Menggodaku

 

Hari berganti hari di kegiatan yang sama. Sudah hampir dua bulan aku semakin dekat dengan Mas Sony, tak jarang karyawan dan teman magang  mencurigaiku karena aku terlalu akrab dengannya karena kita sering sholat bareng, di kantin bareng, juga ketika aku sift malam, dia selalu menemaniku.

Tak jarang pulang pun aku selalu diantarnya. Tapi aku tak peduli selama aku tidak melanggar aturan hotel.

Mulai terdengar gosip kalau aku dan Mas Sony berpacaran. Aku tak mempermasalahkan hal itu, toh ini juga masalah pribadi.

Kenapa mereka sangat suka mengurusi hidup orang lain? Memang sih aku belum menjadi pacarnya, tapi aku sangat berharap menjadi orang penting di hidupnya, tapi aku bangga selama ini aku bisa menjadi satu-satunya perempuan yang dekat dengan Mas Sony.

Padahal dia terkenal dengan sifatnya yang cuek, pendiam, dan tak suka bergaul akrab dengan siapa pun, dia hanya bersikap biasa saja meskipun itu dengan teman kerjanya, apalagi dengan karyawan perempuan atau anak magang lainnya..

Dia sangat menjaga jarak. Dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk fokus bekerja dan sisa waktu istirahat dia habiskan untuk mengaji di mushola.

Sungguh aku sangat bahagia bisa diperhatikan lebih olehnya. Pria tampan yang sholeh, dan selalu baik terhadapku.

Dan bukan aku saja yang menyukainya, melainkan ada salah satu teman magangku di bagian House Keeping juga yang menyukai Mas Sony, sebut saja Tina.

Dia selalu bersikap dingin terhadapku karena dia lebih awal datang di hotel itu dibanding aku, dia sudah empat bulan di sana. Sehingga tak jarang dia selalu memerintahku dan semena-mena berucap kasar padaku.

Mungkin dia cemburu, karena Mas Sony lebih dekat denganku daripada dia, Tina selalu berusaha mendapatkan perhatiannya namun Mas Sony mengabaikannya. Padahal bagiku dia gadis yang cantik, seksi dan lumayan populer  karena dia jenis orang yang suka bergaul.

Berbeda denganku yang pendiam dan pemalu. Tapi ketika aku sudah akrab dengan seseorang, dia pasti mengenal pribadiku yang ceria dan cerewet, kadang juga humoris.

Siang hari di kantin Hotel. Aku, Dina dan Mas Sony makan bareng. Terlihat juga Tina yang sedari tadi melotot ke arahku. Aku sadar dia membenciku, tapi aku tak pernah membalas kebenciannya, lagi pula aku juga tidak ada niatan merebut Mas Sony darinya, memangnya dia siapa sok berhak atas Mas Sony, istrinya?, kan dia bukan siapa-siapanya,.. ha ha ha

“ Mas, kamu tahu tidak, ada yang suka perhatikan Mas Sony loh.” He he

 

“Siapa Dek? Kamu?” tersenyum melihatku...

Deg!

Duuhh, jangan senyum Mas, tolong jangan terus senyum padaku, aku tak kuasa rasanya melihat senyum itu.. sangat memabukkanku, hilang fokus dan hilang rasa malu untuk terus memandangmu.

Semoga dia tidak mendengar detak jantungku yang sangat gemuruh. Sangat tidak sopan.

“Ehh... bu -- bukan Mas, itu... temanku di HK juga. Dia sudah lama banget kayaknya suka sama Mas Sony. Dia itu tidak suka kalo Mas dekat-dekat denganku. Tuh coba lihat Mas, tatapannya serem banget.” Kataku mengisyaratkan menunjuk dengan dagu untuk melihat ke arah Tina.

 

“Oh dia ... masa kamu takut Dek ... merasa tersaingi yaa?. Dia cantik ya. ... hahahah”

 

Haahhh??! Apa?! Dia bilang Tina cantik?! aku saja tak pernah dipuji olehnya. Menyebalkan!

