Kedatangan Ega

Terhirup bau minyak angin dan sentuhan lembut di kepalaku, setengah sadar aku memegang tangan itu dan menggenggamnya. Sesaat otakku berpikir dengan sadar, tangan siapa ini? Lalu kubuka mata dan melihat sebelah kananku. 

 

“Mas ...." Aku beringsut berusaha duduk dan menahan kepalaku yang sangat pusing.

“Tiduran saja Dek, tidak usah bangun. Masih pusing? Minum obat ya?” Suara itu menyadarkanku. Mas Sony, ya, dialah yang berbicara.

“Hmm ....” Aku mengangguk mengernyitkan dahi. Mataku sungguh berat untuk terbuka.

“Mas kok bisa di sini? Dina mana? Maksudku nanti Ibu Kos marah, Mas, kalau ada lelaki masuk kamar.”

“Dina sudah berangkat ke hotel. Kamu tenang saja, Dek, tadi Mas sudah izin ke Ibu Kos, dan Kiki juga ada disini tadi. Dia masih bikin teh buat kamu. Jadi kita tidak hanya berdua.”

“Mas, maaf ya aku merepotkan terus. Sekarang aku sudah sadar, Mas bisa pergi, Mas pasti juga banyak urusan.”

“Bener nggak apa-apa kalo Mas tinggal?”

“Iya Mas, kan ada Kiki juga yang menemaniku.”

“Van, kamu sudah sadar?” Kiki masuk ke kamarku karena pintu memang sengaja tidak ditutup. Ekspresi wajahnya gugup, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu yang penting.  

“Sudah kok Ki, kamu kenapa?” tanyaku penasaran dengan gelagat Kiki.

“Van, itu di depan. Ada ... ada ... Ega.” Ia berbicara dengan gugup dan panik.

“Hahh?!” Aku melotot kaget dan bingung harus bagaimana, pacarku tiba-tiba saja datang.

Mas Sony, apa yang harus kukatakan padanya ... Aku benar-benar bingung, kepalaku sudah sangat pusing, ini ditambah lagi masalah. Apa aku pingsan lagi aja ya ... tapi nanti bagaimana kalo mereka berantem? Aku yakin Mas Sony bisa mengendalikan emosi, tapi Ega? Aku sangat kenal dia, dia orang yang sangat susah mengontrol emosi dan cemburunya.

“Van! Gimana? Malah bengong, aku bilang apa ke Ega. Dia sudah masuk di ruang tengah.”

“Ada apa?” tanya Mas Sony kebingungan melihat aku dan Kiki saling melihat.

“Mas, maaf. Aku-- ." Aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku, terlalu berat untuk mengatakan kalau aku telah membohonginya.

“Bicara saja, Dek. Mas tidak apa-apa," ucapnya sambil sedikit tersenyum.

Belum sampai aku berbicara, tiba-tiba Ega sudah ada di depan pintu.

“Oh, jadi benar kamu di sini punya selingkuhan?! Tega banget kamu, Van! Padahal aku sangat tulus sama kamu, aku tidak menyangka kamu sejahat ini.” Wajah Ega penuh amarah dan tatapannya sangat tajam.

Dia menerobos pintu kamarku, karena mungkin dia melihat Kiki masuk dan tidak menutup pintunya.

Mas Sony berdiri dan menghampiri Ega, aku sudah kebingungan dan sangat takut kalau terjadi apa-apa sama mereka.

“Bro, Vania lagi sakit sekarang, biar dia istirahat dan jangan mengganggunya. Kasihan dia,” ucap Mas Sony santai pada Ega.

“Jangan mengaturku! Kau ini siapa?! Apa kau tahu, aku ini cowoknya Vania. Aku berkuasa atasnya.” Ega membentak keras di depan Mas Sony dengan bola matanya yang tajam melotot dan tangan mengepal seakan mau menonjoknya. Sungguh menakutkan.

Mas Sony, tersenyum dan berkata, “Apa maksudmu berkuasa?! Sekarang dia hanya bisa dikuasai oleh orang tuanya. Dan kamu juga tidak berhak seenaknya sama Vania. Kalau caramu seperti ini, Vania akan ketakutan. Aku yakin dia tidak akan bisa bertahan lama dengan lelaki sepertimu," tutur Mas Sony datar tanpa emosi, ia menyimpan kedua tangannya disaku celana berusaha santai tanpa amarah.

“Keluar kau! Pergi dari sini! Aku harus bicara dengan Vania.” Ega mengusir Mas Sony dengan nada suara yang cukup keras.

 

“Ega, cukup. Kamu kenapa sih selalu saja marah-marah. Bisa nggak sekali saja jangan buat keributan?” ucapku lirih, sambil memegang kepala dengan kedua tanganku. Rasanya semakin sakit mendengar teriakan Ega yang membuat kegaduhan di kos.

