"Aku tidak menyangka ya di balik sikap polosmu ini, kamu hanya seorang jala*ng murahan atau jangan-jangan anak yang kamu kandung ini bukan anakku, hah." cibir King.
Plakk
Tidak terima di hina oleh suaminya, Putri langsung menamparnya dengan keras.
"Aku memang tidak secantik atau sekaya Gladys tapi kamu tidak berhak menghinaku. Kalau kamu memang tidak mau mengakui bayi yang aku kandung, aku tidak masalah. Lagipula selama ini kamu juga tidak pedulikan, jangankan menemaniku ke dokter. Bertanya tentang keadaannya saja kamu tidak pernah." ucap Putri sembari menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Jadi mulai sekarang jangan pernah ikut campur dalam urusan pribadiku, karena kita hanya suami istri di atas kertas." ucapnya lagi, kemudian Putri menutup pintu kamarnya lalu menguncinya dari dalam.
"Sialan."
King yang merasa belum puas dengan jawaban Putri hanya bisa mengumpat dalam hati. Baru kali ini ia di buat begitu emosional oleh seorang wanita.
Kemudian ia melangkahkan kakinya ke ruang kerjanya. "Astaga apa aku salah bicara, kenapa mulutku jahat sekali. Arrrrgghh, aku hanya tidak suka kamu memeluk laki-laki lain seperti tadi." gumam King, ia nampak mengacak rambutnya dengan kesal.
"Sayang, kamu nggak tidur ?" tanya Gladys ketika baru masuk ke dalam ruang kerja suaminya.
"Aku masih banyak kerjaan, tidurlah duluan." sahut King yang nampak duduk di kursi kerjanya dengan beberapa berkas di tangannya. Meski sebenarnya dari tadi ia hanya termenung memikirkan Putri.
"Tapi aku menginginkan mu sayang, tidak bisa kah kita melakukannya malam ini." ucap Gladys yang sudah duduk di pinggiran kursi suaminya dengan gaun tidur yang lumayan seksi.
"Aku sedang banyak kerjaan sayang, maaf ya." sahut King yang nampak tak berminat
"Padahal hari ini aku masa subur siapa tahu kalau kita melakukannya, aku akan cepat hamil." ujar Gladys dengan wajah mengharap.
"Kita baru menikah sayang, masih banyak waktu untuk melakukannya. Okey, sekarang tidurlah masih banyak berkas yang harus ku cek." ucap King.
"Baiklah." sahut Gladys dengan kecewa, kemudian ia berlalu pergi.
Setelah kepergian istrinya, King kembali termenung. Ia merasa bingung dengan dirinya sendiri, padahal istrinya itu berpenampilan sangat menggoda tapi ia sedikitpun tak berminat.
Lalu di ambilnya gawai di atas meja kerjanya, kemudian ia membalas beberapa pesan chat dari teman-temannya. Ketika melihat beberapa status di aplikasi chatnya, ia nampak tercengang ketika melihat status Ayah mertuanya itu.
Dewa yang sedang memakai topi nampak memeluk Putri dengan mesra, ia menuliskankan caption 'Putri tercinta' dengan emoticon love.
DEG
"Jadi laki-laki itu adalah Ayah Dewa." batin King ia mengamati penampilan Ayah mertuanya itu, apalagi latar foto tersebut adalah sebuah rumah sakit di mana Putri tadi memeriksa kandungannya.
"Sial, jadi aku sudah menuduh Putri." batin King, kemudian ia beranjak dari duduknya lalu melangkah kan kakinya keluar.
King nampak berdiri di depan kamar Putri, dengan ragu ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tersebut tapi rasa gengsinya membuatnya urung melakukannya. Hingga ia menurunkan tangannya kembali dan dengan langkah gontai ia kembali ke ruang kerjanya kembali.
Keesokan harinya
King yang semalaman tak bisa tidur dan memilih menyelesaikan pekerjaannya hingga dini hari, wajahnya tampak sangat lelah. Karena baru 2 jam tidur ia harus bangun kembali karena pagi ini ada meeting.
"Pagi." sapa King ketika baru turun dari tangga dengan Gladys yang sudah bergelayut manja di lengannya.
"Pagi sayang." sahut Aline.
"Kamu nggak tidur semalam ?" ucapnya lagi pada putra sulungnya itu karena King nampak kelelahan.
"Sempat tidur sebentar Ma di ruang kerja." sahut King.
"Kamu semalaman kerja ?" tanya Aline lagi.
