Aryo cukup terkejut dengan apa yang terjadi pada Tiara. Dengan segera ia menggendong Tiara membawanya keluar dari gedung itu.
Banyak tatapan heran memandang Aryo yang berlari terburu-buru membawa Tiara yang tak berdaya dalam gendongannya.
Ketika Aryo ingin keluar dari gedung itu beberapa body guard yang di percaya Nyonya Anggi untuk mengawasi Tiara menghadangnya.
"Apa kalian ingin mati, minggir!!!" Bentak Aryo.
"Maaf Tuan, tapi Nona Tiara di larang meninggalkan tempat ini tanpa seizin Nyonya Anggi." Ucap salah satu dari body guard itu.
"Apa kalian tidak lihat kondisinya?
Apa kalian benar-benar ingin mati sekarang" Aryo berteriak ke arah mereka.
"Maaf Tuan, tolong bawa Nona kembali ke atas. Kami akan menghubungi dokter langganan tempat ini" Ucap mereka kekeh.
"Bilang sama Nyonya kalian, Tuan Dimas akan menebus wanita ini berapapun harganya"
Aryo mulai hilang kesabarannya, seandainya saat ini ia sedang tidak menggendong Tiara.
Maka sudah dipastikan ia akan mematahkan tulang orang-orang di hadapannya ini.
Sementara tak jauh dari tempat itu ada sepasang mata yang memperhatikan perdebatan itu dengan senyum menyeringai.
Orang itu yang tak lain adalah Tuan Bagas. Orang terdekat Nyonya Anggi. ia segera bangun dari duduknya. Melangkahkan kakinya mendekati mereka. Ia memberi tanda dengan tangannya untuk membiarkan Aryo pergi membawa Tiara.
Aryo yang menyadari kehadiran orang itu menoleh padanya. Ia menganggukkan kepalanya sebagai pertanda rasa terimakasih dan segera berlari ke arah parkiran mobil.
Aryo melajukan mobilnya menuju salah satu Rumah Sakit milik keluarga Dimas. Ia juga menelpon dokter terbaik yang merupakan sahabatnya untuk memberitahukan kedatangannya.
Sesampainya di depan rumah sakit 2 orang perawat serta Leo sahabatnya yang juga seorang dokter segera menyambutnya.
Dengan segera Aryo meletakkan tubuh Tiara di atas Brankar dorong yang sudah disiapkan oleh kedua perawat itu.
Kedua perawat itu dengan segera mendorong Brankar menuju ke ruang perawatan di ikuti oleh Aryo dan Dokter Leo sahabatnya.
Setelah Dokter Leo selesai memeriksa Tiara, dengan segera ia menghampiri Aryo.
"Bagaimana Kondisinya" Aryo mendahului Leo yang baru saja ingin membuka mulutnya.
"Ayo ikut ke ruanganku akan aku jelaskan disana" tanpa menjawab pertanyaan Aryo, Dokter Leo meminta Aryo untuk mengikutinya.
Sesampainya di ruangan dengan segera dokter Leo mempersilahkan Aryo duduk.
"Minum dulu Bro" Leo menyodorkan sebotol air mineral ke depan Aryo.
"Begini, secara fisik pasien tidak ada masalah. Tapi secara psikologis dia tidak begitu baik.
Bisa kau ceritakan padaku apa sebenarnya yang terjadi sebelum dia pingsan. Biar kita bisa mengambil langkah perawatan yang tepat."
Aryo pun menceritakan apa yang terjadi pada Tiara sebelumnya. Leo pun mendengarkan secara seksama.
"Berdasarkan ceritamu tadi sepertinya pasien mengalami Amnesia Disosiatif."
"Maksudmu" tanya Aryo.
"Pasien mengalami hilang ingatan bukan di sebabkan disfungsi otak, tapi lebih di picu oleh faktor psikologis. Terutama trauma psikis dan itu bisa karena pelecehan seksual, korban kekerasan bahkan juga pada pasien cidera otak akibat kecelakaan ..." ujar dokter Leo.
"Tapi gadis itu mengingat semuanya dia hanya melupakan peristiwa kekerasan seksual yang terjadi padanya" Aryo memotong pembicaraan Leo
"Ya, gadis itu mengalami ketidakmampuan otak mengingat peristiwa atau pengalaman yang berhubungan dengan peristiwa traumatis. Otaknya akan membuang jauh-jauh informasi yang sulit ia terima. Amnesia ini sangat jarang di temukan tapi pada umumnya dia bersifat sementara dan ini bisa disembuhkan." jelas dokter Leo lagi.
"Lalu apa yang harus kita lakukan" tanya Aryo lagi.
"Psikoterapi, dukungan keluarga dan fokuskan dia terhadap hal-hal yang positif. Kami juga akan melakukan beberapa test medis yang di perlukan. kau tidak perlu khawatir gadis kecilmu itu akan baik-baik saja." Goda Leo pada Aryo.
"Kau jangan sembarangan bicara, gadis itu milik Tuan Dimas. Jika Tuan Dimas mendengar ucapanmu Ia pasti mencincangku" ucap Aryo tak terima.
"Baiklah terserah kau saja" Leo menertawakan reaksi Aryo.
"Oh ya satu hal lagi jika gadis itu tersadar ada kemungkinan dia akan melupakan lagi peristiwa tadi. Dan jangan lupa tanyakan padanya apakah dia pernah mengalami Trauma atau cidera kepala sebelumnya" ujar Leo lagi.
