"Panggil 'Mas' saja, karena aku bukan kakak mu." ujar King.
"Mas? astaga kaku sekali." ucap Putri sembari terkekeh.
"Nggak apa-apa sayang nanti juga terbiasa." ujar Aline.
"Pagi semua." sapa Kalla yang sudah terlihat rapi dengan pakaian kerjanya, ia langsung duduk di samping Putri.
"Mau kerja, Pak ?" ucap Putri.
"Ya dong cari cuan demi masa depan." sahut Kalla.
"Nih, selai cokelat kan ?" ucap Putri sembari menaruh roti di atas piringnya.
"Terima kasih, ingat saja kamu apa rasa favoritku." sahut Kalla sembari tersenyum melihat ke arah Putri.
"Nanti sore aku pulang ngantor, kamu mau nitip apa ?" ucapnya lagi.
"Belum tahu."
"Memang kamu nggak ngidam gitu ?" tanya Kalla.
"Aku suaminya, kamu nggak perlu repot." ucap King dengan nada dingin, entah kenapa dia merasa tidak suka ketika adiknya itu perhatian pada Putri.
Sedangkan Kalla hanya mendengus kesal, ketika mendapat teguran dari kakaknya.
"Put, kalau kamu kepingin apa-apa hubungi saja aku." ucapnya lagi sembari bangkit dari duduknya.
"Kamu sudah mau berangkat ?" tanya Putri pada suaminya.
"Hari ini kita ada meeting dengan para dewan direksi, Ayo Pa keburu siang." ucap King yang di angguki oleh Ayahnya.
Setelah berpamitan pada Ibunya, King segera melangkahkan kakinya keluar yang di ikuti oleh Putri di belakangnya.
"King." panggil Putri, tapi King justru menatap tajam padanya.
"Maaf aku belum terbiasa, maksudku Mas, ya Mas." ucap Putri.
"Ada apa ?"
"Aku hanya ingin menjalankan peran sebagai istri." sahut Putri.
"Meski hanya istri kontrak." ucapnya lagi dengan lirih agar tak terdengar oleh Dannis yang nampak sedang berbicara dengan sopirnya.
Kemudian Putri meraih tangan King dan mencium punggung tangannya. "Hati-hati Mas di jalan dan jangan telat makan siang." ucap Putri.
"Terima kasih." sahut King seraya mengusap lembut kepala Putri.
"Kamu jangan GR dulu, aku perhatian sama kamu karena nggak ingin kamu sakit dan mati yang ada nanti anakku nggak punya bapak." ucap Putri sarkas.
"Astaga jahat banget tuh mulut." King semakin mengacak rambut Putri hingga berantakan.
Setelah itu ia masuk ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya meninggalkan kediamannya. Sedangkan putri masih menatap mobil suaminya hingga hilang dari pandangannya.
"Beneran kamu nggak kepingin apa-apa ?" tanya Kalla yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Putri.
"Astaga kamu bikin aku jantungan saja." tegur Putri.
"Makanya jangan melamun."
"Nggak, siapa yang melamun. Kamu cepat pergi gih, hati-hati di jalan dan jangan telat makan siang." ucap Putri.
Kalla yang mendapatkan perhatian dari Putri sama seperti kakaknya, ia terlihat sangat senang. "Kamu tidak mencium tanganku juga ?" tanya Kalla sembari mengulurkan punggung tangannya.
"Apaan sih, aku sekarang jadi kakak iparmu. Harusnya kamu yang cium tanganku." protes Putri.
"Oke baiklah kakak Ipar." ucap Kalla seraya meraih punggung tangan Putri lalu menciumnya dengan keras.
"Astaga kamu meninggalkan ludah di tanganku." protes Putri ketika melihat punggung tangannya basah karena bekas ciuman Kalla tadi.
Kalla hanya tertawa nyaring kemudian ia segera berlari masuk ke dalam mobilnya sebelum sahabatnya itu menoyornya.
"Bik, Mama kemana ?" tanya Putri ketika tidak melihat Aline.
"Sepertinya lagi di kamarnya, bu." sahut Bik Narti ARTnya.
"Panggil Putri aja Bik, orang putri masih muda gini belum ibu-ibu." protes Putri.
"Baiklah saya panggil mbak Putri saja seperti biasanya, habisnya nggak enak mbak Putri sekarang kan istrinya Mas King bukan sahabatnya lagi."
"Sama saja, Bik."
"Hey pelakor, bisa buatkan aku jus ?" ucap Gladys dengan sinis seraya mendudukkan dirinya di kursi meja makan.