“Oh jadi kamu menyalahkanku dan membela dia?! Sebegitu cintanya ya kamu sama dia?” ucap Ega sambil melotot ke arahku dengan seringai penuh kebencian.

“Bukan begitu, Ga. Mas Sony sudah menolongku. Kamu tidak pantas membentaknya seperti itu,” jelasku sambil menangis dan bangun dari tempat tidur.

“Dek, kamu tiduran saja, biar Mas yang bicara sama dia."

“Ciihh ... apa-apaan ini! 'Dek, Mas'. Menjijikkan sekali kalian. Van, ikut aku! Aku mau bicara.” Ega menarik tanganku paksa, genggamannya sungguh kuat di pergelangan tanganku.

“Ga sakit, lepaskan!” tolakku sambil merintih dan berusaha melepaskan tarikannya.

“Hei, apa kamu tidak bisa lembut sama perempuan?! Benar-benar tidak punya perasaan. Mau sampai kapan kamu menguji kesabaranku? Aku sudah cukup berbicara baik padamu sejak tadi.” Mas Sony mencekal tangan Ega kencang agar melepaskan tanganku.

 

“Ega tolong, kamu pergi dari sini kalo kamu memang tidak bisa jaga sikap!”

 

“Kamu berani mengusirku Van? Aku jauh-jauh datang kesini buat kamu, ini balasannya? Apa karena lelaki ini, hah?! Oke, sekarang aku pergi, tapi aku akan kembali nanti dan mengajakmu pergi. Jangan menolak!” ucap Ega berlalu pergi dengan tatapan penuh ancaman kepadaku.

Selama ini Ega selalu memperlakukanku dengan baik, sekali pun tak pernah membentakku. Ya kali ini memang aku sudah salah, sudah menyakiti hatinya. Tali apakah tidak bisa dia berbicara dengan baik, selalu menyelesaikan masalah dengan emosi.

“Mas, maaf, maafkan aku sudah membohongimu," ucapku meneteskan air mata dan duduk di tepi tempat tidur menghadap ke arah Mas Sony.

“Minta maaf untuk apa, Dek? Kamu tidak perlu meminta maaf, kamu tidak bersalah kok. Tapi pesan Mas, mulai sekarang kamu harus lebih berhati-hati, karena Mas melihat, dia orang yang nekat dan keras.  Kalau bisa nanti jangan mau diajak pergi sama dia, ya.”

“Mas Sony tidak marah padaku? Aku sudah bohong ke Mas kalo aku belum mempunyai kekasih, padahal aku ....”

 

“Sudah Dek, jangan dipikirkan, Mas dari awal juga sudah tahu kalo kamu punya pacar. Kalau pun kamu bohong, mungkin ada alasan tertentu. Bisa jadi kamu mau mendekati Mas, atau menjaga perasaan Mas? Hahaha ....“

 

“Aihhh ... apa sih Mas. Bukan begitu, aku cuma, cuma ... eh tapi Mas tahu darimana?"

“Cuma apa, Dek? Cuma enggak mau kehilangan Mas? Enggak mau jauh dariku, kan??" Mas Sony terus menggodaku, pipiku semakin me.erah dibuatnya.

"Mas tahu dari hati Dek, feeling aja."

Aku hanya tersenyum dan merasa tidak enak hati.

Lagi-lagi Mas Sony membuatku malu dan tak bisa berkata apa-apa. Tak bisa dipungkiri aku memang sengaja bohong karena aku tidak mau mengatakan kalau aku sudah punya kekasih, aku takut pada akhirnya Mas Sony akan menjauhiku.

“Dek, sebaiknya kamu minum obatnya dulu, ya, terus istirahat. Mas mau berangkat lebih awal karena harus mengurus masalah kemarin ke HRD.”

“Mas, tapi apa semua akan baik-baik saja? Aku takut nanti pihak sekolahku sampai tahu dan tidak diperbolehkan magang di sini lagi.”

“Van, sebenarnya apa yang terjadi sih? Siapa tahu aku bisa membantumu,” tanya Kiki yang berada di meja belajarku.

“Nanti aku akan cerita Ki, pasti. Cuma aku belum siap aja jika semua orang akan tahu masalah ini.”

“Ini, Dek.” Mas Sony memberikan obat dan segelas air agar aku segera meminumnya.

“Mas pergi dulu ya, Dek. Ingat pesan Mas tadi, jangan mau diajak lelaki itu keluar sekali pun dia memaksa atau mengancam, tidak usah takut. Mas akan ada di sampingmu. Telepon Mas kalo butuh bantuan."

