"Kamu nggak apa-apa, Put ?" tanya King khawatir.
"Entahlah, kepalaku pusing dan pandanganku agak berkunang." sahut Putri yang memang seumur hidupnya tidak pernah menyentuh alkohol.
Meski ia sering di ajak teman-temannya ke tempat seperti ini, tapi ia selalu menghindari yang namanya alkohol apalagi ada King dan Kalla yang selalu mengawasinya.
"Sialan, kalian campur apa minuman tadi ?" gerutu King, ia merasa badannya mulai gerah dan panas.
"Just fun Bro, aku sudah siapin mereka berdua, tenang saja mereka bersih kok." sahut Endy sembari menunjuk dua wanita seksi yang sedang duduk di hadapannya.
"Oh Tuhan kenapa panas sekali di sini." keluh putri dengan gelisah sembari memijit pelipisnya yang terasa nyeri.
"Sialan, sepertinya Putri juga merasakan apa yang aku alami." batin King dalam hati.
"Ayo Put, aku antar pulang." ajak King sembari menarik tangan Putri agar bangkit dari duduknya.
"Mau kemana bro ?" tanya Kevin.
"Tentu saja mengantarnya pulang, kamu nggak lihat Putri juga minum minuman tadi." gerutu King.
"Iya aku minta maaf." ucap Kevin dengan menyesal.
"Lalu mereka berdua ?" tanya Endy dengan menunjuk dua wanita penghibur tersebut.
"Buat kalian saja." ucap King sembari berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Shit, kenapa Putri minum juga. Bagaimana kalau Om Dewa tahu bisa habis kita." gerutu Endy, mengingat Bagaimana galak ya Ayahnya Putri itu.
"Semoga King bisa mengatasinya." kali ini Robby yang menimpali.
"Jadi kamu berharap mereka menghabiskan malam bersama gitu, gila bagaimana dengan Gladys." ucap Endy.
"Jujur aku lebih suka kalau King menikah dengan Putri, jadi setelah mereka menikah kita masih bisa ngumpul-ngumpul seperti ini. Kalau King menikah dengan Gladys yang ada tuh bocah di kurung sama istrinya, mungkin kita bisa ketemu nunggu lebaran dulu." ucap Kevin sembari terkekeh.
"Benar." ucap Robby dan Endy bersamaan.
Di tempat lain King yang sudah berada di dalam mobil, mengurungkan niatnya untuk mengantar Putri pulang. Bagaimana jadinya kalau Ayahnya Putri tahu anaknya sedang mabuk dan sedang on.
Ya saat ini mereka berdua sedang on, karena obat perangsang sialan itu yang di campur dalam minuman tadi. Pada akhirnya, King membawa putri ke dalam Apartemennya.
Apartemen yang sangat jarang ia tempati, setelah menyalakan semua lampu. King membawa Putri masuk ke dalam kamar mandi, berharap dengan mengguyur badannya dengan air dingin bisa mengurangi efek obat sialan itu.
Mereka berdua nampak mengguyur badannya di bawah shower, entah kenapa melihat badan Putri yang tercetak karena bajunya yang basah membuat King semakin bergairah.
"Astaga, aku harus kuat." batin King yang masih berdiri di bawah shower bersama Putri.
Putri yang merasa pusing bercampur gairah, tanpa sadar ia langsung mengecup bibir King. Di pikirannya saat ini bagaikan caranya menuntaskan gairah yang sudah memuncak.
King yang mendapat sentuhan di bibirnya bukannya menolak, ia justru memegang tengkuk Putri dan semakin memperdalam ciumannya.
Entah berapa lama mereka berciuman, saling mel*mat dan menyesap hingga tanpa mereka sadari pakaian mereka sudah berserakan di kakinya.
Sepertinya obat perangsang itu sudah mematikan akal sehat mereka, yang mereka rasakan hanya bagaimana cara menuntaskan gairahnya saat itu juga.
Dengan sekali gerakan tangannya, King mengangkat tubuh basah Putri dan membawanya keluar dari kamar mandi. Kemudian ia membaringkannya di atas ranjang.
Setelah itu ia langsung mengungkungnya, menyalurkan gairahnya yang ingin segera di tuntaskan. Meski setelah ini akan ada badai yang akan mereka lalui.
Keesokan harinya
Pagi itu, Putri nampak mengerjapkan matanya ketika pantulan sinar matahari yang melewati celah jendela yang tak tertutup rapat mengenai matanya.
Putri langsung membuka matanya, mencoba mengumpulkan serpihan ingatan semalam. "Kenapa aku bisa di sini ?" batin Putri, ia tahu itu adalah Apartemennya King.
