu hormat dan ramah pada Azimah karena keberadaan Andreas di sampingnya.

"Bagaimana hari pertama bekerja?" tanya Andreas di tengah-tengah perjalanan pulang.

"Tidak terlalu sulit, 'Yah. Cukup menyenangkan" jawab Azimah dengan senyuman lebar.

"Baguslah kalau begitu. Ayah tahu kau suka tantangan. Oleh karena itu ayah sudah menyiapkan tantangan baru untuk kau, Azimah." ujar Andreas yang membuat Azimah menatapnya lekat.

"Tenang saja ..., setelah ini jika kau berhasil, maka posisimu tak akan di ragukan lagi di perusahaan." lanjut Andreas seperti mengetahui apa yang di alami Azimah di kantor seharian...

"Ayah tahu itu?" ucap Azimah lemah.

"Tentu saja Ayah tahu, Ayah bukan orang bodoh yang tak mengerti situasi. Namun Ayah senang karena kau berhasil menahan diri untuk tidak meladeni pegawai-pegawai kantor kita. Tapi itu saja tidak cukup, Ayah tak ingin anak gadis Ayah ini di pandang sebelah mata. Kau harus membuktikan diri kalau kau memang pantas berada di posisimu sekarang" jelas Andreas.

"Apa tantangan yang Ayah maksud tadi?" tanya Azimah penasaran.

"Kau harus berhasil memenangkan proyek Lee Company minggu depan" kata Andreas tenang.

"Lee Company ..., bukankah perusahaan Paman Andra?!" tanya Azimah.

"Iya, kau benar. Tidak terlalu sulit bukan tantangan yang ayah berikan ini?" tanya Andreas pada putrinya itu.

Azimah ragu untuk menjawab. Tapi ini adalah kesempatan yang bagus baginya. Namun berhadapan langsung dengan Andra bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih, Azimah pernah menyimpan rasa pada Andra dahulu.

"Hei..., apa yang kau lamunkan?" tanya Andreas sambil menyentuh pundak Azimah.

"Ayah membawaku dalam masalah. Ayah tahu bagaimana Paman Andra bersikap padaku. Bukannya dapat proyek, mungkin aku akan masuk blacklist nantinya" gerutu Azimah.

"Hahaha ..., tidak mungkin Andra akan melakukan itu. Kau salah satu anakku yang paling Andra sayang." ujar Andreas terkekeh.

"Tapi mendapatkan proyek Lee Company bukan hal yang mudah Ayah." Keluh Azimah "Lee Company itu perusahaan ternama walau masih di bawah perusahaan kita. Tapi bekerja sama dengan Lee Company pasti tidak semudah menjalin hubungan dengan Paman Andra." jelas Azimah.

"Ayah tahu, maka dari itu kau harus membuktikannya pada semua pegawai kantor. Andra berbeda dengan ayahnya. Dia sangat teliti bahkan sangat displin. Maka dari itu, jika kau berhasil kau akan mendapat pengakuan secara langsung." Jelas Andreas

"Jika aku kalah?" tanya Azimah sambil memikirkan hal terburuk yang akan terjadi.

"Pasti aku akan lebih dikucilkan lagi." lanjut Azimah.

"Maka dari itu kau tak boleh kalah!" kata Andreas memberi semangat.

"Aku pesimis, 'Yah. Tidak mudah mendapatkan kerjasama itu apa lagi aku yang tak memiliki pengalaman sama sekali. Itu malah akan menjadi penghinaan bagi Paman Andra nantinya. Sekali pun aku menang, aku tidak akan dengan mudah mendapat pengakuan. Akan ada yang mengatakan jika aku menang karena bantuan ayah. Lagi pula Ayah dan Paman Andra adalah teman baik." Ungkap Azimah tak bersemangat...

Andreas merangkul anaknya itu. Ia mengelus-elus lengannya penuh kasih sayang sambil berkata ...,

"Perduli apa dengan omongan orang. Sebaik apa pun hal yang kita lakukan akan selalu ada cerita jelek tentang kita. Pada akhirnya angin akan tetap berlalu meski cuaca sedang panas. Yang perlu kau lakukan menikmati hembusan angin itu sampai pada akhirnya bisa menyejukkanmu dengan sendirinya." Kata Andreas kembali menyemangati Azimah...

"Apa Ayah yakin aku akan berhasil?" tanya Azimah ragu.