“Siapa juga yang takut Mas, aku risih saja dimusuhin dia terus, cuma gara-gara aku sering bareng sama Mas. Iya yaa ,, dia memang cantik, cantik banget kayak bidadari.” Ucapku sewot sambil memonyongkan bibir.

 

“Ha ha ha ... kenapa kamu lucu banget sih Dek, lihat wajahmu sok imut banget. Mas gemes, beneran. Serius Deh! Gemes banget! Hahaha”

Hei Mas ganteng sadar enggak.. aku betul-betul mulai cemburu, aku tak terima kamu memuji wanita lain apalagi di depanku. Kenapa dia malah mengejekku sih.

 

Okey, aku sudah salah memilih bahasan pembicaraan kali ini.

Dina ikut tertawa melihat aku dan Mas Sony, “Kayaknya kamu juga sangat cemburu Van kalo Mas Sony memuji Tina, ya kan?? Ngaku aja deh ... hahahah”

 

“iih apaan sih Din ... nyebelin deh. Terserah saja lah ...” ucapku sambil mengerutkan dahi dan menahan senyum kecil di bibirku. Pipiku pun mulai memerah karena malu.

 

“Tenang saja Dek, Mas juga nggak akan merespon dia kok. Jadi kamu tenang saja, tidak perlu khawatir, aku tidak tertarik dengannya, sama sekali. Dan bagiku, kamu yang paling cantik. Ha ha ha“. Jelasnya sambil tertawa puas.

“Cie ... cie ... !”goda Dina.

“Dina!” mataku melotot ke arahnya. Kenapa aku jadi terpojok gini sih. Tapi aku memang sangat menyukai momen ini. Apalagi lihat Mas Sony menggodaku terus.

"Dek, itu pipi kenapa memerah? malu ya? ha ha ha ...."

"Apasih Mas, biasa aja kok." aku menutuo pipiku dengan kedua tanganku.

Sepasang mata di meja paling pojok dari tadi sama sekali tak bosan memperhatikan kami, tatapan itu sangat tajam seperti ancaman, tak henti-hentinya dia melihat gerak-gerikku yang kini sedang bercanda dengan Mas Sony.

Dina, dia hanya satu-satunya teman yang mengerti keadaanku, mengerti posisiku, mengerti perasaanku pada Mas Sony dan Ega. Hanya dia teman curhatku, dia lebih bisa memahamiku di banding Widya yang terus-terusan menyalahkanku karena aku menghianati Ega, teman baiknya.

Setelah selesai makan aku lanjut bekerja dilantai dua dengan Pak Adi, senior yang sudah kuanggap seperti ayah sendiri. Dia bertanya padaku,

“Nduk, Bapak mau tanya,”

“Tanya apa Pak?”

“Apa kamu berpacaran dengan Sony?” sambil memasang sprai dikamar.

Kenapa Pak Adi tiba-tiba bertanya seperti itu..

“Belum pak, eh enggak. Kenapa Pak memangnya?” jawabku terhenti berjalan di belakangnya membawa sprei kotor.

“Bapak cuma pesan sama kamu jangan gampang percaya sama orang, apalagi lelaki yang mendekatimu. Pokoknya harus hati-hati Nduk.”

“Mas Sony baik kok Pak, dia sering menolongku, membantuku, dan dia juga tidak pernah macam-macam Pak.” ujarku.

 

“ Ya, Bapak tau itu, Sony memang orang yang baik. Tapi kamu baru mengenalnya, dan bapak juga tidak melarang kamu dekat dengannya kok nduk, itu terserah kamu. Yang penting kamu harus bisa jaga diri. Kasihan ayah Ibumu kalo di sini kamu sampai mengecewakannya.” terangnya...

 

“Siap Pak. Insyaallah aku tidak akan terjerumus kok ... terima kasih ya Pak nasehatnya..” ucapku tersenyum.

 

Tok..tok..tokk...

Suara ketukan pintu, meskipun pintu terbuka lebar.

