" Tolong aku"
Suara gadis tersebut perlahan semakin melemah dan pada akhirnya pingsan di hadapan Giandra.
"Anindita bantu aku!! "
Anindita yang mendengarkan teriakan dari Giandra segera membuka pintu mobil dan keluar serta menghampiri Giandra yang sedang mencoba untuk menggendong gadis yang tiba-tiba pingsan di hadapan dirinya.
" Mas Giandra siapa gadis ini mas? "
" Mana aku tau, tiba-tiba saja dia menghadang mobil kita, memohon pertolongan kepada ku lalu tiba-tiba pingsan, sungguh gadis gila cepat kau bawa tas nya aku akan menggendong dia ke dalam ruang kerjaku"
"Baiklah mas Gian"
Anindita dan Giandra bergegas masuk ke dalam kantor dan berjalan menuju ke ruangan utama milik Giandra, sepanjang jalan menuju ke ruangan Giandra banyak pegawai dari Giandra melihat adegan itu.
"Tidak ada yang perlu kalian lihat, cepat kembali bekerja!!! "
Semua karyawan langsung kembali ke tempat duduk mereka, begitu mereka mendengar bos mereka marah - marah di hadapan mereka semuanya.
" Mas, jangan terlalu kasar pada karyawan, bukan salah mereka juga jika mereka seperti itu, karena ini mungkin merupakan kejadian yang cukup aneh di mata mereka "
" Aku tidak kesal kepada mereka Nin, aku cuma memperingati mereka agar kembali fokus berkerja dan tidak memperhatikan sekitar "
" Iya mas, tapi nada bicara mas Giandra itu keras dan membuat semua karyawan mas jadi ketakutan "
" Sudahlah daripada kau sibuk memikirkan karyawan ku mending sekarang kau buat gadis itu kembali sadar dan setelah itu segera usir dia dari hadapan ku"
Giandra yang sudah sampai pada ruang utama segera meresahkan di sofa gadis yang sedari tadi pingsan dan sudah di gendong nya itu.
Sementara Anindita segera mengambil minyak angin dan membubuhkan minyak angin tersebut di atas kapas dan sedikit demi sedikit menaruh kapas tersebut di bawah hidung gadis yang pingsan itu.
"Bagaimana apa dia sudah sadar? "
" Sabar mas, ini sedang berusaha, jika sampai sepuluh menit gadis ini masih pingsan kita harus segera memanggilkan Dokter untuk dia"
"Ah sungguh merepotkan jika harus ada Dokter juga, lagipula aku tidak mengetahui siapa gadis ini"
"Tapi kita harus tetap membuat gadis ini sadar mas, karena dia tiba-tiba pingsan di hadapan mas Giandra, jika kita membiarkan dia begitu saja, yang ada kita seperti tidak memiliki perasaan manusiawi mas"
"Ya sudah, ya sudah uruslah gadis itu, memang aku tidak pernah bisa menang jika aku harus berdebat dengan mu"
Setelah mengatakan semua nya itu, Giandra menghampiri kursi kerjanya, duduk kemudian mulai melakukan segala macam aktifitas pekerjaan nya pada hari ini.
Sementara itu Anindita masih sibuk membuat gadis yang pingsan itu kembali sadar.
Tak beberapa lama kemudian, gadis yang pingsan tersebut kembali membuka matanya dan mulai melihat sekeliling ruang kerja Giandra.
"Aku ada di mana? "
" Syukur jika kau sudah sadar, saat ini kau sedang berada di kantor Pengacara Giandra Wijaya, tadi kau pingsan di hadapan mas Giandra, namaku Anindita siapa namamu dan ada keperluan apa kau datang kekantor ini? "
" Nama ku Amanda, aku sengaja datang ke kantor ini dan menunggu kedatangan dari Pengacara Giandra Wijaya karena aku ingin meminta tolong kepada nya"
"Meminta tolong? "
" Iya, aku sedang memiliki sebuah kasus dan aku rasa hanya Pengacara Giandra Wijaya yang dapat membantu ku"
"Amanda apakah kau sudah mendaftar diri kepada salah satu karyawan kita untuk kasus mu itu"
Dengan sekuat tenaga Amanda menggelengkan kepala nya dihadapan Anindita.
