"Putri nggak apa-apa kok Pa tinggal di sini saja, biar mereka tinggal di Apartemen." ucap Putri yang mencoba menengahi perdebatan antara anak dan orang tuanya itu.
"Papa tetap tidak setuju, meski kamu memohon sekalipun." ujar Dannis keukeh.
"Mama juga tidak setuju Nak, meski kamu tidak mencintai Putri tapi dia juga istrimu tidak seharusnya kalian tinggal terpisah." ujar Aline.
Gladys yang mendengar perkataan kedua mertuanya itu, ia nampak sangat geram dan ia semakin membenci Putri karena madunya itulah yang di jadikan alasan mertuanya untuk menolak keinginannya.
Tanpa permisi Gladys langsung bangkit dari duduknya, kemudian ia berlalu dari tempat tersebut. "Sayang, kamu mau kemana ?" teriak King ketika melihat istrinya itu meninggalkannya.
King hanya bisa mendengus kesal, bagaimana pun juga bukan tabiatnya untuk melawan orang tuanya sendiri. Jadi ia lebih memilih beranjak dari duduknya dan meninggalkan orang tuanya.
Ketika melewati Putri yang sedang berdiri, King nampak menatap tajam ke arahnya. Kemudian ia berlalu pergi untuk menyusul istrinya itu.
...******...
Sudah hampir tiga bulan usia pernikahan King dan Gladys, tapi makin ke sini bukannya mereka semakin mesra justru mereka semakin sering ribut.
Gladys yang semakin hari semakin posesif, ia selalu mengekang suaminya itu. Sedangkan King semakin hari merasa tidak nyaman dengan sikap istrinya, apalagi sejak perdebatan di ruang keluarga waktu itu Putri juga semakin menjauhinya.
"Nak, nanti sore waktunya Putri cek kandungannya. Kamu bisa mengantarnya kan ?" ucap Aline pagi itu ketika mereka sarapan.
"Akan aku usahakan Ma." sahut King.
"Kalau kamu sibuk, aku bisa sendiri kok." timpal Putri.
Sedangkan Gladys yang mulai membiasakan bangun pagi, ia juga ikut sarapan bersama. "Aku akan membuat King tidak akan pernah mengantarmu ke dokter." batin Gladys.
"Akan aku usahakan, aku juga tidak mau di bilang calon ayah yang tidak bertanggung jawab." ujar King sembari melirik Ayahnya.
Sejak Dannis tidak memberikan ijin padanya untuk tinggal di Apartemennya, King mulai bersikap dingin pada Ayahnya. Ia berpikir kalau Ayahnya juga tidak mendukungnya dalam membangun perusahaannya sendiri.
Sore harinya
"Sayang." panggil Gladys ketika baru masuk ke dalam ruang kerja suaminya, dia yang biasanya malas pergi ke kantor suaminya kini demi rencananya ia melangkah kan kakinya kesana.
"Sayang, kamu di sini ?" King nampak terkejut ketika melihat istrinya itu.
"Aku ingin melihat kantor suamiku. Bolehkan ?" ucap Gladys, ia langsung duduk di pinggiran kursi suaminya itu.
"Tentu saja boleh, aku justru senang kalau kamu sering kesini dan menemaniku kerja." ucap King.
"Oh ya sebentar lagi aku akan menemani Putri ke dokter, apa kamu juga mau ikut ?" ucapnya lagi.
"Biar Putri di temani Mama sayang, aku ingin berdua dengan mu di sini." pinta Gladys sembari memainkan kancing kemeja suaminya.
"Baiklah, aku akan menghubungi Putri dulu." sahut King sembari meraih ponselnya di atas meja tapi Gladys langsung menahan tangannya dan mulai menciumnya dengan rakus.
King yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari istrinya, ia nampak terkejut sekaligus senang. Kemudian sore itu untuk pertama kalinya pasangan suami istri itu bercinta di kantornya.
Sedangkan Putri yang sudah lelah menunggu King, kini ia memutuskan untuk menghubungi taksi online karena kebetulan sopirnya sedang mengantarkan Ibu mertuanya arisan.
"Dok, bagaimana bayi saya ?" tanya Putri ketika sedang di periksa oleh dokter.
"Lumayan baik, detak jantungnya juga normal dan beratnya juga bertambah tapi tekanan darah anda sangat tinggi." ujar dokter tersebut.
"Apa itu akan membahayakan janin saya, Dok ?" tanya Putri dengan khawatir.
