Ehmmmm
King berdehem
"Kamu sakit gigi, Put." ucap King yang memecahkan keheningan di dalam mobilnya, karena sedari tadi Putri hanya membuang pandangannya keluar.
"Nggak." sahut Putri sekenanya.
"Lalu kenapa diam saja, biasanya kamu paling berisik. Kamu banyak berubah Put." ujar King yang nampak fokus pada jalanan.
"Kamu yang membuatku berubah." batin Putri.
"Aku kangen keberisikan kamu, canda kamu dan keusilan kamu." ucap King lagi.
"Akhirnya sampai juga." ucap Putri ketika melihat bangunan rumah sakit yang menjulang tinggi tak jauh di depannya dan ia sedikitpun tak berniat menanggapi ucapan suaminya itu.
"Shit."
King nampak mengeram kesal ketika lagi-lagi Putri mengabaikannya, ia nampak begitu frustrasi saat ini.
Setelah memastikan mobilnya berhenti dengan sempurna, Putri langsung keluar dari mobilnya. Tanpa menghiraukan suaminya ia langsung berjalan meninggalkannya, namun ketika baru beberapa langkah ia berjalan, King langsung meraih tangannya lalu menggenggamnya dengan erat.
Putri hanya melirik sekilas kearah suaminya, lalu melangkah kan kakinya kembali dan membiarkan tangannya itu dalam genggaman King.
Karena masih sangat pagi, mereka tidak perlu mengantri. Jadi setelah selesai mendaftar mereka langsung masuk ke dalam ruangan dokter kandungan tersebut.
"Astaga, kenapa kalian semua juga ikut ?" gerutu King ketika melihat teman-temannya itu ikut masuk juga ke dalam ruangan pemeriksaan.
"Kami hanya ingin melihat keponakan." ucap Kevin yang langsung di anggukin oleh Kalla begitu juga Endy.
"Ibu, bukannya semalam sudah saya periksa, apa sekarang ada masalah ?" tanya Dokter perempuan setengah baya itu.
"Saya suaminya Dok, saya ingin mengetahui perkembangan bayi saya." ucap King memperkenalkan dirinya.
"Oh anda suaminya, sepertinya anda sangat sibuk ya hingga tidak sempat menemani istri anda." sindir dokter tersebut.
"Akhir-akhir ini suami saya sangat sibuk Dok." sahut Putri menengahi.
Kemudian dokter tersebut segera memeriksa tensi Putri, setelah melihat hasilnya dokter tersebut nampak menggelengkan kepalanya.
"Tekanan darahnya masih tinggi sama seperti sebelumnya." ucap dokter tersebut.
"Apa Dok, apakah itu membahayakan bayi kami ?" tanya King dengan khawatir.
"Apa anda tidak tahu kalau istri anda mengalami gejala preeklamsia ?" tanya balik dokter tersebut.
"Saya...."
"Saya belum sempat memberitahu, karena akhir-akhir ini suami saya memang lagi sibuk." potong Putri yang langsung mendapatkan tajam dari suaminya.
"Apa itu akan membahayakan bayi kami Dok ?" tanya King dengan khawatir.
"Tentu saja Pak, tensi tinggi pada Ibu hamil akan memengaruhi tumbuh kembang janin serta rentan keguguran dan itu juga sangat membahayakan Ibunya juga." dokter tersebut menjelaskan.
"Kalau bisa usahakan istri bapak jangan biarkan terlalu stres dan buat beliau selalu bahagia." ucapnya lagi.
"Tentu saja kami akan membuatnya bahagia Dok, ya kan ?" sahut Endy seraya menatap Kalla dan Kevin bergantian.
"Mereka..." dokter tersebut menjeda ucapannya seraya menatap beberapa laki-laki yang sedari tadi berada di ruangan tersebut.
"Mereka semua saudara saya Dok." ucap Putri yang menjawab rasa penasaran dokter tersebut.
"Oh, anda sangat beruntung mempunyai beberapa saudara yang begitu perhatian." ujarnya.
"Kami mau lihat bayinya Dok." ucap Kalla sembari melihat ke layar monitor yang belum menyala.
"Tentu saja, silakan berbaring Bu. Sepertinya mereka sudah tidak sabar mau melihatnya." ucap dokter tersebut seraya bangkit dari duduknya lalu melangkah kan kakinya menuju brankar yang di ikuti oleh Putri.
Kemudian Putri langsung berbaring di brankar tersebut lalu seorang perawat segera menutup setengah badannya dengan selimut. Namun ketika dokter tersebut mau menyingkap dressnya, King segera mencekal tangannya.