Ketika ia menoleh ke samping, Putri melihat King sedang tertidur dengan bertelanjang dada. "Akkkkkhhhhhh." teriak Putri.
Ia begitu terkejut, apalagi ketika melihat dirinya sendiri juga polos sama seperti sahabatnya itu.
"King, jelaskan apa yang terjadi dengan kita semalam." teriak Putri pada King yang juga nampak terkejut dengan keadaannya.
"Aku nggak tahu Put." sahut King yang masih setengah sadar dari tidurnya.
"Apa kita melakukannya semalam ?" tanya Putri meyakinkan, ia berharap ini hanya mimpi tapi ketika merasakan tubuh bagian bawahnya terasa nyeri ia yakin mereka semalam sudah melakukan hal itu.
"Akkkkhhhhh, sialan." teriak King putus asa.
Setelah mengingat kejadian semalam, ia langsung merutuki dirinya sendiri. Semalam ia tidak mabuk, hanya meminum setengah gelas alkohol itu takkan membuatnya mabuk. Karena sejak kuliah di Jerman ia diam-diam dari Ibunya adalah peminum ulung.
Entah kenapa, meski ia sadar sepenuhnya tapi ia tak bisa mengendalikan dirinya ketika melihat tubuh polos sahabatnya itu apalagi obat sialan itu juga sudah mengambil alih kewarasan otaknya.
"Aku akan akan bertanggung jawab Put, aku akan menikahimu." ujar King kemudian.
"Bagaimana aku bisa menikah dengan mu, aku tidak mencintaimu." sahut Putri dengan terisak.
"Aku juga tidak mencintaimu, tapi bagaimana kalau kamu nanti hamil ?"
"Lalu bagaimana Gladys ?"
"A-aku juga tidak bisa membatalkan pernikahan ku, aku sangat mencintainya." jawab King dengan frustrasi.
"Lupakan, semoga aku tidak hamil." ucap Putri sembari bangkit dari kasur, kemudian dengan langkah tertatih, ia berlalu ke kamar mandi dengan selimut yang melilit seluruh tubuhnya.
Ketika Putri sudah masuk ke dalam kamar mandi, King melihat bercak darah di atas seprai yang sudah mengering. King yakin, ini pertama kalinya bagi sahabatnya itu. Begitu juga dengannya, ini adalah pertama kali baginya. Selama ini King tidak pernah tidur dengan wanita manapun baik itu dengan kekasihnya pun.
Kejadian semalam masih membekas sepenuhnya di ingatannya, bagaimana ia menikmati tubuh sahabatnya itu. Ini benar-benar terkutuk, pikirnya. Setelah itu ia mengambil ponselnya dan segera menghubungi seseorang.
Satu jam kemudian Putri baru keluar dari kamar mandi, dengan mata yang nampak sembab. Sepertinya ia habis menangis, King yang melihat itu begitu merasa bersalah.
"Pakailah baju ini, aku akan segera mengantarmu." ucap King sembari menyerahkan paper bag.
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri." sahut Putri sembari mengambil paper bag tersebut lalu membawanya ke dalam kamar mandi.
"Aku minta maaf, Put. Ini semua di luar kendaliku, mereka yang sudah mencampur obat dalam minuman itu kemarin." ucap King dengan perasaan bersalah tapi Putri segera membanting pintu kamar mandi tersebut.
Tak berapa lama Putri keluar dengan celana jeans panjang dan kaos putih melekat pas di badannya. "Aku mau pulang." ucap Putri sembari menyambar tasnya di atas meja.
"Aku akan mengantarmu." pinta King.
"Tidak perlu."
"Tapi bagaimana dengan orang tuamu."
"Ayah dan bunda lagi di Bali, kamu tak perlu mengkhawatirkan aku. Fokus saja dengan pernikahan mu." sahut Putri, kemudian ia berlalu pergi.
Brakkkk
Terdengar bunyi pintu Apartemen yang di tutup dengan keras oleh Putri. "Akkkkhhhhh." teriak King dengan frustrasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
zha syalfa
yang dikira bisa menjadi penjaga justru sebaliknya...
mungkin ini yang dimaksud satpam makan siang, eeh pagar makan tanaman, eeh ...
he..
kakak othor, aku datang lagi ke novelmu ...
🥰
2022-11-30
2
Bylbhina Balqis
itulah perlunya calin pengantin di pingit, biar ga terjadi apa2
2022-11-02
0
Sweet Girl
kasihan kleyan, gegara teman lucknut.
2022-08-06
0