"Yah ?" Putri menghampiri Ayahnya yang nampak sedang termenung di balkon rumahnya malam itu.
"Kenapa nggak istirahat? besok kamu akan menikah." ujar Dewa.
"Bunda sudah tidur, Yah ?" ucap Putri seraya duduk di sebelah Ayahnya.
"Sudah."
"Yah, Putri minta maaf ya. Putri sudah kecewakan Ayah dan Bunda, Putri juga sudah menghianati leluhur kita."
"Kamu harus bahagia, Nak. Berjanji lah pada Ayah, memang tidak mudah nanti jalan yang kamu lalui. Setelah anak kamu lahir, jika kamu merasa tidak kuat kamu boleh mundur. Ada Ayah dan Bunda yang selalu mendukung mu di sini." ujar Dewa.
"Putri akan bahagia, Yah." sahut Putri sembari memeluk Ayahnya.
Keesokan harinya
Sah
Sah
Setelah di nyatakan sah oleh beberapa saksi dan langsung di lanjutkan dengan do'a, kini King dan Putri resmi menjadi sepasang suami istri.
Acara akad sore itu nampak sangat sakral dan sederhana, tidak ada pesta resepsi mewah seperti pernikahan King dan Gladys waktu itu. Hanya kerabat dekat dan para sahabat mereka yang hadir.
"Put, itu kamar mu dan di sebelahnya adalah kamar ku dan Gladys. Kalau kamu butuh apa-apa kamu bisa mencariku atau Gladys." ucap King ketika mengantar Putri ke kamarnya.
"Terima kasih." sahut Putri yang terlihat cantik dengan kebaya putihnya.
"Sayang ayo dong, aku sudah ngantuk nih." rengek Gladys yang sedari tadi bergelayut manja di lengan suaminya.
"Aku tinggal dulu ya, Put." ucap King pada sahabat yang sekarang sudah menjadi istrinya itu.
Putri yang melihat kepergian King bersama Gladys menuju kamarnya mereka sendiri hanya bisa menghela napasnya. Kemudian ia langsung memasuki kamarnya, ia nampak takjub dengan dekorasi kamar tersebut. Kamar bercat putih dan merah muda itu terlihat sangat indah dan mewah.
tokk
tokk
Terdengar ketukan pintu dari luar, Putri yang masih belum puas memandangi kamarnya segera melangkah kan kakinya dan membuka pintu tersebut.
"Mama, Papa ?" Putri terkejut ketika melihat Dannis dan Aline sudah berdiri di depan pintu.
"Kamu suka kamarnya, sayang ?" tanya Dannis.
"Suka Pa." sahut putri seraya mempersilakan mereka masuk.
"Kalian kenapa repot sekali mendekorasi ulang kamar ini ?"
"Hanya ini yang bisa kami berikan sayang, kami ingin kamu nyaman di sini." ucap Aline.
"Terima kasih."
"Ya sudah kamu istirahat ya." lalu Dannis dan Aline pamit keluar.
Setelah membersihkan dirinya Putri segera beristirahat, ini adalah malam pertama pernikahannya. Dalam angannya selama ini dia bisa menghabiskan malam pertamanya bersama suaminya tercinta tapi justru Tuhan berkehendak lain.
Disaat ia mulai tertidur, nampak pintu di buka dari luar. "Put, kamu sudah minum susu ?" nampak King sedikit mengguncang lengan Putri.
"King, apa yang kamu lakukan di sini ?" Putri kaget, ia segera duduk bersandar di headboard ranjang dan mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Aku membuatkan mu susu, minumlah dulu baru tidur." sahut King sembari menyodorkan segelas susu, ia nampak duduk di tepi ranjang.
"Terima kasih." sahut Putri, ia langsung meminum habis susu tersebut.
"Kenapa kamu bisa masuk ?" tanya Putri, seingatnya dia tadi sudah mengunci pintunya.
"Pintunya tidak terkunci, tapi lebih baik jangan di kunci jadi kalau ada apa-apa aku bisa langsung cek." ujar King.
"Baiklah kamu kembali lah ke kamar mu, nanti gladys mencari mu." pinta Putri, dia malas harus berantem dengan wanita itu yang nampak selalu posesif pada suaminya.
"Dia sudah tidur." sahut King.
"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu, sejak kejadian waktu itu kita berdua belum pernah bicara." ucapnya lagi.
"Mau bicara apa, bukannya di Cafe waktu itu kita sudah bicara ?" tanya Putri tidak mengerti.
"Aku minta maaf dan mengenai surat perjanjian itu....."