"Tangan kamu masih lengkap kan, buat saja sendiri." sahut Putri, kemudian ia pergi meninggalkan Gladys yang sepertinya akan memakinya.
"Sialan." guman Gladys dengan geram.
"Mau menindasku? kamu salah orang Nona." batin Putri sambil berjalan menaiki anak tangga.
...******...
"Aku minta maaf Bro, gara-gara tindakan kita waktu itu kamu jadi kena masalah." ucap Kevin malam itu ketika sedang berada di Coffee Shop.
"Harusnya kalian yang minta maaf sama Putri, gara-gara kalian dia harus terjebak dalam pernikahan ku." ucap King.
"Ya kami sangat menyesal, tapi paling tidak walaupun kamu tidak mencintainya tolong jangan sakiti Putri." pinta Endy.
"Tenang aja, aku bukan suami yang kejam kali. Aku tetap menyayanginya sebagai sahabat, apalagi ada anakku di perutnya." sahut King.
"Ngomong-ngomong bagaimana bulan madunya? enak lah ya belah duren." ucap Endy sembari melirik ke arah Kevin.
"Makanya buruan nikah biar tahu rasanya." ujar King dengan wajah datarnya.
"Baru 25 tahun Bro, aku mah santai. Kecuali ada perawan yang ngejar aku, itu bisa di pertimbangkan." ucap Endy.
"Sialan, penjelajah lobang surga kayak kamu nggak pantas dapat perawan." cibir Kevin.
"Terus yang pantas siapa, kamu ?"
"Tentu saja lah, meski aku sering bermain wanita tapi aku tidak sampai memasuki lobang mereka. Najis lah ya." sahut Kevin.
"Nah itu ada perawan lewat." ucapnya lagi seraya menunjuk seorang gadis muda melewati mejanya.
"Njir, gitu kamu bilang perawan. Coba kamu lihat cara jalannya, itu mah gadis rasa janda." sahut Endy sembari tertawa.
"Iya juga sih, mendingan janda kali ya jelas statusnya. Kalau gadis rasa janda mah, kita nggak tahu berapa batangan yang sudah memasukinya." ucap Kevin.
King yang mendengar candaan kedua sahabatnya itu, nampak tersulut emosi, tapi ia hanya bisa memendam amarahnya baginya aib istrinya adalah aibnya juga jadi tidak seharusnya teman-temannya itu mengetahuinya.
"Aku balik duluan." ucap King seraya bangkit dari duduknya.
"Astaga baru juga jam 8 bro." keluh Endy.
"Aku mempunyai dua istri yang harus ku perhatikan." sahut King sembari berlalu meninggalkan teman-temannya itu.
"Eh dia merasa nggak sih kita sindir ?" tanya Endy pada Kevin.
"Sepertinya sih begitu." sahut Kevin.
"Baguslah, biar dia cepat sadar seperti apa Gladys."
"Tapi sepertinya ia sudah di butakan cinta."
"Entahlah." sahut Endy.
Sedangkan King yang baru menginjakkan kakinya di lantai rumahnya, samar-samar ia mendengar suara tawa dari dalam.
"Baru pulang kamu, Nak ?" tanya Aline ketika melihat anak sulungnya itu melewatinya.
"Ya Ma, tadi ngopi sebentar sama Kevin." sahut King dengan jujur sembari melihat Putri yang nampak bermain game bersama Kalla sesekali mereka nampak tertawa.
"Gladys di mana Ma ?" tanya King tapi pandangannya masih ke arah istri dan adiknya itu.
"Di kamarnya, sepertinya baru pulang." sahut Aline.
"Baru pulang ?"
"Iya sayang, tadi siang dia berkunjung ke rumah orang tuanya."
"Oh."
"Kamu sudah makan, Put ?" tanya King pada Putri yang sedari tadi nampak tak menghiraukan keberadaannya.
"Eh, kamu sudah pulang. Maaf ya sedang seru main, aku sudah makan. Kamu pasti juga sudah makan malam kan ?" ucap Putri sembari melihat jam dinding.
"Aku sudah makan, kamu nggak pergi tidur ?" tanya King lagi.
"Sebentar lagi, nanggung. Kamu tidur saja duluan, di tungguin tuh sama istrimu di atas." ucap Putri.
"Kamu juga istriku." gumam King lirih sembari menaiki anak tangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Hera Puspita
kena sindir tuh si king 😁😁
2024-08-25
0
Risna
sip.putri ga boleh lemah yah
2022-11-10
1
Ananda
👏👏👏
2022-10-02
0