"Aku pikir dia gadis yang polos, ternyata diam-diam punya kekasih di luar. Jangan-jangan anak yang dia kandung bukan anak kamu lagi." ucap Gladys.
"Benarkan sayang, bisa-bisanya dia peluk-pelukan dengan laki-laki di tempat umum." ucapnya lagi.
"Bisa diam nggak sayang." tegur King, ia nampak sangat geram bahkan kini ia mencengkeram setir mobilnya dengan kuat.
"Aku bicara kenyataan sayang, kamu tadi juga lihat sendirikan." ucap Gladys.
"Aku bilang diam." bentak King, ia langsung mengerem mendadak.
"Kenapa kamu nyolot, jangan-jangan kamu cemburu ?" teriak Gladys.
"Cemburu? ah sialan nggak mungkin aku cemburu. Dia cuma sahabatku ya cuma sahabatku, mana mungkin aku cemburu." batin King.
"Maaf sayang, aku nggak bermaksud membentak mu. A-aku hanya tidak suka saja dia pelukan dengan laki-laki di luar sana. Bagaimana kalau ada yang melihatnya, itu akan mempermalukan keluarga kita." ucap King ketika melihat istrinya itu mulai terisak.
"Sudah jangan menangis ya, aku hanya mencintai kamu jadi jangan berpikir yang bukan-bukan. Sampai kapanpun Putri hanya ku anggap sebagai sahabat meski ia sudah melahirkan anakku." sambungnya lagi sembari memeluk Gladys yang masih sesenggukan karena menangis.
Beberapa saat kemudian, King menjalankan mobilnya kembali. Di dalam perjalanan menuju rumahnya mereka hanya diam membisu dengan pikiran masing-masing.
"Aku tidak akan membiarkan mu mempunyai perasaan pada pelakor itu, tidak akan. Karena sampai kapanpun kamu adalah milikku." batin Gladys, ia begitu tercengang karena baru kali ini suaminya itu membentaknya.
Sedangkan King, entah kenapa dia jadi uring-uringan ketika mengingat bagaimana intimnya Putri dengan laki-laki tadi. Ia tidak mempunyai perasaan seperti ini sebelumnya, meski pada Kalla sekalipun ketika adiknya itu terang-terangan mencoba mendekati Putri.
Karena sedari kecil Putri tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun selain sahabat-sahabatnya. Entahlah dari dulu King memang selalu tidak rela, jika Putri dekat dengan laki-laki lain selain gengnya.
Kini ketika ia melihat sendiri bagaimana Putri berpelukan dengan laki-laki lain, ada perasaan tidak suka, marah dan emosi menjadi satu. Perasaan yang tidak pernah ia rasakan pada Gladys sekalipun. Apa ini perasaan cemburu, sepertinya terlalu dini untuk menyimpulkannya.
Selama ini King selalu membebaskan Gladys berteman dengan siapapun baik itu laki-laki atau perempuan, sedikitpun King tak pernah cemburu jika Gladys bersama teman-temannya. Menurutnya mereka saling cinta dan mempunyai status itu sudah cukup, tapi lain halnya dengan Putri ia selalu mempunyai emosi tersendiri dengan sahabatnya itu.
"Yah, Putri pulang naik taksi saja ya." ucap Putri ketika baru menyelesaikan makan malamnya.
"Ayah yang anterin sayang, beneran kamu sudah kenyang. Ayah lihat kamu semakin kurus." ucap Dewa.
"Karena Putri mual terus Yah setiap hari."
"Ini sudah 3 bulan loh sayang masa masih mual juga."
"Nggak mungkin kalau aku bilang Ayah, jika aku kena preeklamsi. Nanti ayah sama bunda pasti khawatir." batin Putri.
"Mungkin nunggu 4 bulan kali Yah." sahut Putri beralasan.
"Ya sudah ayo Ayah antar."
Ketika berjalan ke arah mobil Ayahnya, tiba-tiba Kalla menghampiri Putri. "Put, darimana ?" ucap Kalla heran ketika melihat Putri bersama Ayahnya.
"Kalla ?"
"Om, apa kabar ?" ucap Kalla seraya mengulurkan tangannya.
"Baik, baru pulang kerja ?" tanya Dewa ketika melihat Kalla masih memakai pakaian kerjanya, kemeja dan celana bahan yang melekat pas menutupi tubuh kekarnya.
"Iya Om, kamu nggak ke dokter Put ?" tanya Kalla.
"Sudah."
"Mana kak King ?"