"Sepertinya anda mengalami gejala preeklamsia karena sudah dua bulan berturut-turut tensi anda sangat tinggi dan ini sangat membahayakan janinnya karena rawan prematur." ucap dokter tersebut.
"Apa anda ada keluhan ?" ucapnya lagi.
"Hanya muntah saja yang terlalu sering, kadang juga sakit kepala." sahut Putri.
"Hindari stres ya Bu, karena stres juga salah satu pemicunya. Ini beberapa resep vitamin, obat penurun tensi dan obat mual." dokter terersebut menyerahkan selembar resep pada Putri.
"Baik Dok, terima kasih." ucap Putri, kemudian ia melangkah kan kakinya keluar dari ruangan tersebut.
Setelah menebus obat, Putri segera keluar dari rumah sakit tersebut dan menunggu taksi di pinggir jalan.
"Put, kamu kok di sini Nak. Apa kamu sakit ?" ujar Dewa yang nampak gagah dengan pakaian kasualnya, kaos polo di padukan dengan celana pendek.
Dewa nampak terlihat lebih muda, mungkin orang yang melihatnya tak menyangka kalau ia sudah mempunyai anak sebesar Putri.
"Ayah, Putri kangen Yah." Putri langsung menghambur ke pelukan Ayahnya.
"Ayah juga kangen, Nak." sahut Dewa.
"Ayah habis darimana ?" tanya Putri yang nampak heran melihat Ayahnya jalan sendiri tanpa Ibunya.
"Ayah habis menjenguk rekan sakit, terus anak Ayah ngapain di sini sendirian lalu di mana suami mu ?" ucap Dewa.
"Putri habis dari dokter kandungan Yah, akhir-akhir ini King sedang sibuk di kantornya jadi aku tidak mau mengganggunya."
"Bagaimana keadaan cucu, Ayah ?"
"Sangat baik, Yah."
"Ayah kalau keluyuran sendirian begini, di kira bujang loh Yah dan pasti akan banyak cewek-cewek yang godain Ayah." ucapnya lagi seraya menggoda Ayahnya.
"Ayah nggak keluyuran sayang, sambil menunggu bundamu arisan jadi Ayah menjenguk rekan yang sakit."
"Ayah boleh selfi nggak, mau ku jadikan foto profil." pinta Putri.
"Boleh, mau gaya apa ?" ucap Dewa.
"Pakai topi saja Yah." pinta Putri.
"Boleh." sahut Dewa seraya memakai topinya kembali.
"Kita seperti adik kakak loh Yah." ucap Putri sembari memperlihatkan hasil jepretannya.
"Ini mah kamera jahat sayang." protes Dewa.
"Beneran loh, Ayah itu masih sangat muda dan tampan." ucap Putri, ia nampak beberapa kali mengambil fotonya bersama Ayahnya di pinggir jalan malam itu.
Sedangkan King yang baru pulang dari kantornya, karena harus lembur menyelesaikan pekerjaannya. Ia nampak senang ketika istrinya itu mau menemaninya hingga malam, rasa lelah karena bekerja seharian seakan lenyap ketika melihat senyum istrinya yang entah kenapa sedari tadi terlihat senang.
"Sayang, itu bukannya Putri ?" ucap Gladys ketika melihat Putri yang sedang berada di seberang jalan di depan rumah sakit.
"Siapa laki-laki itu ?" ucapnya lagi ketika melihat seorang laki-laki bertopi yang nampak merangkul Putri dengan mesra.
King yang melihat istri keduanya itu, ia langsung menepikan mobilnya dan mengawasinya dari dalam.
"Apa kamu mengenal laki-laki itu ?" tanya Gladys lagi.
"Aku nggak tahu sayang, nggak terlalu jelas wajahnya." sahut King.
"Mereka kelihatan mesra ya, jangan-jangan mereka pasangan kekasih." ucap Gladys.
King yang mendengar perkataan Gladys, entah kenapa tiba-tiba ia merasa geram. Ada perasaan sesak di hatinya yang entah kenapa dia juga tidak mengerti perasaan apa itu, yang jelas ia merasa tidak suka dengan pandangan di depannya itu.
"Ayo pulang." ucap King seraya melajukan mobilnya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Hera Puspita
king terlalu bodoh jadi laki2 🤭🤭
2024-08-25
0
Tia Umar
king lemot
2024-08-12
0
Sweet Girl
jangan shu'udzon.... bisa ditembak kamu....
2022-08-06
0