Aditya berbisik ke telinga Giandra dan tersenyum meninggalkan Giandra yang sudah datang bersama dengan Anindita.
"Pergilah Aditya, jika kau sudah selesai mending segera keluar dari kamar ini!"
Senyum Giandra untuk Aditya sungguh amat sangat mengerikan, jika saat ini dia sedang tidak bersama dengan Anindita mungkin Aditya sudah dihajarnya hingga babak belur.
"Baiklah Mas Giandra, hai mbak Anin ternyata mbak Anindita masih betah yah kerja sama Mas - Mas yang sedingin kutub Utara ini"
Aditya mengatakan akan hal itu sambil tersenyum dan segera berlalu dari hadapan Giandra dan Anindita, sebelum Giandra bergerak maju dan siap memukul Aditya.
Setelah Aditya pergi Giandra dan Anindita masuk ke dalam kamar dimana Amanda berada, Giandra duduk di kursi yang berada di dalam kamar tersebut sedangkan Anindita mendekati Amanda dan duduk di tempat tidur Amanda.
"Mbak Amanda masih ingat saya? "
Anindita memulai sebuah percakapan nya kepada Amanda, dan Amanda memandang wajah Anindita lalu tersenyum.
" Mbak Anindita kan"
"Iya betul, gimana keadaan Mbak Amanda sekarang? "
" Baik Mbak, hanya kepalaku sedikit agak pusing saja"
"Oh syukurlah kalau begitu"
Giandra melihat ke dua wanita tersebut bercakap - cakap dan Giandra merasa gerah dengan percakapan yang tidak berharga itu menurut nya.
"Apakah kalian sudah cukup untuk bercerita, langsung saja pada inti pokok dari permasalahan yang akan aku tanyakan kepadamu"
Giandra menunjuk wajah Amanda dan seketika baik Anindita dan Amanda hanya terdiam melihat kelakuan dari Giandra.
"Katakan dan ceritakan sekarang juga siapa kau yang sebenarnya? "
Giandra kembali menunjuk wajah Amanda dan Amanda yang diperlakukan seperti itu langsung berdiri dan mendekati Giandra.
" Mas, apakah Mas tidak memiliki sedikit sopan santun terhadap wanita? kelakuan Mas ini menurutku sangat kasar"
"Hahahaha perduli apa dengan pendapat mu,mau aku kasar atau tidak ya beginilah aku, suka atau tidak suka itu adalah hak mu jadi sekarang cepat katakan siapa kau yang sebenarnya "
" Apa untungnya jika aku mengungkapkan identitas ku Mas? kau juga tidak akan pernah membantu setiap kasus ku"
Giandra mulai geram dengan tingkah dari Amanda, karena baru kali ini ada seorang wanita yang dengan berani menentang dirinya.
"Saat ini kau sedang berada dirumah ku, dan akulah yang menyelamatkan mu dari cengkraman Madam Gretta, kau tau saat aku menemukan mu di hotel, kau sedang dijual oleh Madam Gretta kepada salah satu klien ku, dan kau diberikan kepada ku, jadi sekarang kau adalah milikku, aku bebas berbuat apa yang aku mau dari seseorang yang telah aku ambil sebagai hadiah yang telah diberikan"
Amanda terdiam, kini dia mulai ingat bahwa Madam gretta lah penyebab semua ini terjadi, namun kini semua yang dikatakan Giandra itu benar apa adanya, kini dirinya sudah terjebak di dalam permainan dari Giandra Brawijaya, dan kini nasib Amanda hanya bisa ditentukan oleh Giandra.
Amanda mundur beberapa langkah dari Giandra dan mulai mencoba untuk tenang dalam menghadapi situasi panas di kamar ini
"Baiklah Mas, aku akan menceritakan identitas ku sekarang juga, namaku Amanda Joyodiningrat, aku adalah Putri ke dua dari keluarga Joyodiningrat, namun saat ini aku sudah di usir keluar dari rumah tersebut,semua karena mereka bilang aku adalah anak haram, karena aku adalah hasil dari perselingkuhan Mama dan pak Bima beliau adalah salah satu supir pribadi Mama"
"Dua minggu yang lalu Mama terbunuh di dalam kamar mandi dengan banyak darah mengalir dari sekujur tubuhnya, dan pada saat kejadian Mamah ditemukan ditempat kejadian ada Pak Bima juga dan setelah Pak Bima diperiksa oleh beberapa penyidik status Pak Bima yang awalnya hanya saksi kini berubah menjadi tersangka utama, dan karena perkara ini Pak Bima pada akhirnya juga mengakui kepada keluarga bahwa aku adalah anak kandung nya"
"Saat keluarga besar mendengarkan pengakuan dari Pak Bima, aku diminta melakukan tes DNA, dan pada akhirnya memang dari hasil tes tersebut aku benar adalah anak kandung dari Pak Bima, sejak kejadian itu satu keluarga besar mengusir aku keluar dari rumah"
"Saat ini Bapak kandung aku sedang dipenjara akibat kasus yang menjeratnya, namun aku tidak pernah percaya bahwa Pak Bima adalah pelaku dari kasus tersebut, sejak kejadian Pak Bima masuk di dalam sel tahanan, Pak Bima menjadi lebih sedikit dalam berbicara dan pandangan matanya kosong sehingga sulit untuk di minta keterangan, dan hal itulah yang menyebabkan kebenaran akan kasus tersebut menjadi semakin sulit untuk diungkapkan"
"Jadi saat ini kau begitu yakin bahwa Pak Bima tidak bersalah? "
" Betul Mas, namun aku tidak bisa membantu lebih lagi kepada Bapak, karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi, semua aset atas namaku sudah di bekukan, saat aku keluar dari rumah aku hanya membawa satu koper kecil yang dalam perjalanan koper itu entah hilang kemana, hiks, hiks, hiks, hiks"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
S R
like hadir,, Semangat
2021-03-01
0
Elisabeth Ratna Susanti
keren👍
2021-02-01
0
Nur Alwahidah
SANSEKERTA titip salam
2021-01-31
0