Bab 9. Jadi Sekretaris

Ada rumor yang menyebar di divisi pemasaran bahwasanya Simon seorang Gay. Entah darimana rumor itu datang. Simon tidak menganggap serius dengan rumor yang beredar, toh dia juga memang tidak berniat menikah.

Dia trauma dengan masa lalu keluarganya. Simon tidak peduli dengan para wanita yang terang-terangan mengatakan cinta kepadanya. Dia tidak mau tau apakah mereka sakit hati atas penolakan Simon. Mungkin hal itu juga penyebab rumor itu ada.

"Tok..tok..tok". Stella mengetuk pintu ruangan Daniel.

"Masuk" ucap Daniel dengan suara yang tegas.

"Maaf Pak, apa bapak memanggil saya?" Tanya Stella.

"Ya, sekarang tempat kerjamu ada disini. Mejamu disana".

Ucap Daniel sambil menunjukkan meja kerja Stella di depan ruangan Daniel.

"Kamu sekarang jadi sekretaris saya. Pergilah angkat barang-barang mu kesini".

"Ta..pi.. Pak saya kenapa bisa jadi sekretaris bapak, s...saya.. tidak bisa Pak". Balas Stella dengan raut wajah yang bingung.

"Pokoknya kamu harus jadi sekretaris saya, apa kamu lupa dengan apa yang kamu katakan semalam?". Tanya Daniel. "Bukankah kamu akan mengikuti kemauan ku asalkan tidak dipecat. Jadi sekarang saya minta kamu jadi sekretaris saya".

"Baik Pak". Jawab Stella. Dia mengikuti kemauan Daniel, lalu beranjak mengambil barang-barangnya.

"Sudah lah, aku ikuti saja permintaan Pak Daniel, daripada saya dipecat".

Stella kemudian mengumpulkan barang-barangnya ke kardus. Rekan kerja Stella heran melihat apa yang dilakukan oleh Stella.

Rekan kerjanya ada yang berasumsi bahwa Stella dipecat karena membuat bos mereka marah. Mereka pun takut berbuat kesalahan. Cathy langsung menghampiri Stella dan bertanya kepada Stella.

"Kenapa kamu mengumpulkan barang-barang mu Stel, apa kamu sudah dipecat?" tanya Cathy khawatir. Dia takut jika Stella dipecat. Cathy tidak memiliki teman dekat lagi setelah ini. Cathy sudah nyaman berteman dengan Stella meskipun dia dan Stella berteman 2 bulan yang lalu, saat Stella karyawan baru.

Cathy Sanders adalah salah satu karyawan di divisi Pemasaran. Saat ini usianya 22 tahun sama dengan usia Stella. Cathy sudah hampir 2 tahun bekerja. Hal itu karena Cathy dulu pernah sekolah akselerasi. Cathy berteman dekat dengan Stella karena pada saat itu mereka berdua satu tim saat kelapangan. Mulai dari situ mereka jadi teman dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama baik di rumah Cathy atau pergi ke bioskop.

Cathy tinggal dengan kedua orangtuanya dan 1 orang saudara perempuannya yang saat ini masih SMP. Ayahnya seorang guru sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga saja. Cathy sebenarnya pintar, dulu dia pernah bercita-cita melanjutkan S2 nya ke luar negeri tetapi karena melihat kondisi ekonomi keluarga dan Cathy juga ingin membantu ayahnya meringankan beban ayahnya, hingga akhirnya dia memilih bekerja.

"Aku tidak dipecat Cath, nanti malam aku jelaskan, tapi kita pergi pakai mobil mu ya. Biar menghemat ongkos. Heheheh..". Jawab Stella lalu pergi keruangan kerja barunya.

Setelah selesai Stella menulis apa saja jadwal bos nya 1 minggu ini. Tanpa disadari waktu pun terus berjalan. Kini sudah waktunya istirahat. Stella kemudian membuka kotak makanan yang dibawanya. Stella biasanya membawa bekal dari rumah. Terkadang kalau tidak sempat memasak Stella akan makan di kantin. Stella sudah mengabari Cathy kalau hari ini dia tidak makan di kantin karena membawa bekalnya.