Aku yang sedang merapikan kamar terperanjak, kukira manajer atau supervisor yang sedang mengoperasi kerjaan para karyawan. Ternyata itu Mas Sony. Baru juga diomongin, sudah muncul saja Mas. Haha

“Eh Ma Sony, ada apa Mas?”

“Enggak apa-apa kok Dek, tadi lewat aja, terus mampir, “ ucapnya sambil tersenyum.

 

“Oalah Sony, ada apa?”

“Cuma mampir kok Pak, lagi keliling patroli koridor. Aman ya Pak?”

 

“Kalo kerjaan sangat aman Son, yang nggak aman itu cuma hatinya anakku wedok (perempuan) ini.”sambil tersenyum melirik kearahku.

 

“Ih apaan sih Pak .. ngada-ngada deh...” aku meringis malu.

 

“Son, kamu jangan macam-macam sama anakku ya ... awas loh!” ancamnya sambil tertawa.

 

“Ya enggaklah Pak, cukup satu macam aja kalo sama dek Vania. Ha ha ha”

 

“Pokoknya aku titip anakku, jagain terus, jangan di sakiti hatinya, dia cengeng banget Son, gampang nangis, gampang ngambek. Ha ha ha”. Kata Pak Adi yang terus mengejekku.

 

“Siap laksanakan Pak! Dengan senang hati.” Tertawa puas melihat ke arahku.

Ini lagi ngebahas apa sih, heran deh. Tapi seneng juga lihat Pak Adi dan Mas Sony bercanda gini. Lucu.

