"Itu hadiah untukmu" ucap Aryo datar.
"Ha-hadiah" Tiara mengernyitkan keningnya heran menatap Aryo yang melangkahkan kakinya ke tempat tidur dan tanpa melepaskan sepatunya pria itu langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya.
Dengan rasa penasaran Tiara segera membuka map itu yang ternyata isinya beberapa lembar kertas. Dan dengan segera ia membaca isi kertas itu.
"Ini sih bukan hadiah tapi teka-teki konyol. Hadiah macam apa ini?" Tiara mengeraskan suaranya menatap ke arah Aryo tajam meminta penjelasan.
"Tak perlu meninggikan suaramu jawab saja pertanyaan yang ada disitu karena itu tugasmu hari ini, atau kau lebih menginginkan melayaniku ditempat tidur" ucap Aryo datar tanpa membuka matanya.
"Tidak-tidak Tuan aku kerjakan ini saja pertanyaannya sangat bagus, otakku menjadi segar seketika" Tiara tersenyum kecut sambil menatap map yang ada di depannya.
Aryo membalikkan tubuhnya memunggungi Tiara yang masih sibuk berusaha menjawab pertanyaan yang terdapat pada dua lembar kertas di dalam map.
Tiara selalu menggerutu tidak jelas setiap membaca pertanyaan yang ada disana.
Aryo yang sebenarnya belum tertidur mendengarkan gerutuan Tiara.
"Apa sebenarnya isi kertas itu? sampai-sampai dari tadi dia menggerutu terus," batin Aryo.
Sebenarnya Aryo sama sekali tidak mengetahui isi dari map itu. Map itu baru saja diberikan oleh asistennya untuk diberikan kepada Tiara atas perintah Eric ketika ia akan meninggalkan kantornya.
flashback on
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi tapi Aryo masih enggan beranjak dari tempat tidurnya, padahal satu jam lagi ia ada meeting di kantor.
Sebenarnya Aryo sudah bangun sedari tadi tapi mengingat amanat yang diberikan Dimas padanya untuk menjaga Tiara membuatnya enggan untuk melakukan apapun.
"Aaahhh..., kenapa bos memberiku tugas menjaga gadis itu. Alasan apalagi yang harus aku buat untuk menghadapinya. Lebih baik menugaskanku menghajar 100 orang penjahat daripada harus menghadapi 1 wanita." Aryo mengacak-acak rambutnya kesal.
Selama ini Aryo selalu menghindar dari para wanita, ia tidak pernah berinteraksi lama dengan wanita. Karena menurutnya wanita adalah makhluk yang paling merepotkan dan berbahaya. Jadi sebisa mungkin harus dihindari.
Aryo terus mengacak-acak rambutnya kesal, hingga terlintas nama Eric di otaknya dan segera menghubungi pria itu.
"Hallo" terdengar suara berat seperti orang bangun tidur dari sebrang sana.
"Ric" Aryo mengeraskan ucapannya karena dia tahu orang yang dihubungi masih setengah mengantuk.
"Apa? Kau mengganggu tidurku saja, aku baru saja tertidur satu jam kau sudah membangunkanku."
"memangnya apa yang kau lakukan sampai baru tidur, bukankah waktu di Jepang hanya 2 jam lebih awal."
"Bos Dimas dia menyiksaku setiap hari, tampangnya seperti singa yang ingin menerkamku. Terpaksa aku harus begadang tiap hari berusaha mencari bukti-bukti, agar masalah ini cepat selesai. Seharusnya kau yang berada disini dan aku yang bersama kelinci kecil itu," ucap Eric.
"Kalau boleh memilih, aku juga lebih suka ikut bos Dimas ke Jepang dan menghancurkan para penghianat itu dengan tanganku. Daripada menghadapi seorang gadis. Cih..., sungguh merepotkan." Aryo berdecak kesal tak mengerti dengan jalan pikiran bosnya.
"Sudahlah, sekarang bantu aku bagaimana menghadapi gadis itu tanpa harus berinteraksi lama dengannya" pinta Aryo.
"Tidak bisa aku repot" ucap Eric singkat
"Aku akan membantumu menyelidiki kasus yang kamu hadapi asalkan kau membantuku menghadapi gadis itu."
"Benarkah" Eric langsung bangun bersemangat.
"Hemm" Ucap Aryo datar.
"Baiklah aku akan menghubungi asistenmu nanti dan memberitahukannya apa yang harus kau lakukan. Sekarang aku ingin lanjut tidur dulu" Eric mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban dari Aryo.
"Cih, dasar harus disogok dulu baru otaknya jalan" Aryo berdecak kesal karena kelakuan Eric.
Flashback off.