"Aku ke dokter sendiri, sepertinya King lagi sibuk." sahut Putri.
"Aku pikir nggak jadi ke dokter, karena tadi ku lihat kak King jalan sama Gladys." ucap Kalla.
"Oh jadi karena itu dia nggak bisa mengantarku." batin Putri.
"Nggak apa-apa, ini juga mau pulang." sahut Putri.
"Pulang bareng aku saja Put, nggak apa-apa kan Om ?" Kalla minta persetujuan Ayahnya Putri.
"Terserah Putri saja, Ayah sih nggak masalah."
"Putri sama Kalla saja pulangnya, kasihan Bunda pasti sudah nungguin Ayah." ucap Putri.
"Baiklah, hati-hati ya Nak." ucap Dewa sembari memeluk sang putri.
Disisi lain King dan Gladys baru sampai di rumahnya. Gladys nampak senang karena rencananya berhasil dan sepertinya Tuhan sedang berpihak padanya. Sedangkan King, entah kenapa moodnya tiba-tiba buruk.
"Putri mana sayang, kalian habis pulang dari dokter kan ?" tanya Aline ketika melihat anak dan menantunya baru masuk ke dalam rumahnya.
"Putri sedang bersama......" Gladys belum sempat menyelesaikan perkataannya tapi suaminya sudah memotongnya.
"Putri ke dokter bersama temannya, kami ke atas dulu ya Ma." ucap King seraya menarik tangan Gladys agar mengikutinya, King takut kalau istrinya akan banyak bicara tentang Putri.
"Sayang pelan-pelan dong." protes Gladys ketika tangannya terasa panas karena suaminya itu terlalu keras menariknya.
"Aku hanya nggak mau saja kamu menceritakan apa yang sudah kamu lihat pada Mama dan Papa." ucap King ketika mereka sudah berada di dalam kamarnya.
"Memang kenapa, biar mereka tahu bagaimana jala*ngnya menantu kesayangannya itu." sahut Gladys.
"Kamu bisa diam tidak, Putri bukan perempuan seperti itu." ucap King dengan nada tinggi, entah kenapa ia tidak rela jika Putri di hina.
"Tapi kenyataannya memang seperti itu, kalau bukan jal*ng apa namanya? Seorang wanita yang sudah bersuami tapi berpelukan di tempat umum dengan laki-laki lain." cibir Gladys.
King yang mendengar perkataan istrinya, ia hanya bisa mendengus kesal. Kemudian ia berlalu ke kamar mandi.
"Kalian kok bisa bersama ?" tanya Dannis ketika melihat Putri dan Kalla masuk bersama ke dalam rumah.
"Tadi kami ketemu di jalan, kebetulan Putri baru selesai makan dengan Om Dewa." ujar Kalla.
"Kamu bertemu Ayahmu Put ?" tanya Dannis memastikan.
"Iya Pa, kebetulan kami bertemu di hospital karena Ayah habis menjenguk rekannya sakit." sahut Putri.
"Lalu bagaimana keadaan bayi dalam kandungan mu sayang ?" tanya Aline.
"Sangat baik Ma, beratnya juga bertambah." sahut Putri.
"Syukurlah, sekarang kamu minim susu dulu gih setelah itu baru istirahat." ujar Aline.
"Terima kasih, Ma, Pa. Putri permisi dulu." pamit Putri, setelah itu ia melangkah kan kakinya ke dapur untuk membuat susunya.
Ketika Putri akan masuk ke dalam kamarnya, tiba-tiba lengannya di tahan oleh seseorang dari belakang. Hingga ia memutar badannya untuk melihatnya.
"Mas ?" ucap Putri ketika melihat King sudah berdiri di depannya.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang ?" tanya King dengan nada dingin.
"Dari rumah sakit, kamu tahu bayi kita....."
"Dari rumah sakit atau dari keluyuran dengan laki-laki nggak jelas di luar sana ?" potong King.
"Maksud kamu apa sih Mas, tentu saja aku dari rumah sakit." sahut Putri tak mengerti.
"Aku tidak menyangka ya di balik sikap polos mu ini, kamu hanya seorang jala*ng murahan atau jangan-jangan anak yang kamu kandung ini bukan anakku, hah." cibir King.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
King g****g bukanny selidiki dulu kebenatannya
2024-07-08
0
Sri Wie
yang jalang itu si gladis,
2022-10-28
0
Sweet Girl
kurang aja kamu King....
suruh ayah mu tembak King, Put.
2022-08-07
0