"Dewa, berhenti !!" teriak Aline.
"Apa yang sedang kamu lakukan pada anakku." ucapnya lagi sembari mencoba melepas cengkeraman tangan sahabatnya itu pada kerah kemeja anaknya.
"Baj*nga*n ini, sudah menghamili Putriku." ucap Dewa dengan geram.
"Apa ?" Aline terperanjat.
"Maafkan aku, Ma. Itu semua karena ketidak sengajaan Ma." ujar King dengan menyesal.
"Jadi kamu benar sudah menghamili Putri ?" tanya Dannis dengan geram.
Plakkk
Dannis menampar anak lelakinya itu dengan keras, hingga nampak kemerahan di pipinya. "Maaf, Pa." ucap King dengan menyesal.
"Jadi kamu menghamili wanita itu, sayang ?" tanya Gladys yang nampak tidak percaya.
"Sayang, maafkan aku." ujar King pada istrinya.
"Jadi kamu menghianatiku ?" tanya Gladys lagi.
"Maafkan aku sayang."
"Kamu harus bertanggung jawab, Nak. Kamu harus menikah dengan Putri." ucap Aline dengan tegas.
"Ma, aku tidak mau di madu ?" Gladys nampak histeris.
"Kenapa kamu tega melakukan ini, sayang. Ayo katakan pada Mama kalau kamu tidak akan menikahi wanita itu." ucapnya lagi sembari memukuli dada suaminya itu dan beberapa detik kemudian Gladys langsung tak sadarkan diri di pelukan suaminya.
"Sayang, sayang." King menepuk-nepuk wanita yang berada dalam pelukannya itu.
"Pak satpam, Bik. Tolong bawa menantu saya ke dalam !!" perintah Dannis pada pekerjanya itu.
"Biar saya yang bawa, Pa." ucap King.
"Kamu diam di sini !!" perintah Dannis dengan menatap tajam putranya itu.
Setelah Gladys di bawa ke dalam rumah, Dannis mulai berkata-kata lagi. "Dengan atau tanpa persetujuan Gladys, kamu harus segera menikahi Putri." ujar Dannis.
"Biar Kalla yang akan menikahi Putri, Pa." ucap Kalla yang terlihat habis selesai jogging, nampak keringat membasahi bajunya.
"Tidak." ucap King dan Dannis bersamaan.
"Tapi kakak sudah menikah, biar Kalla saja yang tanggung jawab. Lagipula bayi yang ada dalam perut Putri adalah keponakan ku juga."
"Kalla, tak seharusnya kamu menanggung dosa kakak brengsek mu itu." ucap Dewa.
"Tapi aku mencintai Putri Om."
"Apa ?" King nampak tak percaya dengan perkataan adiknya itu.
"Benar kak, Kalla mencintai Putri." sahut Kalla meyakinkan.
"Aku yang akan menikahi Putri, bagaimana pun juga itu adalah anakku." ujar King, entah kenapa dia merasa tidak rela jika Adiknya itu menikahi Putri.
"Wa, maafkan anakku. Aku tahu dia melakukan itu pasti karena ada faktor ketidak sengajaan, tapi aku jamin dia akan bertanggung jawab." ucap Aline.
"Baiklah, segera urus pernikahannya." ucap Dewa, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan rumah tersebut.
Setelah kepergian Dewa, King langsung bersimpuh di kaki ibunya. "Maafkan aku, Ma." ucap King.
"Berdirilah Nak, Mama akan obati lukamu dan setelah itu kamu bujuk Gladys agar mengizinkanmu untuk menikahi Putri." ucap Aline sembari menuntun anaknya itu untuk masuk ke dalam rumah.
Sedangkan Dannis yang sedang berjalan di belakang istrinya, nampak sudut bibirnya terangkat. Entah apa yang sedang ada dalam pemikirannya saat ini.
...****...
Beberapa hari setelah di rawat, kini Putri nampak sehat kembali. Karena kandungannya di nyatakan lemah oleh dokter, maka Aline dan Dannis melarangnya untuk bekerja lagi.
"Aku mengizinkan mu menikah dengan suamiku, bukan berarti untuk selamanya. Setelah anak itu lahir dan mendapatkan status, kalian harus segera bercerai dan sekarang tanda tangani ini." ucap Gladys sore itu ketika sedang berada di sebuah Cafe, ia nampak menyodorkan selembar kertas pada Putri.
"Sayang....." King belum menyelesaikannya perkataannya tapi Gladys sudah menyelanya.
"Ingat sayang kamu sudah berjanji padaku kan, hanya akan bertanggung jawab sampai bayi itu lahir." potong Gladys.