"Ada beberapa berkas yang harus ku cek ulang untuk meeting pagi ini." sahut King beralasan, padahal semalaman ia hanya memikirkan Putri seorang tanpa mengerjakan sesuatu.
"Put, kamu nggak minum susu ?" tanya Aline.
"Malam saja Ma, kalau pagi terasa mual." sahut Putri.
"Makan yang banyak sayang, Papa perhatikan kamu nampak semakin kurus." ujar Dannis.
"Iya Pa terima kasih."
King sedari tadi menatap Putri dengan lekat, ada perasaan sangat bersalah di benaknya. Apalagi ketika ia memperhatikan keadaan Putri, ia baru menyadari kalau istri keduanya itu terlihat semakin kurus.
Putri sama sekali tak menghiraukan King, ia mengabaikannya seakan ia tak melihat keberadaan suaminya. Ia sudah memantapkan hatinya untuk tak peduli lagi, hatinya terlalu sakit ketika suaminya itu sudah menghinanya bahkan tidak mengakui bayi dalam kandungannya.
"Ma, Pa. Putri ke atas dulu." ucap Putri ketika baru menyelesaikan sarapannya.
"Tapi sarapan mu belum habis sayang." ucap Aline.
"Putri mual, Ma." sahut Putri seraya bangkit dari duduknya, lalu ia melangkah kan kakinya menaiki anak tangga.
"Aku juga sudah selesai." ucap King.
"Tapi sarapan mu belum habis sayang ?" ucap Gladys.
"Aku ada meeting pagi ini, aku akan ambil berkas di atas dulu baru berangkat. Kamu selesaikan sarapan mu saja." ucap King.
"Baiklah." sahut Gladys kemudian ia melanjutkan makannya lagi.
"Kamu nggak mau nyoba nasi goreng buatan Mama sayang ?" ucap Alin pada Gladys.
"Saya tidak biasa makan nasi Ma, apalagi nasi seperti itu pasti sangat berlemak." tolak Gladys.
"Oh, ya nggak apa-apa." ucap Aline yang nampak sedikit kecewa.
Disisi lain, King nampak berlari menaiki anak tangga untuk mengejar Putri, ia langsung menahan pintu kamar Putri ketika sang pemilik kamar itu akan menutupnya.
"Apalagi ?" ucap Putri dengan tatapan dingin.
"Aku minta maaf Put, perkataan ku semalam pasti...."
"Keluarlah !!" potong Putri.
"Put, aku menyesal." ucap King.
"Keluar !!" perintah Putri lagi dengan setengah berteriak.
"Put...." King belom menyelesaikan perkataannya tapi Putri sudah mendorong badannya keluar, setelah itu pintu tersebut di tutup dengan keras dari dalam.
"Maaf." gumam King sembari melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dadanya terasa sesak ketika Putri mengabaikannya bahkan baru kali ini wanita itu menatapnya dengan sangat dingin
...*****...
Sepanjang hari King nampak tidak bisa berkonsentrasi, bahkan meetingnya pun ia wakilkan pada asistennya. Ia menyesal kenapa semalam tidak mencari tahu dulu, malah justru terprovokasi oleh Gladys dan menuduh Putri yang tidak-tidak.
"Sayang, baru pulang ?" ucap Aline ketika melihat King duduk di sebelahnya Putri.
"Iya Ma." sahut King dengan pandangannya ke arah Putri yang nampak sedang bermain dengan ponselnya.
"Buruan mandi, sayang." perintah Aline.
"Kamu sudah minum susu Put ?" tanya King, ia berharap jika di depan orang tuanya Putri tidak akan cuek dan ketus padanya.
"Hm."
"Hm, apa ?" tanya King sembari merebut ponselnya.
"Kamu apaan sih." protes Putri.
"Makanya kalau di tanya suami itu di jawab." ujar King.
"Mana kembalikan ponselku !!" pinta Putri.
"Ambil kalau bisa." ujar King sembari bangkit dari duduknya lalu ia menaiki anak tangga.
Putri yang merasa jengkel, ia segera melangkahkan kakinya mengejar suaminya. Sedangkan Aline dan Dannis hanya tertawa melihatnya.
Karena sedari dulu begitulah sikap mereka berdua, selalu saling menggoda dengan keusilan masing-masing, tapi tanpa mereka tahu anak dan menantunya itu sedang tidak baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Ayu Nuraini
suami goblok y gt mudah terhasut am bini jalang
2022-08-31
1
Sweet Girl
kapok.....
cuekin terus Put....
2022-08-07
0
Sweet Girl
makan tuuu gengsiiii
2022-08-07
0