Bekas, apanya yang bekas ?" tanya Kalla yang tiba-tiba nongol begitu saja, hingga membuat mereka bertiga langsung diam dan saling berpandangan.
"Bekas, maksud kami si Kevin mau buat showroom mobil bekas. Ya kan Vin ?" ucap Putri sembari menyikut lengan Kevin yang kebetulan sedang duduk di sampingnya.
"Memang ada apa dengan showroom mobil barumu, nggak laku ?" ledek Kalla.
"Enak saja, apa salahnya mengembangkan bisnis." elak Kevin tak terima. Kevin adalah salah satu pemilik showroom mobil di kota Surabaya.
"Kamu sudah baikan, Put ?" tanya Kalla pada Putri yang sedang asyik dengan makan siangnya.
"Sudah, kamu sudah makan siang, Kall. Kalau belum, cepat pesan gih mumpung makanan kita juga belum habis ?" tanya Putri pada Kalla.
"Bisa." sahut Kalla sembari memanggil pramusaji.
"Duh kalian ini selalu saja saling perhatian, kenapa tidak menikah saja sih. Kita sangat setuju kalau kalian berdua menikah, ya nggak Ndy ?" ujar Kevin pada Putri dan Kalla sembari melirik ke arah Endy.
"Saya sih yes." sahut Endy.
"Apaan sih kalian, aku juga perhatian kali sama kalian." gerutu Putri.
"Putri mah mau nikahnya sama cowok yang bisa menggetarkan hatinya, ya nggak Put ?" ujar Kalla.
Mendengar perkataan Kalla, Putri hanya bisa tersenyum masam. "Mungkin itu dulu Kall, saat aku masih perawan. Seandainya suatu saat ada laki-laki yang dapat mendebarkan hatiku, belum tentu dia mau denganku." batin Putri dalam hati.
"Kamu nggak kerja, Kall ?" tanya Endy yang melihat Kalla hanya memakai celana pendek dan kaos rumahan.
"Tadi habis nganterin kak King ke Airport bersama istrinya." sahut Kalla.
"Mau kemana mereka ?" tanya Kevin.
"Bulan madu lah, kebetulan kak King juga sedang ada beberapa pekerjaan di Jerman." ujar Kalla.
"Wih asyik banget King, belah duren." celetuk Endy sembari mengedipkan sebelah matanya pada Kevin.
"Bulan madu, enak banget ya jadi laki-laki tak peduli sudah pernah tidur dengan siapa tapi masih bisa bersenang-senang tanpa ada beban. Beda dengan perempuan, satu kesalahan saja sudah membekas seumur hidup." gerutu Putri dalam hati.
"Ya kalau belah duren beneran, kalau...." Endy belum menyelesaikan perkataan tapi Putri sudah memotongnya.
"Ehmmmm, bisa tidak kalian nggak bahas begituan di depanku. Berasa aku laki saja." gerutu Putri, ia sengaja memotong perkataan Endy agar teman tak beradabnya itu nggak keceplosan tentang video syurnya Gladys.
"Baiklah tuan Putri." sahut Endy yang langsung mendapat kekehan dari teman-temannya.
...****...
"Sayang, apa kamu marah ?" tanya Gladys malam itu ketika ia baru saja melakukan malam pertamanya dengan suaminya, ia nampak melilitkan selimut di dadanya untuk menutupi tubuh polosnya. Sedangkan suaminya itu, nampak duduk bersandar di headboard ranjang dengan wajah muram dan dingin.
"Kamu sudah melakukannya dengan siapa sebelumnya ?" tanya King dengan dingin, ia merasa sangat jauh berbeda ketika ia bercinta dengan Putri waktu itu.
Entah karena Putri masih perawan atau memang ia yang baru merasakan sensasi bercinta untuk pertama kalinya dan jujur ia lebih menikmati saat bercinta dengan Putri saat itu daripada dengan istrinya saat ini.
King tidak menyangka wanita yang sudah dua tahun dia pacari itu ternyata sudah tidak perawan lagi. Padahal selama pacaran ia selalu menjaga Gladys untuk tidak menodainya sebelum menikah.
"Aku tidak melakukannya dengan siapa-siapa sayang, aku hanya kecelakaan sepeda waktu itu hingga kesucianku hilang. Ku mohon percayalah padaku." pinta Gladys dengan terisak.