"Belum aku belum mendaftarkan diri karena mereka bilang jadwal Pengacara Giandra Wijaya sudah penuh sampai enam bulan ke depan"
Anindita terdiam mendengarkan semua yang diceritakan oleh Amanda.
"Baiklah Amanda di sana sudah dijelaskan bahwa jadwal dari Pengacara Giandra Wijaya sudah penuh sampai enam bulan ke depan, kuharap kau mengerti dan mungkin kau bisa mencari Pengacara yang lain nya untuk dapat membantu kasus mu tersebut"
"Tapi Mbak Anindita, hanya Pengacara Giandra Wijaya yang dapat membantu menyelesaikan kasus ku"
"Amanda seperti yang sudah di katakan oleh pegawai kami, bahwa jadwal Pengacara Giandra Wijaya sudah penuh sampai enam bulan ke depan jadi kumohon untuk Amanda bisa mengerti "
" Tapi mbak Anindita aku sangat butuh Pengacara Giandra Wijaya dalam membantu kasus ku, karena hanya dia yang bisa menolong ku mbak "
" Maaf kami tidak bisa membantu mu"
"Tapi mbak"
"Hei berisik sekali kalian ini ha, hei gadis gila seperti yang sudah dikatakan oleh Anindita bahwa aku tidak memiliki waktu untuk tangani kasus mu itu, jadi sekarang cepat lah kau pergi sebelum aku memanggil keamanan untuk mengusir mu dari sini"
Giandra yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan ke dua wanita di dalam ruangan nya itu sudah mulai merasa gerah dengan Amanda yang terus memaksa Anindita untuk dapat membantu dirinya dalam membujuk Giandra Wijaya, namun apalah daya Anindita untuk melakukan semuanya itu.
Giandra Wijaya adalah laki-laki yang kaku serta begitu dingin terhadap perasaan orang lain, hal ini yang menyebabkan banyak orang segan dan takut terhadap Giandra Wijaya.
"Pak tolong aku, pak"
"Hei aku bukan bapak mu, cepat pergilah"
"Tapi pak hanya bapak yang dapat membantu permasalahan ku"
"Sudah kubilang pergi!!Nin panggil keamanan untuk dapat mengusir gadis gila ini"
"Mas.. "
" Cepat Nin"
Dan pada akhirnya Anindita yang tidak dapat lagi menolak apa yang diminta oleh Giandra segera menghubungi para satpam yang berada di dalam lantai dasar kantor tersebut "
"Pak, kumohon pak, kumohon bantu aku, aku akan memberikan apapun yang bapak mau asalkan bapak dapat membantu kasus ku"
"Nin sudah kau hubungi kemanan"
"Sudah mas sebentar lagi mereka sampai di ruangan ini"
"Lama sekali!! "
"Pak, tolong"
"Lepaskan!!! "
Dan adegan ini terjadi beberapa menit sampai pada akhirnya keamanan datang dan membawa gadis itu pergi dari hadapan Giandra Wijaya.
" Kalian terlalu lama untuk sampai ke ruangan ku, cepat bawa wanita gila ini keluar!!! "
" Baik mas Giandra "
" Pak tolong hiks, hiks, hiks, hiks"
Amanda mencoba untuk menahan tubuhnya saat dia akan dibawa oleh Keamanan keluar dari ruangan Giandra, namun sepertinya tenaga Amanda kalah jauh di bandingkan dua orang satpam yang menarik tubuhnya untuk menjauh dari hadapan Giandra.
"Mbak silahkan tinggalkan kantor ini"
Ke dua satpam tersebut pada akhirnya berhasil membawa Amanda keluar dan melemparkan Amanda di halaman kantor Giandra.
"Bapak, maafkan Manda yang belum bisa membantu bapak, hiks, hiks, hiks, namun Manda akan terus berusaha sampai Pengacara itu mau membantu Amanda hiks, hiks, hiks, hiks, sakit hiks, hiks"
Terdengar rintihan dari dari Amanda akibat tubuh Amanda yang meninggalkan bekas luka memar akibat di tarik oleh ke dua satpam tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
MyFamily
emang didunia nyata ada pengacara spt si Gian
2024-12-25
0
Muri
dengarin dulu keluhan orng jangan langs diusir
2023-08-18
0
ZEN KAMIL
Next like
2021-01-23
0