 

“Iya Mas, terima kasih . Maaf aku sudah banyak merepotkan Mas Sony,”

 

“Sttt ... kamu selalu bilang begitu, Dek. Mulai sekarang aku tidak mau mendengar kata terima kasih dan maaf lagi, ya. Jangan terlalu sopan dan sungkan,” ucapnya melempar senyum manis padaku.

“Hmmm ... iya Mas.”

Bagaimana bisa aku bersikap tidak sopan, bagiku Mas Sony adalah orang yang sangat dewasa dan sangat berwibawa. Sepuluh tahun adalah selisih umurku yang lumayan jauh dengannya. Namun, bagiku itu sama sekali bukan masalah untuk seseorang menjalin hubungan. What! Hubungan? Aku memang terlalu percaya diri.

“Mas pamit dulu ya, Dek. Assalammu’alaikum.”

 

“Wa’alaikumsalam. Mas sebentar, aku antar ke depan.”

“Tidak perlu, Dek. Kamu istirahat aja,” sahut Mas Sony.

 

...***...

 

POV Author

Sony mendatangi ruang HRD dan bercerita semua kejadian malam itu ketika Pak Herman melecehkan Vania. Ternyata Bu Anita sudah mendapatkan laporan dari Pak Herman lebih dulu, dia menjelaskan bahwa Vania dan Sony telah melakukan perbuatan tidak pantas di area hotel.

“Apa maksudnya, Bu? Kejadian yang sebenarnya bukan seperti itu. Siapa yang sudah memberi keterangan kepada Bu Anita?” ucal Sony menahan emosi.

 

“Tadi, pukul 08.00 Pak Herman ke sini dan sudah menceritakan semuanya. Dan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja Mas Sony. Anda tahu 'kan, peraturan di hotel ini? Jangankan bersetubuh, ketahuan berpacaran saja sudah pasti akan mendapatkan sanksi,” terang Bu Anita dengan nada tegas, padahal Bu Anita terkenal lembut kepada semua lelaki apalagi yang berparas tampan, ya bisa dibilang tebar pesona.

 

“Tidak bisa begitu Bu Anita, Anda tidak bisa mendengar cerita dari satu pihak saja. Terlebih mempercayai cerita palsu. Bisa-bisanya Pak Herman memfitnah kami yang tidak masuk akal. Bukankah harusnya Anda bersikap adil sebagai HRD? Maaf jika saya tidak sopan. Tapi jika Anda membela sepihak tanpa mau mendengar korban dan saksinya, saya rasa itu tidak pantas dan sudah kelewatan.”

“Loh, bukannya saya tidak adil. Tapi memang banyak saksi yang melihat kalau kalian keluar dari tangga darurat lanut berduaan di Pos Security dua. Apa itu belum membuat saya percaya? Bukan hanya satu atau dua orang saja yang melihat, tapi banyak. Apa perlu saya sebutkan satu persatu?” terang Bu Anita yang terkesan menyudutkan.

“Oh tidak perlu Bu, saya cukup tahu bagaimana Anda menghadapi kasus seperti ini. Ternyata sama sekali tidak ada kebijakan dan keadilan dalam menghadapi kasus karyawan. Saya akan buktikan kalau saya dan Vania tidak bersalah. Permisi, Terima kasih.” Ucap Sony berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Visual Ega,🤭

.

.