"Kenapa tidak kau saja yang bertanya langsung padanya kau kan dokter" ucap Aryo lagi.
"Dia baru saja mengalami trauma. Jadi Ia akan merasa lebih nyaman jika yang bertanya padanya orang terdekat ataupun keluarganya" jelas Leo lagi.
"Baiklah" Aryo berlalu pergi tanpa permisi meninggalkan Leo yang menggelengkan kepalanya.
********
Tampak seorang pria dengan wajah datarnya, merobek-robek foto kiriman dari seseorang.
Orang itu tak mengatakan apa-apa, saat orang di depannya melaporkan kondisi Tiara padanya. Juga bagaimana kedekatan orang kepercayaannya terhadap gadis incarannya.
Dimas hanya mendengarkan secara seksama setiap perkataan orang itu. Yah, pria itu adalah Dimas. Orang yang merobek-robek Foto kedekatan Tiara dan Aryo. Dan saat ini dengan posisi duduk yang cukup santai dia mendengarkan laporan pria di hadapannya.
"Cukup, sekarang keluarlah" Ucap Dimas kepada pria itu.
"Baik, Tuan" pria itu segera bangun menuju pintu dan berjalan keluar.
Sementara Dimas yang masih berada di ruangan itu. Terlihat mengambil Handphone nya yang berada di atas meja di depannya dan menghubungi seseorang.
Dimas : Satu jam dari sekarang siapkan pesawat jet untukku.
Eric : "Apakah kita akan kembali sekarang Tuan"
Dimas : "Tidak, kau akan tetap disini mengawasi sampai proses sidang selesai. Pastikan mereka dapat hukuman yang pantas.
Eric : "Tapi, Tuan...."
Dimas : "Apakah kau ingin membantah keputusanku."
Eric : "Tidak Tuan, akan segera saya persiapkan keberangkatan Anda.
Dimas mematikan sambungan teleponnya dan tersenyum smirk.
**********
Sementara itu di Rumah Sakit di sebuah ruangan yang cukup mewah. Terlihat seorang gadis terbaring di atas tempat tidur dengan jarum infus menempel di tangannya.
"Hai kelinci kecil, kapan kau akan bangun ini sudah dua hari. kenapa kamu belum bangun juga" Aryo duduk disebelah Tiara mengajak Tiara berbicara.
Di dalam ruangan itu Aryo tidak sendirian, tapi juga terdapat Dokter Leo yang baru saja selesai memeriksa Tiara.
"Jangan Khawatir, besok gadis ini akan sadar. Sebaiknya kau persiapkan dirimu menghadapi kejutan untukmu" Leo menepuk pundak Aryo. Sementara Aryo menatapnya heran.
Tak lama masuklah seorang perawat menghampiri Dokter Leo. Perawat itu membisikkan sesuatu di telinga Dokter Leo.
Dan dengan terburu-buru Dokter Leo segera meninggalkan ruangan itu.
"Bro, Saya duluan ya" ucap Leo sambil berlalu pergi di ikuti oleh perawat di belakangnya.
"Jam berapa beliau akan tiba" tanya Leo
"Sekarang sudah di jalan tuan, tadi asistennya menghubungi Kepala rumah sakit memberitahu perihal akan kedatangannya" ujar perawat itu.
"Sekarang Dimana keberadan Bapak Kepala" tanya Leo lagi.
"Pada saat saya memanggil Anda, Bapak Kepala sedang menuju ke bawah bersama beberapa staf lainnya" ucap perawat itu.
Sesampainya di depan pintu utama Leo melihat Bapak Kepala beserta beberapa staf dan juga beberapa Dokter sedang berkerumun di luar Pintu Utama.
Tak lama berhentilah sebuah mobil mewah dengan edisi terbatas berhenti di depan pintu utama. Seketika orang-orang yang tadinya berkerumun membentuk barisan menyambut kedatangan seseorang yang berada di dalam mobil itu.
Tampaklah seorang pria tampan keluar dari mobil itu dan dengan segera Bapak Kepala menghampiri orang itu menjabat tangannya.
"Selamat datang Tuan Muda" Ucap Bapak Kepala di sambut anggukan dari orang itu.
"Saya tidak dalam kunjungan resmi, jadi Anda dan yang lainnya bisa segera kembali pada pekerjaan kalian. Saya akan ditemani Dokter Leo" ucap Pria itu.
"Baik Tuan" Bapak Kepala segera membubarkan mereka dan berlalu kembali pada rutinitasnya diikuti oleh yang lainnya.
"Eric Sialan" gumam pria itu dalam hati dan menatap kepergian Bapak Kepala beserta beberapa staf lainnya.
Dokter Leo pun tersenyum menatap Pria itu dan menghampirinya.
"Apa kabar Tuan Muda?" Leo menjabat tangan pria itu.
"Nggak usah sok formal" ucap pria itu menatap Leo datar.
"Angin apa yang membawamu kemari?" Tanya Leo tersenyum.
"Bawa aku ke ruangan gadis itu" ucapnya mengabaikan pertanyaan Leo.
TBC.
Jangan lupa like ya, terimakasih 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Devi Handayani
ini dia jagoan kita sudah datang heheheh😁😁😁😁😁
2022-10-30
0
Siena
Intip cerita dan like sampai episode ini.. tinggal nunggu di dubbing langsung sama authornya
2021-06-19
1
Sari N
nah kan ketauan... 🤦
2021-04-15
2