"Dokter mau ngapain ?" tanya King tak mengerti.
"Saya harus mengoles jel ini ke perut Bu Putri." sahut dokter tersebut.
"Kalian semua menghadap ke latar monitor, awas saja kalau mengintip." ancam King pada Kalla dan kedua sahabatnya itu, ia tidak rela jika teman-temannya itu melihat perut istrinya yang terbuka.
"Santai Bro, kami juga mengerti kali." sahut Kevin yang langsung memunggungi Putri dan di ikuti oleh Endy dan Kalla.
"Kamu juga nggak menghadap layar monitor ?" tanya Putri pada King yang nampak masih memperhatikannya, lebih tepatnya memperhatikan tangan perawat yang akan menyingkap dressnya.
"Aku ini suamimu, jadi harus tahu dengan detail bagaimana dokter memeriksa mu." sahut King beralasan.
"Terserah deh." ujar Putri yang memang sedang malas berdebat.
Beberapa saat kemudian perawat tersebut menyingkap dress Putri, hingga menampakkan perut Putri yang halus dan putih. King yang memperhatikan nampak tertegun, entah setan apa yang menempelinya hingga ia merasa istrinya itu terlihat sangat seksi dan tanpa ia sadari sesuatu di bawah sana sudah mulai sesak.
"Astaga aku mikir apa sih." batin King sembari memperhatikan perawat tersebut mengoles jel pada perut istrinya.
Sekelebat ingatannya tertuju pada malam itu, di mana ia dan Putri berhubungan badan untuk pertama kalinya.
"Shit."
"Pak, ini bayi anda." ucap dokter tersebut yang membuat King langsung mengalihkan perhatiannya pada layar monitor.
King nampak terharu ketika dokter menjelaskan bagaimana perkembangan bayinya yang terlihat sehat dengan panjang baru 7 cm dan berat 30 gram.
"Bayiku kecil sekali Dok." ucap King.
"Baru 3 bulan Pak, dengan bertambahnya waktu bayi anda akan semakin besar, tapi anda juga perlu ingat usahakan istri anda jangan stres." ujar Dokter.
"Tentu saja dok, saya akan membahagiakan nya." sahut King seraya menggenggam erat tangan Putri.
Putri yang merasakan sentuhan di tangannya, ia langsung menatap suaminya, begitu juga dengan King yang juga sedang menatapnya. Ketika pandangan mereka terkunci beberapa detik, Putri merasakan desiran aneh di hatinya. Kehangatan di tangannya seakan menjalar ke seluruh tubuhnya dan membuat kinerja jantungnya tak beraturan.
Begitu Juga dengan King, untuk pertama kalinya ia merasakan getaran aneh di seluruh tubuhnya. Jantungnya juga terasa berdebar-debar ketika menatap manik istrinya itu. Perasaan yang tidak pernah ia rasakan pada wanita manapun termasuk Gladys.
Selama ini King memang selalu mengatakan kalau dia mencintai Gladys, tapi ia sendiri tak pernah mengerti apa itu cinta. Karena yang dia tahu, ia merasa nyaman dengan Gladys itu sudah cukup.
Dua tahun yang lalu, King mencoba menerima Gladys sebagai kekasihnya. Ia sempat kagum pada wanita itu yang tak pernah lelah mengejarnya sedari SMA.
King ingin memberikan kesempatan padanya, apalagi wajah Gladys yang juga mirip dengan Ibunya. Tanpa memikirkan ia mencintai wanita itu atau tidak, yang dia rasakan hanya sebuah kenyamanan dan itu sudah cukup menurutnya.
Putri langsung memalingkan wajahnya, begitu juga dengan King ia langsung melepas genggaman tangannya. Mereka nampak salah tingkah sendiri.
Setelah selesai memerika, dokter tersebut langsung menyuruh Putri untuk merapikan pakaiannya setelah sebelumnya seorang perawat sudah membersihkan bekas jel di perutnya.
Kemudian dokter tersebut memberikan beberapa wejangan dan setelah itu mereka meninggalkan rumah sakit tersebut.
"Tuhan, ini perasaan apa." batin King seraya memegang jantungnya yang terus berdebar-debar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
🔵🍃⃝⃟𝟰🫦•𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀
perasaan mau di colok matamu
2022-12-10
0
Salma Asyura
Kuch Kuch Hota Hai🎶
2022-08-08
0
Devi KD
hadeeeeuuuuuh Kingggg
2022-08-07
0