17

Andra masuk bersikap acuh pada Azimah, Azimah pun demikian. Saat makan pun keduanya lebih banyak diam, hanya Ronald dan Charlotte sesekali bicara untuk mengurangi keheningan di antara mereka.

"Sudah berapa lama kalian berkencan?" tanya Charlotte tiba-tiba.

Ronald mengusap tengkuknya sekilas sementara Andra dan Azimah saling menoleh. Tak lama, namun dari tatapan Andra Azimah tahu ia ingin tahu tentang hubungan mereka..

"Kami belum berkencan!" jawab Ronald sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Mendengar hal itu, senyuman tipis nampak di sudut bibir Andra.

"Kalian sangat dekat! Saya kira kalian berkencan" lanjut Charlotte..

"Kalian juga sangat dekat? Apa kalian juga berkencan?" timpal Azimah.

Charlotte tersenyum canggung. Jauh di dalam hatinya ia memang menyukai Andra, namun karena hati Andra hanya untuk Adelina, Charlotte pun menyerah. Ada atau tidaknya Adelina di sisi Andra, ia memang tak akan pernah bisa menyentuh hati Andra.

"Andra dan saya hanya bersahabat. Kami saling mengenal karena Adelina adalah sepupu saya." jelas Charlotte..

"Oh ...," jawab Azimah singkat.

Mereka pun menyelesaikan makan siang lalu kembali bersamaan. Tiba di depan kedai Azimah pamit pada Andra juga Charlotte.

"Kami permisi, Tuan Lee dan Nona Wang!" ucap Azimah pada keduanya.

Azimah dan Ronald pun lebih dulu meninggalkan tempat itu. Charlotte dan Andra menatapi kepergian Azimah dan Ronald dengan tatapan tak di mengerti.

"Apa dia pengganti Adelina?" Kalimat Charlotte membuat Andra menatapnya bingung..

"Apa maksudmu?" tanya Andra

"Azimah. Apa dia calon pengganti Adelina?" jelas Charlotte..

Andra mendengus sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Rahangnya mengeras, entah karena apa? Ia sendiri ragu untuk menjawab pertanyaan Charlotte..

"Azimah terlihat spesial di matamu! Aku kira dia calon ibunya Anas" lanjut Charlotte..

"Jangan bicara omong kosong! Umurku dan Azimah terpaut jauh, lagi pula Azimah anak dari Iyas dan Selma, sahabatku. Apa mungkin aku menjalin hubungan dengan anak sahabatku sendiri?" sangkal Andra sekaligus membenarkan hatinya yang mulai tak karuan mendengar pertanyaan Charlotte.

Andra hendak meninggalkan Charlotte menuju parkiran mobilnya. Namun Charlotte menahannya dengan kata-kata.

"Jika kalian saling mencintai, itu bukan masalah besar. Banyak pasangan yang menikah lalu hidup bahagia walau terpaut usia yang cukup jauh. Mengenai hubungn kau dan Iyas. Iyas dan Selma bukan orang kuno yang tidak memikirkan perasaan anaknya. Aku melihat hal yang sama dengan Azimah. Cara dia menatapmu, cara dia bicara denganmu membuatku yakin jika kalian memiliki perasaan yang sama. Kenapa kau tidak mencobanya?' tantang Charlotte dengan tangan yang bertengger di bahu Andra..

"Singkirkan tanganmu itu!" tatap Andra tajam pada Charlotte..

Charlotte membuat Andra kesal dengan kata-katanya. Susah payah Andra meyakinkan diri dengan menolak pernyataan Charlotte. Namun dengan mudah Charlotte membuatnya gundah lagi.

"Dari pada kau mengurusi kami, lebih baik kau mengurusi dirimu sendiri. Cari pasangan dan menikahlah!" kata Andra lalu masuk kedalam mobil membiarkan Charlotte menertawakan dirinya.

Andra menurunkan kaca mobilnya. Ia menatap Charlotte sebentar.

"Jika kau tak sibuk, berkunjunglah pada Anas. Kalian sudah lama tak bertemu" ujar Andra..

"Baiklah, aku kan berkunjung nanti malam. Katakan dengan pelayanmu untuk menyiapkan makan malam yang enak untukku" gurau Charlotte.

"Baiklah. Sepertinya aku harus menyewa chef handal jika harus mengundangmu!" balas Andra diiringi dengan kekehan kecil

"Ide bagus!' seketika tawa mereka pun meledak. Andra menarik diri dari Charlotte. Charlotte menarik nafas pelan menatap kepergian Andra. Hatinya perih karena Andra tak pernah meliriknya. Namun ia tahu, ia tak akan bisa melawan Azimah ataupun Adelina. Keduanya sudah memiliki tempat khusus sedari dulu di hati Andra

* * *

Seperti biasa, Ronald menjemput Azimah di kantornya. Pulang bersama seperti biasa. Tak ada yang lebih dari hanya sekedar bicara dan bercanda di dalam mobil. Namun di perjalanan Ronald mencoba bicara tentang niatnya pada Azimah.

"Azimah ...," panggil Ronald ragu namun pandangan tetap fokus dengan jalanan.

"Apa?" jawab Azimah singkat menoleh sekilas pada Ronald.

"Azimah, maaf jika aku bicara terlalu cepat tentang hal ini. Namun aku tak bisa menahannya lagi.." Ronald menjeda sejenak kalimat dan menoleh pada Azimah. Azimah pun melakukan hal yang sama.

