Terjerat Cinta Security
"Van ... cepetan! Waktunya sudah mepet banget ini. Nanti telat gawat kan," ucap Dina menggerutu padaku.
"Iya sebentar ihh, ini juga sudah selesai."
Biasanya pukul 06.30 kami sudah standby di kantor House Keeping, tetapi hari ini kita memang agak telat karena air kos tiba-tiba macet. Jadi memang harus menganteri panjang untuk mandi.
"Alhamdulillah sampai. Ayo, Van cepat jalannya! Tiga menit lagi sudah jam tujuh ini," lagi-lagi Dina berteriak melihat ke arahku.
"Pagi Pak," sapa Dina kepada seorang Security.
Aku yang sedang memasukkan lembaran presensi di mesin otomatis tidak terlalu memperhatikan jika ada satu security yang berdiri tegap di samping meja. Satu lagi menatap tajam dan siap mengomel karena keterlambatan kita. Meskipun sebenarnya waktu masih dua menit lagi, tapi bagi mereka peraturan untuk anak magang harusnya memang datang lebih awal dibanding senior.
"Jam berapa ini? Kalian kan magang, harusnya datang lebih awal, karyawan saja tidak ada yang terlambat seperti kalian!" ucap security bernama Kris sambil berkacak tangan, aku tak sengaja membaca name tag-nya.
"Maaf Mas, eh Pak ... tadi kami ada hal yang mendesak jadi datangnya agak kesiangan," jawabku.
Cukup membingungkan juga ya, mau panggil Pak, tapi masih muda, dipanggil Mas, juga tidak formal. Paling aman memang panggil 'Kak' sajalah.
"Besok jangan diulangi lagi yaa ..." kata security yg berwajah tampan itu. Ia berkulit putih, dan bibirnya merah merona tanpa lipstik, ia mengulas senyum samar yang menawan.
"Iya Kak, terima kasih," ucapku serempak dengan Dina.
"Ya Allah Din, security tadi tampan banget, ya. Aaaa ... rasanya meleleh hatiku melihat wajahnya yang penuh dengan kelembutan itu, tidak seperti yang satunya tadi, galak banget. Diihhh amit amit! Ehh ngomong - ngomong siapa yaa tadi namanya?" pandanganku menerawang keatas sambil mengingat name tag dan wajah security yang super tampan tadi.
"Kamu selalu gitu! Nggak bisa banget lihat cowok ganteng dikit aja! Ingat Ega, nggak kasihan?" Ketus Dina dengan mata sinisnya kepadaku.
Ega, dia adalah kekasihku di sekolah, kami baru berpacaran dua bulan, dia tipe lelaki yang gentle, apapun akan dia lakukan demi orang yg dia sayang selalu bahagia, termasuk aku sebagai pacarnya. Akan tetapi, di sisi lain, dia juga orang yang keras, emosian, dan terkadang apa yang dia inginkan memang harus di kabulkan.
"Ya Tuhan ... Din! Aku hanya bilang tampan saja muka kamu sudah sinis, berlebihan banget deh! Wajarlah mataku kan, masih normal. Hahaha ...."
"Sudah cepat naik! kamu tugas di lantai tiga sama Pak Herman loh." Dina berkacak pinggang sambil mengusirku.
"Ah iyaa. Ya udah, aku naik dulu yaa ... jangan lupa nanti makan siang tunggu aku, awas ditinggal!"
"Iya, sudah sana!"
Pak Herman adalah senior yang paling menakutkan bagiku, bukan karena galaknya, tapi karena dia terkenal sering kurang ajar sama anak magang. Tangannya lancang, bahkan sampai berani menyentuh dada dan yang lainnya, modusnya sih cuma senggol-senggol tak sengaja tapi sambil tangannya bekerja, sungguh menakutkan.
Jadi, kerja dengan dia memang harus ekstra hati-hati dan waspada. Lengah sedikit saja bisa menguntungkannya. Dasar tak tau diri, pdahal sudah beristri.
Vania Alzahreyna, itulah nama yang diberikan oleh orang tuaku kepadaku, usiaku sekarang menginjak angka tujuh belas tahun. Mempunyai tubuh yang ideal berisi, tidak terlalu kurus ataupun gemuk. Rambutku lurus hitam, panjang dan kulitku juga lumayan putih. Bukannya terlalu percaya diri, namun kebanyakan orang jika melihatku selalu bilang kalau aku cantik dan imut karena pipiku yang chubi, hehe...
