Dengan kembalinya Anindita yang juga seorang Pengacara disisi Giandra dia dapat meringankan beban Giandra dalam menghadapi beberapa klien nya yang memang hanya ingin ditangani oleh Pengacara wanita saja, dan itu terkadang sungguh merepotkan untuk Giandra.
"Baiklah Nin sampai beberapa jam pun Mas akan tunggu kamu untuk bersiap - siap"
Setelah menyelesaikan sarapan Anindita segera ke kamar untuk segera bersiap - siap, sementara itu Giandra duduk di ruang tamu sambil melihat CCTV rumah pribadi nya yang dia lihat lewat ponsel.
Melalui CCTV tersebut Giandra dapat melihat semua keadaan rumah pribadi yang dia miliki, termasuk keberadaan Amanda yang sampai saat ini belum bangun dari tidur panjang nya.
Kau adalah gadis hasil dari tangkapan ku, dan aku akan menaruh hasil tangkapan ku ini dengan baik, aku belum tau berapa nilai tangkapan ini, jika hasil dari tangkapan ku ini bisa mahal, maka sampai kapanpun aku akan menahan mu dengan segala kekuatan dan kekuasaan yang aku miliki saat ini, namun jika pada akhirnya kau tidak berharga maka aku akan membuang mu dengan segera.
Giandra mengucapkan itu di dalam hatinya, sambil terus memandang ke layar ponsel nya dan masih melihat Amanda yang masih tertidur.
Sementara itu tak beberapa lama, Anindita sudah selesai bersiap - siap dan kini Anindita sudah keluar dari dalam kamar dan menghampiri Giandra.
"Mas ayo kita berangkat "
Giandra bangkit dari tempat duduk nya dan berjalan mengikuti Anindita.
" Mas bagaimana kondisi kantor selama aku tidak ada di sana? "
Anindita membuka sebuah percakapan utama ketika mereka posisi nya sudah di dalam mobil.
" Tidak ada yang istimewa Nin, ada beberapa perkara yang mencoba untuk meminta aku menjadi Pengacara mereka, namun aku menolak nya karena tidak ada yang menantang "
" Beberapa hari yang lalu klien kita Pak Dharma menghubungi aku karena dia ingin berbicara dengan Mas Giandra, namun karena aku masih marah dengan Mas, jadi aku minta untuk Pak Dharma menghubungi Mas Giandra langsung, apakah Pak Dharma sudah menghubungi Mas Giandra?"
"Hahahaha dia tidak cuma menghubungi aku Nin, namun dia meminta aku untuk datang ke hotel nya dan memberikan aku hadiah yang sangat fantastis jika aku mau membantu dia didalam kasus yang kemungkinan akan dihadapi nya"
"Hadiah? apa kau menerima nya? "
" Aku laki - laki normal tentu saja aku menerima hadiah Pak Dharma yang merupakan salah satu surga dunia para lelaki"
"Mas!! "
Anindita memukul Giandra dengan sebuah bantal yang terdapat di dalam mobil nya.
" Hei Nin kenapa kau memukul ku? "
" Mas, kau pasti melakukan hal itu lagi? siapa lagi wanita yang sudah tidur dengan mu? kenapa Mas masih melakukan akan tersebut?Mas harus menikah dan meninggalkan petualangan cinta Mas Giandra "
Anindita terus memukul Giandra dengan bantal yang berada di dalam mobil.
" Hei sudah hentikan!! jadi kau percaya dengan canda ku tadi ha? hahaha "
Seketika itu juga Anindita menghentikan memukul Giandra kini wajah Anindita masih murung akibat ulah jahil Giandra.
" Hei ayok lah masa mau ngambek lagi, bukankah kita tadi pagi sudah baikan, kenapa sekarang wajahnya di tekuk seperti itu? "
" Mas, Anindita kesel sama Mas"
"Sudah, sudah Mas janji tidak akan membuat mu marah lagi"
Giandra membelai kepala Anindita dan itu yang biasa Giandra lakukan terhadap Anindita, meskipun mereka sudah dewasa namun Giandra tetap menganggap Anindita adalah adik kecilnya, sehingga hal tersebut masih sering Giandra lakukan kepada nya.
"Nin Mas sudah tidak akan melakukan hal itu lagi, waktu itu kan Mas sudah berjanji kepada mu bahwa Mas tidak akan menjadi pencinta wanita, Mas hanya akan melakukan hal tersebut dengan orang yang Mas cintai nanti, yaitu istri Mas"
Anindita memandang wajah Giandra dan kini dirinya hanya terdiam.
"Mas, apakah sampai saat ini Mas Giandra sudah menemukan wanita yang bisa membuat Mas Giandra jatuh cinta? karena sampai saat ini aku masih melihat Mas Giandra itu sendiri saja"
Mendengarkan pertanyaan Anindita kini Giandra hanya terdiam, di tau usianya yang hampir tiga puluh tahun dan sampai saat ini masih sendiri membuat semua anggota keluarga nya sudah mulai untuk meminta Giandra segera menikah.
"Nin punya pasangan dan tidak itu adalah pilihan kita masing-masing dan untuk saat ini Mas sedang memilih akan hal itu"
"Jadi hari Mas masih juga tertutup? "
" Kurang lebih seperti itu Nin"
"Kenapa Mas, kenapa Mas tidak pernah mencoba untuk membuka hati kepada yang lainnya dan kenapa Mas begitu menutup hati? "
" Hahahaha aku tidak akan menjawabnya untuk hal ini adik kecil"
"Cukup Mas jangan panggil aku dengan sebutan adik kecil lagi, aku sudah dewasa dan aku bukan anak kecil lagi"
"Tetap saja, buatku kamu masih tetap adik kecil yang dulu sering aku buat menangis "
Giandra kembali membelai kepala Anindita, kini Anindita hanya terdiam sesak rasanya ketika hatinya kembali mendengarkan bahwa sampai sekarang Giandra masih menutup hati untuk siapapun, sesak rasanya ketika mendengar bahwa sampai kapanpun dia hanyalah dianggap seorang adik kecil untuk Giandra.
Mas seandainya Mas tau jika aku mencintaimu, apakah Mas akan tetap menganggap aku sebagai anak kecil, jika suatu saat Mas tau perasaanku yang sebenarnya apakah Mas juga akan tetap anggap aku anak kecil yang selalu menangis ketika mainan nya dulu direbut, jika Mas mengetahui betapa aku mencintaimu apakah Mas akan tetap memiliki sikap yang sama seperti yang Mas lakukan terhadap ku sekarang? Mas kumohon lihatlah aku sebagai wanita dewasa yang bisa mendampingi mu seumur hidup, lihatlah ke arah ku dan kumohon lakukan lah itu sebelum semuanya terlambat.
Anindita terus mengatakan hal tersebut didalam hatinya,entah sejak kapan perasan Anindita berubah kepada Giandra, perasaan seorang adik kepada kakaknya yang kini telah berubah menjadi perasaan cinta, cinta dalam diam yang sampai ini tak dapat diungkapkan oleh Anindita kepada Giandra secara terbuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Sumardani Yati Ori
waduhhhh
2022-09-02
0
Elisabeth Ratna Susanti
like👍
2021-01-25
0
Yeni Istiyanti
like ku hadir kak,
slm dr
Siapakah Jodohku???
Obsesi Tingkat Tinggi
2021-01-25
0