Ronald menepikan mobilnya yang memang sudah sampai di kediaman keluarga Lu.

"Aku menyukaimu!" ucap Ronald menatap Azimah lekat.

Azimah menganga dalam waktu yang cukup lama. Setelah sadar dari apa yang ia dengar, Azimah menunduk, memainkan jari-jarinya. Bingung harus menjawab apa.

"Ada apa Azimah? Kau tak menyukaiku? Atau kau sudah memiliki kekasih?" tanya Ronald cemas.

Azimah mengangkat wajahnya, menggeleng pelan untuk menenangkan Ronald.

"Tidak keduanya, Ronald. Aku tak memiliki kekasih. Aku juga menyukaimu, hanya saja rasa suka terhadap teman. Bukan seorang kekasih." Jelas Azimah.

Lama Ronald menatap Azimah kemudian ia menarik tangan Azimah, meremasnya pelan dalam genggamannya. Azimah tak menolak, ia membiarkan tangannya di genggam erat oleh Ronald..

"Apa aku terlalu cepat?" Ronald kembali bicara.

"Entahlah, aku pun bingung, Ronald. Aku bingung dengan perasaanku sendiri" Azimah menunduk sambil melihat genggaman tangannya di dalam tangan Ronald. Ronald membiarkan Azimah bicara, ia pun ingin mengetahui alasan di balik jawaban Azimah padanya.

"Sudah lama aku menyukai seorang pria. Aku berharap meski sebentar aku bisa menarik perhatiannya. Hanya saja, semakin aku menyimpannya sendiri aku semakin sesak. Dia tak pernah melihatku sebagai seorang wanita" lirih Azimah.

Ronald diam menyimak semua curahan hati Azimah.

"Dia mencintai wanita lain, Ronald.. Aku tak mempunyai tempat di hatinya!" lanjut Azimah dengan dua bulir bening mengiringi getirnya perasaanya.

"Apa dia Tuan Lee?" tebak Ronald. Dengan cepat Azimah mengangkat wajahnya. Tatapannya tajam pada Ronald.

"Aku melihat mata yang berbeda saat kau menatap pamanmu itu! Apa aku benar?" tanya Ronald memastikan.

"Ronald ..., A-aku" lidah Azimah kelu. Ia tak sanggup melanjutkannya. Ia hanya tertunduk dan menangis di sana..

"Tidak masalah! Kau tak salah. Kadang cinta datang untuk dirasakan pada orang yang salah. Tentu sangat bahagia jika semua orang bisa sama-sama terbalas dengan perasaanya" Ronald mencoba menenangkan Azimah. Mengusap lembut pundaknya. Berusaha menguatkan hatinya sendiri..

"Aku menyerah untuk perasaanku, Ronald. Namun saat melihatnya lagi pertahanan yang kubuat dengan susah payah hancur sendiri. Aku tak bisa melupakannya. Ini lebih menyakitkan dari pada aku memendam semuanya!" lirih Azimah lagi.

"Apa kau mau kubantu melupakannya?" tanya Ronald tiba-tiba..

Azimah menatapnya bingung.

"Aku tak memaksamu untuk mengiyakan ini. Aku pun tak ingin memaksamu untuk menerimaku. Tapi aku pun ingin mencoba meraih hatimu. Mungkin dengan usahaku, kau bisa melupakan Tuan Lee atau hal terbaiknya kau bisa menerima aku sebagai kekasihmu!" jelas Ronald dengan senyuman mengembangnya.

"Aku seperti memanfaatkan perasaanmu. Aku akui jika aku memang ingin melupakan Paman Andra. Tapi aku tak ingin membuat orang lain sakit hati dengan niatku ini!" tolak Azimah.

"Aku tak merasa kau memanfaatkanku. Dengarkan aku, ini seperti bisnis. Sama-sama menguntungkan bagi kita berdua. Kau bisa melupakan Tuan Lee dan aku bisa menjadi kekasihmu. Simbiosismualisme!" ujar Ronald meyakinkan Azimah.

"Jangan gila, Ronald. Perasaan bukan tempat jual beli atau pun tempat mencari untung dan rugi seperti bisnis katamu" sergah Azimah cepat.

"Pada akhirnya memang seperti itu, Di untungkan saat perasaan kita tercapai dan di rugikan saat perasaan kita terabaikan." Jawab Ronald santai.

"Jangan terlalu memikirkan hal yang belum kita jalani. Aku hanya ingin berusaha menggapai hatimu. Tolong biarkan aku, please ...," rengek Ronald seperti anak kecil.

Azimah pun tak kuasa tertawa melihat tingkah Ronald yang mirip Axello saat menginginkan sesuatu. Dengan rengekan Ronald Azimah bisa tertawa lepas. Hanya dengan rengekannya saja.

"Mungkin ini adalah waktunya! Mungkin Ronald memang bisa membuat aku melupakan Andra" batin Azimah..

Azimah pun menganguk pelan. Mendapatkan jawaban Azimah, Ronald tersenyum lebar dan memeluk Azimah. Azimah membalasnya dengan ragu.

***

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Ayyumi ndalu 💗💗

Ayyumi ndalu 💗💗

Waaaahhh .... kesalip bneran nie paman andra

2021-02-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!