"Aku lebih suka kamu jujur, daripada aku tahu dari orang lain. Bukannya membina rumah tangga harus di landasi dengan kejujuran, bukan begitu sayang ?" ucap King, meski ia merasa sedikit egois karena sudah menyembunyikan permasalahannya dengan Putri tapi ia paling tidak bisa mentolerir perselingkuhan.
"Kalau aku jujur apa kamu tidak akan menceraikan ku, aku takut sayang karena aku sangat mencintaimu." ujar Gladys.
"Sayang, bukannya suami istri itu harus bisa saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan, kalau kamu mau jujur dan berjanji tidak akan melakukannya lagi dengan siapapun itu. Aku janji akan menerima kamu apa adanya." sahut King.
"Ya aku jujur sudah pernah tidur dengan mantan pacarku dulu." sahut Gladys dengan gugup.
"Mantan pacar yang mana, Evan ?" tanya King, karena yang ia tahu istrinya itu pernah pacaran dengan laki-laki yang bernama Evan sebelum dengan dirinya.
"I-iya."
"Berapa kali kalian sudah melakukannya ?" tanya King, tanpa sadar ia sudah mengepalkan tangannya.
"A-aku...."
"Sudah nggak usah di jawab, sekarang bersihkan dirimu dan segera tidur besok pagi aku harus meninjau beberapa pekerjaan di sini." ucap King, kemudian ia segera memakai pakaiannya lalu melangkahkan kakinya menuju balkon.
"Sayang, maaf." ucap Gladys sembari melihat kepergian suaminya dari sisihnya, kemudian ia melilitkan selimut di tubuhnya lalu berlalu ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Gladys merutuki dirinya sendiri mengingat bagaimana masa lalunya dulu yang selalu saja tidur dengan mantan-mantan kekasihnya. Kini ia hanya bisa berharap cinta suaminya itu sedikitpun tak berubah setelah mengetahui kenyataan pada dirinya.
Sedangkan King, nampak duduk termenung dengan sesekali menghisap rokok di sela-sela jarinya. Ia begitu kecewa dengan istrinya itu, karena dua tahun pacaran Gladys selalu bersikap polos layaknya gadis baik-baik.
Apa ini karma yang ia dapat karena sudah menodai putri, mengingat sahabatnya itu, King segera mengambil ponsel dan mengetik beberapa kata lalu mengirimnya. Perbedaan waktu Indonesia dan Jerman 6 jam lebih cepat, jadi mungkin saat ini di Indonesia sudah pagi hari.
Sudah satu minggu lebih, King sama sekali belum pernah berhubungan lagi dengan Putri. Karena Putri selalu mematikan ponselnya dan saat ini ada sebersit rindu di hatinya pada sahabatnya itu, sahabat yang selalu ada untuknya baik suka maupun duka.
Putri yang baru bangun tidur, ia segera mengecek ponselnya. Ada satu pesan yang menarik matanya untuk segera membukanya, ya sahabatnya itu untuk pertama kalinya mengirim pesan sejak malam na'as itu.
"Put, bagaimana kabarnya ? Kamu baik-baik saja kan, aku di sini selalu di hantui rasa bersalah padamu. Ku mohon maafkan aku, kamu masih mau kan menjadi sahabatku seperti dulu lagi. Jujur saat ini aku sangat merindukan tawa dan jahilmu." isi pesan King.
"Merasa bersalah kepalamu peyang, jelas-jelas kamu terlihat bahagia." gerutu Putri ketika melihat akun media sosialnya Gladys yang memposting beberapa fotonya bersama King. Mereka nampak bahagia dengan senyum yang mengembang, terutama Gladys wanita itu terlihat begitu bahagia.
Setelah itu Putri segera beranjak dari ranjangnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia harus berangkat kerja lebih pagi, karena harus mengantri untuk mengisi bahan bakar motornya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
mars
merasa bersalah palalu peyang🤣
2024-05-08
1
Bylbhina Balqis
tadinya mau komen, gara2 baca komenan diatas aku jadi lupa mau komen apa karena ngakak banget baca komen2 diatas 🤣🤣
2022-12-05
0
Sweet Girl
bohong tuu King....
2022-08-06
0