"Maaf Put, kamu tahu kan kalau aku sangat mencintai Gladys." ucap King.
"Aku juga tidak akan mau menikah denganmu, kalau tidak karena hamil anakmu. Kamu tenang saja, setelah melahirkan aku akan menceraikan mu." ucap Putri dengan sinis, kemudian ia mengambil polpoint di dalam tasnya. Setelah membacanya, lalu ia menanda tanganinya.
"Kalau begitu aku permisi." Putri beranjak dari duduknya.
"Aku akan mengantarmu." ucap King tapi ketika ia akan beranjak Gladys sudah menahan lengannya.
"Tidak perlu, urusin saja istrimu." sahut Putri, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan Cafe tersebut.
"Maafkan aku Put." batin King seraya melihat kepergian Putri.
Gladys yang melihat kepergian Putri nampak tersenyum sinis, ia merasa senang karena sudah berhasil mengintimidasi Putri dan ini hanyalah permulaan pikirnya.
Sedangkan Putri yang sedang menunggu taksi di pinggir jalan nampak termenung, memikirkan surat perjanjian yang di berikan oleh Gladys tadi bahwa setelah melahirkan ia harus bercerai dengan King dan membawa bayinya pergi.
"Nggak apa-apa ya sayang, kalau memang Papamu tidak menginginkan mu. Masih ada Mama yang akan selalu menyayangi mu." batin Putri seraya mengusap lembut perutnya yang masih terlihat rata.
"Put, kamu ngapain di sini? Bukannya dokter menyuruhmu untuk bedrest ?" ucap Kalla yang baru keluar dari mobilnya.
"Nggak apa-apa, aku bosan di rumah jadi jalan-jalan sebentar. Kamu baru pulang kerja ?"
"Iya, ayo aku anterin pulang. Kalau mau jalan-jalan, kenapa nggak hubungi aku atau kak King ?"
"Aku hanya ingin sendiri." sahut Putri, sembari masuk ke dalam mobil Kalla.
Setelah itu Kalla melajukan mobilnya menuju rumah Putri. "Ada yang ingin kamu beli ?" tanya Kalla.
"Nggak ada, terima kasih."
"Biasanya orang hamil suka nyidam." ujar Kalla.
"Aku nggak ingin apa-apa Kalla, terima kasih. Aku hanya ingin pulang."
"Oke, baiklah."
Disisi lain, King yang sedang mengendarai mobilnya nampak tidak senang ketika melihat Kalla sedang menuntun Putri lalu membawanya masuk ke dalam mobilnya. Ada perasaan aneh yang entah dia juga tidak mengerti.
"Sepertinya mereka cocok ya, sayang." ucap Gladys.
"Siapa ?"
"Tentu saja Kalla dan Putri, memang kamu barusan tidak lihat bagaimana perhatiannya adikmu itu ?"
"Nggak." sahut King dengan malas.
"Bagaimana kalau setelah bayi itu lahir, kita jodohkan saja mereka ?"
Mendengar perkataan istrinya, King langsung mengerem mendadak. Beruntung jalanan sore itu nampak sepi. "Aku nggak setuju." sahut King.
"Kenapa, jangan bilang kamu cemburu ?"
"Cemburu? astaga sayang, bagaimana aku bisa cemburu dengan sahabat ku sendiri. Satu-satunya wanita yang ku cintai cuma kamu, lagipula aku hanya ingin Kalla menikah dengan wanita yang juga single sama sepertinya." sahut King.
"Baiklah, aku hanya khawatir kamu akan jatuh cinta pada wanita itu."
"Aku hanya mencintaimu sayang." ucap King, kemudian ia mengecup bibir istrinya sekilas. Setelah itu ia mengemudikan mobilnya kembali.
"Sayang, kamu mau kan membujuk Mama dan Papamu untuk mengijinkan kita tinggal di Apartemen ?" pinta Gladys.
"Iya, nanti ku coba bicara dengan mereka."
"Biarkan saja Putri tinggal di rumahmu, sedangkan kita tinggal di Apartemen saja. Aku ingin selalu berdua denganmu tanpa ada orang lain yang mengganggu."
"Iya, nanti ku usahakan. Okey." sahut King sembari mengusap lembut kepala istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
💗 AR Althafunisa 💗
Casanova mah tau perempuan liar 🤭 makanya dia ga suka sama mantunya Gladys
2024-05-08
2
mars
seru bpk nya dukung
2024-05-08
1
Bylbhina Balqis
bikin emosi banget sih memang tuh si king, pengen gue timpuk pake sendal
2023-01-08
0