Aryo yang sedari tadi mendengarkan gumaman Tiara yang mengomel tak jelas akhirnya bangun dari tidurnya dalam posisi duduk.
"Bisakah kau tutup mulutmu itu saya ingin tidur, kepalaku mau pecah mendengarkan ocehanmu daritadi." Aryo melempar bantalnya dan mendarat tepat di kepala Tiara.
"Tuan, kenapa anda menggangguku tidakkah Tuan tau teka-teki konyol ini juga membuat kepalaku mau pecah" tanpa sadar Tiara berteriak keras pada Aryo.
"Apa katamu tadi!! konyol, Haruskah saya mengganti tugasmu dengan yang lebih hot. Bagaimana menurutmu?" Aryo melotot kearah Tiara kesal.
Tiara tersadar akan ucapannya dengan segera ia memukul mulutnya.
"Ti-tidak Tuan teka-teki ini sangat bagus dan menyegarkan pikiranku. Saya akan menyelesaikan segera"
"Baguslah. Saya ingin tidur dulu dan jangan coba-coba mengganggu tidurku dengan suara cemprengmu itu" Aryo kembali merebahkan tubuhnya dan kembalii memunggungi Tiara.
"Bos mah bebas" Tiara kembali menutup mulutnya dengan kedua tangannya sebelum mendapatkan Omelan lagi dari Aryo.
Dengan segera ia kembali fokus pada tugasnya.
Setelah berkutat selama satu jam memikirkan jawaban yang kira-kira masuk akal untuk semua pertanyaan konyol yang ada di lembar kertas itu. Akhirnya Tiara bisa tersenyum lega karena sudah berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tiara menatap Aryo yang posisi tidurnya tidak lagi membelakanginya. Posisi tidur Aryo kali ini menghadap kearah Tiara.
"Kalau dilihat-lihat wajah Tuan dingin ini tampan juga. Postur tubuh atletis dengan warna kulit sawo matang. hidung mancung, bibir sexy. Aaahhh..., dia terlihat benar-benar tampan. Astaga Tiara apa yang kau pikirkan" gumam Tiara lalu memukul mulutnya pelan.
Karena bosan menunggu Aryo yang tak kunjung bangun akhirnya Tiara menidurkan dirinya di sofa yang ia duduki.
Setelah sekian lama tertidur akhirnya Aryo mengerjapkan matanya yang masih terasa berat.
Setelah berhasil membuka matanya ia langsung melihat pemandangan di depannya.
Pemandangan seorang gadis yang tertidur tanpa selimut, dengan posisi terlentang dan mulut terbuka serta rok yang digunakan tersingkap ke atas hingga menampakkan paha putihnya.
"Astaga gadis ini tidurnya benar-benar sembarangan" wajah Aryo memerah melihat pemandangan di depannya.
Dengan segera Aryo mengambil selimut yang ada di atas kasur untuk menutupi setengah tubuh Tiara. Baru saja Aryo ingin beranjak pergi, tapi Tiara menendang selimutnya hingga jatuh ke bawah. Dan terlihat kembali pemandangan yang membuat Aryo merasa malu untuk memandangnya.
Aryo kembali mengenakan selimut itu ke Tiara, dan kali ini agar selimut tidak terjatuh Aryo menyelipkan Selimut itu ke tubuh Tiara. Aryo menggerakkan tubuh Tiara miring ke kanan dan ke kiri agar bisa menyelipkan Selimut itu agar tak terjatuh. tapi ulah Aryo ini secara tidak sengaja mengganggu tidur Tiara.
Pada saat Aryo ingin menyelipkan Selimut diantara lengan Tiara, tiba-tiba Tiara terbangun. Dan secara tak sengaja mata mereka saling bertatap dengan posisi yang cukup dekat.
Aryo yang menyadari posisinya segera menjauh dari Tiara. Dan untuk menghilangkan kegugupannya ia mengambil map yang ada di depannya dan berpura-pura membacanya.
Tiara yang tersadar cukup terkejut ia lalu segera bangun dari tidurnya dengan posisi duduk. Tiara mengernyitkan keningnya menatap Aryo yang sedang menyibukkan dirinya berpura-pura membaca isi map tugas Tiara tadi.
"Tu-tuan map anda terbalik" ucap Tiara ragu menyadarkan kegugupan Aryo.
TBC
Dimas ayo cepat pulang keburu Tiara kecantol Aryo, entar nyesel lho.
Mohon maaf untuk typo yang bertebaran.
Terimakasih juga ya buat kalian yang udah mampir dan jangan lupa like, vote dan komentarnya. Terimakasih 🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Aqiyu
jadi inget Marchel apa dia kakak Tiara
2021-11-13
0
Epifania R
aryo😀😀
2021-10-19
0
Noer Bunda'a Vivie
lucu si aryo 😀
2021-10-09
1