Saat ini aku sedang menjalankan praktek kerja dari sekolah, kami menyebutnya On The Job Training atau pelatihan kerja di Grand Luxury Hotel, salah satu hotel berbintang lima di Yogyakarta.
Ya, aku memang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota ini. Namun rasanya sungguh nyaman dan sangat menikmati kehidupan di sini, meskipun uang pas-pasan untuk biaya kos, makan dan kebutuhan lainnya.
Aku bersama empat orang, dua teman perempuan dan dua lelaki, tetapi hanya Dina dan Widya saja yg dekat denganku. Bahkan aku sering curhat masalah pribadi dengan mereka.
Bagiku hari pertama bukanlah hal yg sulit untuk beradaptasi karena hampir semua senior friendly dan sangat baik, jadi kita sangat mudah untuk menyesuaikan diri di sini.
Pak Adi, beliau adalan salah satu senior yang bagiku sangat baik, humoris, mempunyai perawakan tinggi dan hidung yang mancung.
Beliau sudah beristri dan anak lelakinya berumur enam tahun. Dari hari pertama sampai hari ke tiga magang, aku ditugaskan mendampingi Pak Adi untuk merapikan kamar hotel.
Seiring berjalannya waktu, aku dan Pak Adi bisa mengenal akrab dalam waktu yang singkat. Aku sudah menganggap beliau seperti ayahku sendiri, karena beliau begitu perhatian dan sering memberiku uang tips atau makanan jika aku lapar.
...***...
Jam menunjukkan pukul 12.00, akhirnya jam istirahat tiba. Aku segera turun dan mencari keberadaan Dina. Seperti biasa, kita salat zuhur dulu sebelum makan siang di kantin.
"Din, eh itu! Kenapa ada Mas Security itu lagi sih, Ya Allah dia rajin salat loh, Masyaallah ...." ucapku sambil bengong memperhatikan dia sholat.
"Ayuklah cepetan sholat nggak usah lihat-lihat jantan terus! Nanti jam makan siang keburu habis loh!" tegas Dina terlihat emosi padaku.
Sajadah kugelar dan mukenah selesai kupakai, tetapi lagi-lagi pandanganku mengarah padanya, dan ternyata dia juga melihatku. Mata kami saling bertatap, bibir tak mampu berucap. Iyalah mau ucap apalagi, kenal juga enggak, hahaha ....
Senyumannya pun membuyarkan lamunanku, dia mengangguk sapa sambil bergegas meninggalkan mushola. Ya Allah godaan apa lagi ini, mau sholat masih aja terbayang-bayang wajahnya.
Setelah selesai sholat, aku dan Dina pun turun menuju kantin yang ramai karyawan dan para anak-anak magang lainnya yang sedang menikmati makan siangnya.
Jam satu siang di lantai tiga kamar 301. Kamar Presiden Suite, kamar yang begitu luas dan perlu ketelitian ekstra untuk merapikannya. Aku sedang bertugas dengan Pak Herman, senior yang menyeramkan.
"Vania ... nanti kamu bagian kamar mandi aja ya, saya di kamar. Tapi harus bersih," perintah Pak Herman padaku.
"Pak, saya belum pernah mengerjakan kamar mandi lho, apalagi ini Presiden Suite, saya juga baru pertama kali masuk di kamar ini, takutnya nanti kurang bersih atau ada toileteries (peralatan yang ada di kamar mandi) yang terlupa," jawabku was-was penuh keraguan.
Ya, aku memang belum begitu pengalaman karena masih beberapa hari bekerja dan belum begitu menguasai seluruhnya. Alasan lainnya, aku takut Pak Herman macam-macam, apalagi kamarnya sangat luas, teriak pun tidak akan ada orang yang dengar karena kedap suara.
Ternyata, benar saja ... dia mulai mendekatiku dengan tatapan aneh dan senyum yang menjijikkan.
"Ya sudah kalo begitu Van ... kamu bantu saya di kamar dulu, nanti saya ajarin kamu merapikan kamar mandi. Apa dari kemarin Pak Adi tidak mengajarimu?" tanya Pak Herman.