"Tenang saja, setelah anak ini lahir kita akan segera bercerai." potong Putri yang entah kenapa merasa sedikit sesak.
"Terima kasih Put, kamu tahu kan aku sangat mencintai Gladys dan jujur aku juga tidak bisa berbagi cinta...."
"Aku tahu, aku juga tidak mencintai mu." ucap Putri.
"Tapi aku tetap menyayangimu sebagai sahabatku, jadi sekarang tidurlah ini sudah malam nggak baik ibu hamil begadang." ucap King seraya bangkit dari duduknya, setelah itu ia melangkah kan kakinya keluar.
"Kita bukan sahabat lagi King, sejak malam itu." batin Putri, kemudian ia mulai memejamkan matanya.
Keesokan harinya
Hueeekkk
Putri yang mengalami mual, langsung berlari ke kamar mandi. Ketika sedang muntah di wastafel, ia merasa ada sentuhan di tengkuknya dan memijatnya dengan pelan.
"King ?" ujar Putri ketika melihat suaminya itu sudah berdiri di belakangnya.
"Apa setiap hari seperti ini ?" tanya King.
"Iya, kata dokter ini morning sick. Biasa terjadi pada Ibu hamil di trisemester pertama." sahut Putri, kemudian ia mencuci mukanya.
"Kamu ngapain ada di sini ?"
"Aku tadi mau turun tapi mendengar mu muntah-muntah jadi aku ke sini."
"Aku sudah tidak apa-apa." sahut Putri yang kini sudah berada di kamarnya.
"Kamu sudah mau berangkat ?" ucapnya lagi ketika melihat suaminya itu sudah rapi dengan pakaian kerjanya.
"Aku ada meeting pagi ini." sahut King.
"Kenapa dasimu tidak kamu pakai ?" Putri melihat King hanya menyampirkan dasinya di bahu.
"Aku akan minta bantuan Mama untuk memakainya."
"Memang Gladys kemana ?" tanya Putri.
"Dia masih tidur."
"Sini biar aku bantu, masa kamu pakai dasi begini saja nggak bisa sendiri." gerutu Putri sembari memasangkan dasi suaminya.
Melihat Putri yang menggerutu, nampak lucu di mata King. "Aku bisa tapi kadang suka miring." sanggah King seraya menatap Putri.
Baru kali ini King menatap sahabatnya itu dari jarak sedekat ini, ia baru menyadari wanita yang sudah menjadi istrinya itu terlihat sangat cantik. Hidung mancungnya, mata bulatnya dan bibir ranumnya yang terlihat merah alami membuat ia sedikit mengagumi wanita di depannya itu.
"Aishh, aku mikir apa sih." King nampak menggoyang kepalanya dengan pelan.
"Kamu kenapa ?" tanya Putri setelah selesai memasangkan dasinya.
"Enggak apa-apa." elak King.
"Ya sudah ayo turun, aku akan menyiapkan sarapan." ajak Putri seraya melangkahkan kakinya keluar.
"Pagi Ma, Pa." sapa Putri yang melihat Dannis dan Aline sudah duduk di meja makan.
"Pagi sayang." sahut Aline.
"Gladys mana, Nak ?" tanyanya lagi pada King.
"Masih tidur, Ma." sahut King.
"Kirain Mama sudah bangun." ucap Aline yang melihat anak lelakinya sudah memakai dasinya dan kini ia tahu siapa yang sudah memakai kan putranya itu dasi.
"Ya sudah ayo sarapan." ucap Aline sembari mengambil roti dan selai.
"Biar Putri saja Ma." ucap Putri yang dengan cekatan mengoles roti dengan selai kesukaan kedua mertuanya itu.
"Kamu selalu tahu kesukaan Papa." ujar Dannis ketika melihat Putri menaruh dua potong roti dengan selai kacang di piringnya.
"Sudah hafal di luar kepala Pa, kamu mau selai apa King ?" tanya Putri pada laki-laki yang sedang duduk di hadapannya itu.
"Seperti biasa." sahut King yang nampak sibuk dengan ponselnya.
"Nak, kalian kan sudah menikah. Bisa tidak memanggil suami mu dengan sebutan 'Mas' atau 'kakak' ?" pinta Aline.
Putri yang sedang mengoles roti dengan selai nanas nampak tersentak ketika mendengar ucapan Ibu mertuanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
eka maya
di dunia nyata ada nggk ortu kyak gini
2022-09-04
1
Sweet Girl
ndak pakai kaget Putri...
2022-08-06
0
Sweet Girl
ini baru iatri yg bener....
2022-08-06
0