bersambung...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

im_ha

im_ha

10 like untukmu ya Thor. mampir juga di karyaku DOAKU BERBEDA DENGAN DOAMU 💪

2021-05-07

1

Vie

Vie

mangatsss tor...
salam ditinggal nikah

2021-04-22

1

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Magang
2 Perhatian
3 Merasa Tenang
4 Mengantar Pulang
5 Menggodaku
6 Dilecehkan
7 Aku Mencintainya
8 Malam Itu
9 Masih sakit
10 Kedatangan Ega
11 Kecewa
12 Target Operasi
13 Bukti
14 Mengajak Jalan
15 Tulang ikan
16 Rencana Licik
17 Dipecat
18 Mampir Kost
19 Pribadi Sony
20 10th Anniversary
21 Sangat Tampan
22 Rambut Terbakar
23 Menahan
24 Potong Rambut
25 Malu-malu
26 Tertidur Pulas
27 Hari Terakhir Magang
28 Ungkapan
29 First Kiss
30 Pelukan Perpisahan
31 Hampir Gila
32 Ketakutan
33 Menit Terakhir
34 Perpisahan
35 Ega Yang Menyebalkan
36 Pulang
37 Kegelisahan Sony (POV AUTHOR)
38 Masuk Sekolah Lagi
39 Khawatir
40 Danau
41 Lemas
42 Permintaan
43 Merenung
44 Menunggu Kabar
45 Sambutan
46 Hadirnya Beni
47 Curahan Hati
48 Rindu
49 Kantin Elit
50 Kejutan Pertemuan
51 Cemburu
52 Jatuh Dari Kursi
53 Kejahatan Ega
54 Baku Hantam
55 Mulai Posesif
56 Betina Liar
57 Wanita Susah Dipahami
58 Lelaki Pengecut
59 Berpisah Lagi
60 Kecerdasan Beni
61 Guru Baru
62 Pengawasan Sinta
63 Kasmaran Berulang
64 Kecurigaan
65 Lulus
66 Meminta Izin
67 Berangkat
68 Rumah Sederhana
69 Membuka Semuanya
70 Meleleh
71 Drama Antar Jemput
72 Bahagia Dan Sedih
73 Papa, Sembuhlah
74 Menolak
75 Wanita Lain
76 Salah Paham
77 Mengajak Menikah
78 Ciuman Kilat
79 Suasana Memanas
80 Meminta Restu
81 Bertemu Camer
82 Perdebatan
83 Mall
84 Tertidur
85 Calon Besan
86 Tanggal Pernikahan
87 Pernikahan
88 Kedatangan Mama
89 Acara Selesai
90 Status Istri
91 Belum Siap
92 Rencana Honeymoon
93 Perjalanan
94 Di Kamar Hotel
95 Maafkan Aku
96 SunRise
97 Pijatan Nikmat
98 Aset Tersegel Vania
99 Pulang HoneyMoon
100 Kenangan Mantan
101 Grand Luxury Hotel
102 Teguran Sony
103 Membawa Wanita
104 Cemburu
105 Kelaparan
106 Kamu Milikku
107 Rumah
108 Bahagia Yang Sederhana
109 Hujan Menguntungkan
110 Istri Idaman
111 Lipstik Merah
112 Kekesalan Vania
113 Bersitegang
114 PENGUMUMAN PENTING
115 Wajib Baca
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Hari Pertama Magang
2
Perhatian
3
Merasa Tenang
4
Mengantar Pulang
5
Menggodaku
6
Dilecehkan
7
Aku Mencintainya
8
Malam Itu
9
Masih sakit
10
Kedatangan Ega
11
Kecewa
12
Target Operasi
13
Bukti
14
Mengajak Jalan
15
Tulang ikan
16
Rencana Licik
17
Dipecat
18
Mampir Kost
19
Pribadi Sony
20
10th Anniversary
21
Sangat Tampan
22
Rambut Terbakar
23
Menahan
24
Potong Rambut
25
Malu-malu
26
Tertidur Pulas
27
Hari Terakhir Magang
28
Ungkapan
29
First Kiss
30
Pelukan Perpisahan
31
Hampir Gila
32
Ketakutan
33
Menit Terakhir
34
Perpisahan
35
Ega Yang Menyebalkan
36
Pulang
37
Kegelisahan Sony (POV AUTHOR)
38
Masuk Sekolah Lagi
39
Khawatir
40
Danau
41
Lemas
42
Permintaan
43
Merenung
44
Menunggu Kabar
45
Sambutan
46
Hadirnya Beni
47
Curahan Hati
48
Rindu
49
Kantin Elit
50
Kejutan Pertemuan
51
Cemburu
52
Jatuh Dari Kursi
53
Kejahatan Ega
54
Baku Hantam
55
Mulai Posesif
56
Betina Liar
57
Wanita Susah Dipahami
58
Lelaki Pengecut
59
Berpisah Lagi
60
Kecerdasan Beni
61
Guru Baru
62
Pengawasan Sinta
63
Kasmaran Berulang
64
Kecurigaan
65
Lulus
66
Meminta Izin
67
Berangkat
68
Rumah Sederhana
69
Membuka Semuanya
70
Meleleh
71
Drama Antar Jemput
72
Bahagia Dan Sedih
73
Papa, Sembuhlah
74
Menolak
75
Wanita Lain
76
Salah Paham
77
Mengajak Menikah
78
Ciuman Kilat
79
Suasana Memanas
80
Meminta Restu
81
Bertemu Camer
82
Perdebatan
83
Mall
84
Tertidur
85
Calon Besan
86
Tanggal Pernikahan
87
Pernikahan
88
Kedatangan Mama
89
Acara Selesai
90
Status Istri
91
Belum Siap
92
Rencana Honeymoon
93
Perjalanan
94
Di Kamar Hotel
95
Maafkan Aku
96
SunRise
97
Pijatan Nikmat
98
Aset Tersegel Vania
99
Pulang HoneyMoon
100
Kenangan Mantan
101
Grand Luxury Hotel
102
Teguran Sony
103
Membawa Wanita
104
Cemburu
105
Kelaparan
106
Kamu Milikku
107
Rumah
108
Bahagia Yang Sederhana
109
Hujan Menguntungkan
110
Istri Idaman
111
Lipstik Merah
112
Kekesalan Vania
113
Bersitegang
114
PENGUMUMAN PENTING
115
Wajib Baca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!