"Pak Adi mengajariku, Pak. Hanya saja kalau di kamar ini belum pernah," sahutku dengan pelan.
Sebenarnya sangat berat sebagai mengerjakan tugas bersamanya. Tapi bagaimana lagi, di sini aku hanya anak magang yang harus patuh senior.
Kamar pun sudah selesai, air wastafel kunyalakan, tak lama Pak Herman datang dengan senyumannya yang sangat memuakkan bagiku.
Aku yang berdiri di depan wastafel, tiba-tiba dari belakang tangannya langsung melingkar ke perutku, dan hampir saja aku terjebak dalam pelukan paksanya. Sontak saja aku terkejut menghindar, kutepis tangannya dan aku pergi ke luar kamar dengan wajah jijik, nafas tersengal-sengal, dan jantung sudah hampir mau lepas entah ke mana.
Aku memang takut, tapi aku juga bingung apa yang harus kulakukan, apa aku akan lanjut bekerja dengannya? Padahal masih ada dua jam lagi. Waktu yang sangat lama bagiku untuk bersama orang seperti dia.
"Kenapa? Kok ngos-ngosan begiitu ... capek ya?" tanya security yg tadi pagi kulihat di pos security dan mushola. Dan yaa, senyumnya mengalihkan duniaku ...
"Haa! Ehhm ... eng--nggak ada apa-apa kok, Mas," jawabku gugup karena kaget.
Aku terkejut dan tak menyangka dia menghampiriku, akupun juga bingung apa yang harus kukatakan. Tidak mungkin aku bercerita soal perlakuan Pak Herman, yang mungkin hanya sepele bagi segelintir orang. Takutnya malah akan menjadi masalah besar.
"Ya sudah, dilanjut kerjanya. Yg semangat, jangan lemes ya ...." Security itu berucap sambil pergi meninggalkan koridor, karena memang setiap beberapa jam sekali mereka ditugaskan untuk patroli keliling area hotel.
"Mas!" aku berteriak, memberanikan diri memanggilnya.
"Yaa, ada apa?"
"Mas maaf mengganggu waktunya, lagi sibuk, ya? Saya boleh minta tolong?" Kuberanikan diri untuk berbicara dengannya, meskipun hati sudah tak karuan, campur aduk rasanya.
"Mau minta tolong apa? Kalo bisa pasti saya bantu."
"Itu Mas, saya kan lagi mengerjakan kamar 301, sama Pak Herman, kalo misalnya saya minta waktunya beberapa menit untuk Mas ikut masuk bisa? Maksud saya menemani Pak Herman, sekedar mengobrol aja, Mas."
"Loh, kenapa memangnya? kalau ketahuan Supervisor atau Manager bisa ditegur nanti."
"Enggak apa-apa sih Mas, cuma ada sesuatu yang nggak bisa saya ceritakan. Ya sudah kalo begitu, nggak jadi aja Mas, terima kasih."
"Ooo ...." yaa, dia hanya menjawab 'o' saja sambil mengangguk tersenyum, padahal sangat kuharapkan bantuannya.
Dengan berat hati aku memasuki kamar dan bingung apa yang harus kulakukan, akhirnya aku membuka pintu kamar lebar-lebar dan mulai memasuki kamar mandi lagi, dengan wajah sok berani, mataku menatap tajam Pak Herman seolah mengancamnya untuk tidak macam-macam.
Tok ... tok ... tok ....
Seseorang mengetuk pintu kamar yang sedang terbuka lebar.
Bersambung .....
...Hay... Assalammualaikum, salam kenal dari author yaa..😁😁...
...maaf kalau ceritanya jelek, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka......
...HAPPY READING❤❤...
...jangan lupa tinggalkan jejaknya ya ...🌷🌷🌷...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
mampir thor
2022-09-25
1
Rona Merah
hai hai,, rona datang... dapat salam dari Ex(tak terbatas waktu) dan the secret of my eyes.
ditunggug feedbacknya ya kak
2021-11-23
1
Alya_Aziz
Assalamualaikum kak, aku mampir ya hehe, cerita Kaka juga bagus, semangat up terus ☺️🤗❤️
2021-11-14
1