"Apa kamu tidak bisa diam, aku tidak bisa mengontrol diri ku jika kamu selalu bergerak. Kau membangunkan sesuatu dibalik sana. Aku bisa memakan mu saat ini juga. Biarkan seperti ini sebentar saja. Ini sangat nyaman" ucap Daniel dengan suara serak dan merenggangkan pelukannya.
Stella mengerti maksud Daniel.
Stella mengikuti perkataan Daniel. Kini Dia hanya diam saja dan membiarkan Daniel memeluknya. Stella menatap wajah Daniel dan kagum dengan ketampanan ciptaan Tuhan tersebut.
" Wajahnya sangat polos sekali saat tertidur, sangat berbeda sekali jika sudah bangun" batin Stella menatap wajah Daniel. Mata Stella tertuju pada bibir Daniel. Seketika Dia mengingat saat Daniel menciumnya. Pipi Stella memerah karena tersipu malu.
"Kruk,kruk" perut Daniel berbunyi, namun diabaikannya.
"Apa kamu lapar? Aku akan memasak sesuatu" kata Stella.
"Biarkan saja, nanti juga akan berhenti".
"Tidak, aku akan memasak, lagi pula aku juga lapar" ucap Stella mencari alasan agar segera lepas dari pelukan Daniel.
"Hmmm, pergilah". Sebenarnya Daniel masih ingin tidur sambil memeluk Stella. Tapi Dia tidak mau Stella kelaparan, hingga Dia membiarkan Stella pergi.
Saat ini Stella sedang menikmati sarapannya bersama Daniel. Keduanya tampak kelaparan. Terlihat dari cara mereka makan dan hampir tidak ada pembicaraan selama sarapan.
Setelah selesai sarapan, Stella membawa piring-piring kotor ke wastafel untuk membersihkannya.
"Biar aku bantu" ujar Daniel.
"Tidak, biarkan saja. Aku bisa melakukannya"
"Tapi aku ingin membantu mu, sebagai ucapan terima kasih karena sudah menyiapkan sarapan untuk ku" ucap Daniel mengambil piring yang sudah dibersihkan Stella dan menyusunnya di rak piring.
"Drrrt..drrrtt" ponsel Stella berbunyi.
"Halo Bunda"
"Nak apa kamu sibuk hari ini, ibu ingin menyampaikan sesuatu menyangkut panti" ucap ibu panti Stella dari seberang sana.
"Ada apa bun?" Tanya Stella khawatir.
"Pemilik tanah Panti yang kita tempati ingin menjual tanahnya. Katanya mereka butuh dana saat ini. Bunda tidak tahu apa yang harus bunda lakukan. Bagaimana nasib anak-anak kedepannya. Ibu sangat kasihan kepada mereka. Saat ini bunda hanya punya dana sedikit, Bunda tidak mampu untuk membayarnya. Tolong bantu bunda untuk membujuk pemilik tanah itu supaya tanahnya tidak jadi di jual" ucap ibu panti.
"Bun, berapa harga tanah yang di tawarkan oleh pemiliknya" tanya Stella.
"Semuanya 2M nak" jawab ibu panti.
Stella tersentak mendengarkan penuturan dari ibu panti nya. "darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu, gaji ku yang selama ini aku tabung saja masih sedikit" batin Stella.
"Bunda tunggu Stella di sana ya, Stella akan segera kesana. Jangan biarkan pemilik tanah itu pergi dulu. Stella akan berusaha semaksimal mungkin agar panti itu bisa tetap kita tempati"
"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Daniel.
"Hanya masalah kecil saja. Maaf aku harus pergi, sebaiknya kamu pulang saja" ucap Stella lalu pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.
|||||||||||||||||||||||||
"Kenapa kamu masih disini". Stella terkejut saat Daniel masih ada di rumahnya. Dia mengira Daniel sudah pulang.
"Aku akan mengantar mu" ucap Daniel.
"Aku bisa sendiri kok, sebaiknya kamu pulang saja" ujar Stella menolak Daniel.
Daniel lalu menarik tangan Stella dan membawanya keluar kemudian mengunci rumah Stella. Daniel membawa Stella ke mobilnya.
"Aku akan mengantar mu, jangan menolak perkataan ku" ucap Daniel lalu menghidupkan mesin mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Umi suyanto
mahal banget tanah nya
2021-10-09
0
Tri Sulistyowati
stela.jangaj.egois.lah
2021-08-22
0
Ibroatul Hasanah
Danil yg beli panti
2021-08-10
0