"Tentu saja, kemampuanmu tidak perlu diragukan lagi. Kau mendapat gelar dengan nilai di atas rata-rata bahkan 3 terbaik di Provinsi. Jadi jangan patah semangat hanya karena masalah kecil seperti ini!" Lagi-lagi Andreas membangkitkan semangat Azimah

Azimah mencoba tersenyum meski ia sendiri pun ragu. Bukan ragu pada tantangan yang ayahnya berikan melainkan ragu pada dirinya sendiri. Mampukah dia bersikap biasa saja seperti selama ini pada Andra. Mungkin akan mudah baginya bersikap biasa saja saat ia masih menyimpan perasaan pada Andra karena dulu mereka tak sering bertemu, di tambah lagi di sisi Andra ada Adelina istrinya yang membuat Azimah sadar bahwa ia harus memendam perasaannya dalam-dalam. Tapi kini, keadaan berbeda. Andra tak lagi mempunyai seorang istri. Pertemuan yang intens membuat Azimah takut lupa diri dan kembali berharap jika Andra akan memiliki perasaan padanya.

Azimah dan Andreas sudah tiba di rumah mereka. Tanpa menyapa ibunya lagi, Azimah segera masuk ke dalam kamarnya.

Azimah duduk sambil menyandarkan kepalanya di kepala ranjang. Ia meraih ponsel dan membuka album yang selama ini ia simpan dan hanya ia buka saat merindukan seseorang yang terdapat dalam album tersebut.

"Aku tak peduli jika semua orang tak menganggapku, aku hanya tak ingin berharap lagi padamu. Aku takut jika harus terluka dan kecewa lagi" lirik Azimah menyentuh photo yang tak lain adalah Andra. Cinta pertamanya yang belum bisa tergantikan oleh siapa pun.

Tok... Tok ... Tok...

Suara ketukan pintu berhasil membuat Azimah menutup kembali ponselnya dengan cepat lalu bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa.

"Masuk pintunya tak terkunci" Kata Azimah setengah berteriak.

Muncul seorang wanita yang paling ia sayang selama ini. Wanita yang selalu memperjuangkan kebahagiaan mereka hingga saat ini.

"Ada apa, 'Bu?" tanya Azimah melihat ibunya datang.

"Tidak apa-apa. Ibu hanya ingin melihatmu." Kata Selma sambil menyatukan kedua tangannya di pipi Azimah.

Azimah memeluk pinggang Selma dan membenamkan wajahnya di perutnya. Selma hanya mengelus rambut anak gadisnya itu penuh kasih sayang. Perasaan tenang pun di rasakan Azimah saat mendapat pelukan hangat dari ibunya.

"Apa ada orang yang tak menyukaimu di kantor?" tanya Selma menebak.

Azimah mendongakkan wajahnya. Melihat ibunya yang sedang menunduk dan menatap Azimah.

"Apa Ayah yang mengatakannya pada ibu?" tanya Azimah di dengan ekspresi sendu.

"Ayahmu tak mengatakan apa-apa, ini hanya dugaan ibu saja karena tadi pagi ibu mendengar banyak pegawai yang berbisik saat ibu datang ke kantor ayah." jelas Selma.

"Hanya beberapa orang, Bu. Tak masalah, aku bisa mengatasinya apa lagi ada Ayah di sampingku. Tak akan ada yang berani padaku." gurau Azimah menenangkan Selma.

"Ibu senang mendengarnya meski Ibu tak yakin kau akan menggunakan ayahmu sebagai tameng. Kau bukan anak yang seperti itu, Ibu tahu betul dengan sifatmu. Ibu hanya takut kau tertekan karena orang-orang kantor. Ibu ingin kau menikmati masa lajangmu dengan tenang." harap Selma.

"Ibu ..., aku sangat baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku. Lagi pula aku bisa menjaga diri!" Seru Azimah mencoba mengurangi rasa khawatir ibunya.

"Ibu belum tenang sampai ada orang yang bisa menjagamu dengan tulus seperti ayahmu pada Ibu. Kau sudah cukup umur untuk berkencan, kau harus melakukan hal ini secepatnya. Bawa pria baik itu pada Ibu agar Ibu bisa tenang dan tak akan mengkhawatirkanmu." Ungkapan Selma sukses membuat Azimah kaget.

"Ibu ..., aku belum bisa melakukan itu dalam waktu dekat jadi jangan berharap terlalu banyak. Sebelum Alex dan Axel duduk di sisi Ayah, aku akan terus membantu Ayah di kantor. Jadi aku mohon pada Ibu agar tak mengganggu konsentrasi kerjaku saat ini." jelas Azimah tegas.

Selma hanya menarik nafas panjang. Ia tahu bahwa cita-cita Azimah bukanlah menjadi wanita kantoran. Tapi karena tak ada yang bisa membantu Andreas dikantornya maka dari itu Azimah turun tangan sebelum kedua adik lelakinya duduk di tempat yang seharusnya.

"Ya sudah, mandi sana! Ibu akan menyiapkan makan malam kalian. Axel sudah menanyakanmu sedari tadi." Kata Selma sambil berlalu meninggalkan putri sulungnya itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dinda Natalisa

Dinda Natalisa

Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.

2021-03-08

1

Ayyumi ndalu 💗💗

Ayyumi ndalu 💗💗

kenapa gk dilanjut lagi ?? seru lho padahal

2021-01-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!