bersambung

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

👍👍👍❤️

2021-12-13

0

☘💚Efa Vania💚☘

☘💚Efa Vania💚☘

trima kasih kak💚

2021-10-31

0

Uvie El Feyza

Uvie El Feyza

bagus ceritAnya

2021-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Magang
2 Perhatian
3 Merasa Tenang
4 Mengantar Pulang
5 Menggodaku
6 Dilecehkan
7 Aku Mencintainya
8 Malam Itu
9 Masih sakit
10 Kedatangan Ega
11 Kecewa
12 Target Operasi
13 Bukti
14 Mengajak Jalan
15 Tulang ikan
16 Rencana Licik
17 Dipecat
18 Mampir Kost
19 Pribadi Sony
20 10th Anniversary
21 Sangat Tampan
22 Rambut Terbakar
23 Menahan
24 Potong Rambut
25 Malu-malu
26 Tertidur Pulas
27 Hari Terakhir Magang
28 Ungkapan
29 First Kiss
30 Pelukan Perpisahan
31 Hampir Gila
32 Ketakutan
33 Menit Terakhir
34 Perpisahan
35 Ega Yang Menyebalkan
36 Pulang
37 Kegelisahan Sony (POV AUTHOR)
38 Masuk Sekolah Lagi
39 Khawatir
40 Danau
41 Lemas
42 Permintaan
43 Merenung
44 Menunggu Kabar
45 Sambutan
46 Hadirnya Beni
47 Curahan Hati
48 Rindu
49 Kantin Elit
50 Kejutan Pertemuan
51 Cemburu
52 Jatuh Dari Kursi
53 Kejahatan Ega
54 Baku Hantam
55 Mulai Posesif
56 Betina Liar
57 Wanita Susah Dipahami
58 Lelaki Pengecut
59 Berpisah Lagi
60 Kecerdasan Beni
61 Guru Baru
62 Pengawasan Sinta
63 Kasmaran Berulang
64 Kecurigaan
65 Lulus
66 Meminta Izin
67 Berangkat
68 Rumah Sederhana
69 Membuka Semuanya
70 Meleleh
71 Drama Antar Jemput
72 Bahagia Dan Sedih
73 Papa, Sembuhlah
74 Menolak
75 Wanita Lain
76 Salah Paham
77 Mengajak Menikah
78 Ciuman Kilat
79 Suasana Memanas
80 Meminta Restu
81 Bertemu Camer
82 Perdebatan
83 Mall
84 Tertidur
85 Calon Besan
86 Tanggal Pernikahan
87 Pernikahan
88 Kedatangan Mama
89 Acara Selesai
90 Status Istri
91 Belum Siap
92 Rencana Honeymoon
93 Perjalanan
94 Di Kamar Hotel
95 Maafkan Aku
96 SunRise
97 Pijatan Nikmat
98 Aset Tersegel Vania
99 Pulang HoneyMoon
100 Kenangan Mantan
101 Grand Luxury Hotel
102 Teguran Sony
103 Membawa Wanita
104 Cemburu
105 Kelaparan
106 Kamu Milikku
107 Rumah
108 Bahagia Yang Sederhana
109 Hujan Menguntungkan
110 Istri Idaman
111 Lipstik Merah
112 Kekesalan Vania
113 Bersitegang
114 PENGUMUMAN PENTING
115 Wajib Baca
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Hari Pertama Magang
2
Perhatian
3
Merasa Tenang
4
Mengantar Pulang
5
Menggodaku
6
Dilecehkan
7
Aku Mencintainya
8
Malam Itu
9
Masih sakit
10
Kedatangan Ega
11
Kecewa
12
Target Operasi
13
Bukti
14
Mengajak Jalan
15
Tulang ikan
16
Rencana Licik
17
Dipecat
18
Mampir Kost
19
Pribadi Sony
20
10th Anniversary
21
Sangat Tampan
22
Rambut Terbakar
23
Menahan
24
Potong Rambut
25
Malu-malu
26
Tertidur Pulas
27
Hari Terakhir Magang
28
Ungkapan
29
First Kiss
30
Pelukan Perpisahan
31
Hampir Gila
32
Ketakutan
33
Menit Terakhir
34
Perpisahan
35
Ega Yang Menyebalkan
36
Pulang
37
Kegelisahan Sony (POV AUTHOR)
38
Masuk Sekolah Lagi
39
Khawatir
40
Danau
41
Lemas
42
Permintaan
43
Merenung
44
Menunggu Kabar
45
Sambutan
46
Hadirnya Beni
47
Curahan Hati
48
Rindu
49
Kantin Elit
50
Kejutan Pertemuan
51
Cemburu
52
Jatuh Dari Kursi
53
Kejahatan Ega
54
Baku Hantam
55
Mulai Posesif
56
Betina Liar
57
Wanita Susah Dipahami
58
Lelaki Pengecut
59
Berpisah Lagi
60
Kecerdasan Beni
61
Guru Baru
62
Pengawasan Sinta
63
Kasmaran Berulang
64
Kecurigaan
65
Lulus
66
Meminta Izin
67
Berangkat
68
Rumah Sederhana
69
Membuka Semuanya
70
Meleleh
71
Drama Antar Jemput
72
Bahagia Dan Sedih
73
Papa, Sembuhlah
74
Menolak
75
Wanita Lain
76
Salah Paham
77
Mengajak Menikah
78
Ciuman Kilat
79
Suasana Memanas
80
Meminta Restu
81
Bertemu Camer
82
Perdebatan
83
Mall
84
Tertidur
85
Calon Besan
86
Tanggal Pernikahan
87
Pernikahan
88
Kedatangan Mama
89
Acara Selesai
90
Status Istri
91
Belum Siap
92
Rencana Honeymoon
93
Perjalanan
94
Di Kamar Hotel
95
Maafkan Aku
96
SunRise
97
Pijatan Nikmat
98
Aset Tersegel Vania
99
Pulang HoneyMoon
100
Kenangan Mantan
101
Grand Luxury Hotel
102
Teguran Sony
103
Membawa Wanita
104
Cemburu
105
Kelaparan
106
Kamu Milikku
107
Rumah
108
Bahagia Yang Sederhana
109
Hujan Menguntungkan
110
Istri Idaman
111
Lipstik Merah
112
Kekesalan Vania
113
Bersitegang
114
PENGUMUMAN PENTING
115
Wajib Baca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!